3

74 5 5
                                    

Sepulang sekolah Refania akhirnya terpaksa menerima ajakan Elvira untuk mengikuti rapat osis.

"Vir gue balik yaaa,  males nih gue mesti dengerin tu orang ngomong jelek banget pula look like makhluk astral hihh gaada cogan apa ya?" Dengus Refania kesal sambil menutup kedua telinganya.

"Ngga Re.  Ini belum kelar lo mesti ikut sampe rapatnya selesai."

Refania hanya terdiam kesal mendengar ucapan Elvira yang melarang dirinya untuk pulang. Sedari tadi dirinya hanya gabut mendengar omongan orang yang menurutnya astral itu.

"Yaudah berarti untuk penjelasan selanjutnya di lanjut sama Naufal di kelas XI - IPS 3." Ucap Arya yang sudah selesai menjelaskan.

"Ngomong apaan sih tuh makhluk astral vir? Gue ga denger tadi dia ngomong apa, suaranya kaya dongeng tau ga sih. Bikin gue tambah ngantuk aja." Ucap Refania yang terus mengomel.

"Heh! Ka Arya mayan cogan woy! Lu sebut makhluk astral." Ucap Elvira sebal.

"WHAT?! cogan kata lu? Ga banget." sebut Refania ogah.

"Tapi sayang dia udah pacar." ucap Elvira sembari menunjukkan wajah kecewanya.

"Dan pacarnya itu mirip lo lagi." tambah Refania.

"GA MIRIP SAMA GUE RE!" bantah Elvira.

"Hilih, kalo kata pepatah nih ya muka lo sama Ka Arin tuh bak pinang dibelah dua tau ga sih?" ucap Refania.

"Tut, udah ah bt gue lama - lama sama topik ini." seru Elvira kesal.

"Heh itu kalian yang berdua disana. Ayo masuk ke ruangan ini, kumpul osisnya udah mau dimulai." Ucap Naufal yang tiba - tiba sudah ada di hadapan Elvira dan Refania.

"Oh iya ka." ucap Elvira dan Refania serentak, setelah itu mereka berdua langsung menuruti suruhan Naufal untuk memasuki ruangan XI - IPS 3.

***

Manusia pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan Elvira. Salah satu kekurangannya adalah ia tidak suka bebauan dari minyak kayu putih dan kawan - kawannya.

Ruangan XI IPS 3 itu adalah ruangan yang tidak terlalu luas mungkin karena murid kelas itu yang jumlahnya tidak banyak, ruangan ini juga agak sumpek ditambah jumlah anggota osis yang terbilang banyak, udara di ruangan itu menjadi semakin sumpek. Ditambah ada seseorang yang entah siapa itu dengan beraninya menggunakan minyak kayu putih yang haram hukumnya bagi Elvira, ditambah mereka duduk di posisi yang tidak menguntungkan yaitu di pojok paling belakang

"Anjir Re, gakuat gue lama - lama ada disini. Pengap banget sesek gue." Ucap Elvira dengan wajahnya yang memerah.

"Lah lo lagian bengek juga sosoan mau masuk osis sih." Ucap Refania songong tanpa melihat wajah Elvira yang makin memerah menahan sesak.

"Lu malah ngeledek gue! Dasar orang biadab lo!" Ucap Elvira sambil memukul kepala Refania sedikit keras.

"Eh dasar ga sop- Eh loh ko muka lo merah banget sih?

INTRUPSI KA, ini temen saya butuh oksigen." Ucap Refania ke arah kaka kelas yang memimpin rapat.

"Itu mukanya udah merah banget ka, mungkin dia asma." Tambah Refania.

"Oh iya ya, ayo keluar dulu." Ucap Dio. 

"Tengkyu Ref." Ucap Elvira pada Refania, setelah itu Elvira pun keluar dari ruangan itu, ditemani oleh Dio.

***

"Kamu kenapa? Maaf ya ruangan yang kita pake itu emang agak sumpek. Kita pake ruangan itu karena cuman ruangan itu yang diizinin sama penjaga sekolah." Ucap Dio.

TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang