4

42 4 1
                                    

Pasti tak sedikit murid yang beranggapan bahwa Senin pagi adalah hari yang menyebalkan, karena adanya upacara para murid harus berpakaian rapih tak boleh lupa memakai dasi, topi, sabuk dan lencana sekolah.

Begitu juga dengan Refania, Ia sangat membenci upacara. Karena menurutnya upacara itu membosankan, karena ia harus diam berdiri tegak selama hampir satu jam ditengah kerumunan banyak siswa dan paparan sinar matahari yang terasa menyengat di kulitnya.

"Vir, pindah belakang kuyy, panas nih gakuatt dd." Ucap Refania dengan wajah memelasnya.

"Halah baru segini doang lo udah kepanasan, gimana kalo lo kaya gue dulu jadi anak paskibra." Iya, karena Elvira semasa SMP adalah anggota Paskibra.

"Haduh, bacot lo. Udah ayo pindah aja." Ucap Refania keukeuh sembari menarik lengan Elvira agar mengikutinya untuk pindah kebelakang.

"Lagian ini si Pak Arif ngomongin apaan sih, amanat upacara ko panjang kali lebar banget puyeng gue dengernya. Mana suaranya kaya yang lagi kumur - kumur lagi." Omel Refania yang hanya ditanggapi kekehan oleh Elvira.

***

Bukan langsung menuju kedalam kelas, Refania dan Elvira lebih memilih pergi ke Kantin terlebih dahulu karena Refania merasa kehausan dan ia lupa membekal minum dari rumah.

Saat mereka berdua ingin meninggalkan kantin, dijalan menuju koridor mereka bertemu dengan Naufal, Arya dan Surya.

"Eh, ada Refania. Haii Refaniaa!!" Ucap Naufal girang.

"Ka Naufal." Ucap Refania malu - malu.

"Emm, duluan ya kaa" tambah Refania.

"Senyum dulu dong, kalo ngga kamu ga boleh duluan ke kelas.." Ucap Naufal, Refania pun menunjukkan senyumannya pada Naufal.

"Yaudah, kamu boleh ke kelas dadahhh!" Ucap Naufal senang.

Refania hanya terkekeh dan mengajak Elvira pergi.

***

"Tuhkan Vir, kayanya beneran deh gue yang bakalan di tembak sama ka Naufallll." Ucap Refania sembari menunjukkan wajah bahagianya.

"Ah masa iya sih? Gamungkin deh perasaan, lo pernah chat kaga sebelumnya sama ka Naufal?" Tanya Elvira.

"Belum pernah sih."

"Tuhkan jadi mana mungkin dia nembak lo, dia aja kan tau lo pas dia udah punya rencana buat nembak orang."

"Gamau tau kalo misalnya gue yang beneran dia tembak lo harus traktir gue chatime. Lo merusak mood gue tau gasih." Ucap Refania kesal.

"Ok, kalo bukan lo yang traktir gue." Jawab Elvira sembari terkekeh.

"Siapa takut."

***

"Lo lagi chat sama siapa sih? Daritadi mainin hp mulu perasaan." Tanya Refania kesal karena sedari tadi Elvira terus saja memainkan ponselnya.

"Ka Dio." Jawab Elvira enteng.

"WHAT?! Lu deket sama ka Dio? Jangan Vir!!" Ucap Refania membentak.

"Lah, lu kenapa sih? Sans aja kali, lo suka sama ka Dio?"

"Ih amit amit gue suka sama yang gituan. Dia itu suka mainin cewe Virrr banyak korbannya kalii, dia bakalan baperin lo terus dia bakal bilang kalo itu cuman caranya dia buat dapet temen ceweee. Jadi jangan coba - coba lu deket sama dia!" Jelas Refania.

"iyayayaya, liat nanti ajaa." jawab Elvira.

"Hey kalian berdua!" Ucap Iqbal.

"Paan? Ganggu aja lo!" Ambek Elvira.

TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang