Pikiran iqbaal kacau, mengingat kejadian ia bertemu [Namakamu] tanpa disengaja dan menimbulkan salah paham.
Ditambah lagi kelakuan bela yang semakin hari membuat nya semakin kesal.
"Gue harus kerumah [Namakamu] dan nemuin alwan sekarang" lirih iqbaal meremas stir kemudi nya.
***
Bel rumah berbunyi, alwan dengan tergesa-gesa berlari kearah pintu utama.
"Iya sebentar, siapa sih malem-malem dateng gatau lagi ribet ngurus bocah kali ya" gerutu alwan
Saat pintu terbuka, sosok didepan pintu tengah berdiri dengan wajah lesu nya rambutnya pun acak-acakan
"Assalamualaikum" ujar iqbaal
Alwan kaget bukan main, melihat sosok dihadapannya untung saja adik nya belum pulang dari rumah shalsha.
"Waalaikumsalam, masuk baal" perintah alwan mendahului iqbaal yang masih berdiri didepan rumahnya.
Alwan duduk disofa ruang tengah, dihadapannya ada iqbaap tengah menunduk frustasi.
"Lo gak gila kan baal?" Alwan membuka suara,
"Nggak" jawab iqbaal singkat
"Lo galupa kan sama rencana kita bertiga?" Sambung alwan lagi
"Jelas enggak wan, gue kesini mau bilang sesuatu" ucap iqbaal persetan dengan rasa takut dan degup jantung yang terada nyeri sekarang
"Apa?" Tanya alwan menatap iqbaal intens, iqbaal mengangkat alwan menatap pria dihadapannya serius
"Gue ketemu [Namakamu]" jawab iqbaal kembali menundukan kepalanya
Jantung alwan seperti turun dari tempat sepatutnya, bagaimana bisa iqbaal bertemu adik perempuannya.
"Dimana?"
"Apartement gue lupa intinya gue ketemu dia di apartement" jelas iqbaal menghembuskan nafas berat
"Terus rencana kita gimana baal? Lo yakin mau batalin semua rencana lo?"
"Yakin 100% yakin, masalahnya" kalimat iqbaal menggantung
"Apa?"
"[Namakamu] lihat gue lagi sama bela, gue udh berusaha ngejelasin tapi adik lo malah pergi, dan ditambah bela menggelayut di gue" jelas iqbaal
"Monyet! Cewe ganjen kesel gue lama2" ujar alwan frustasi
"Wan, temuin gue sama [Namakamu] sekarang. Biar dia ga salah paham dan ambil kesimpulan sendiri" pinta iqbaal
Alwan terdiam,
"Adek gue masih di apartement yang tadi lebih tepatnya ada ditempat tinggal nya Aldi" jelas alwan
Iqbaal menghela nafas gusar,
"Lo mau minum apa? Biar gue buatin" tawar alwan
"Terserah"
Alwan pergi menuju dapur menyiapkan minuman untuk calon adik iparnya ini.
***
Sudah lebih dari 2 jam iqbaal berada diruang tengah rumah [Namakamu], mengobrol dengan alwan.Tapi gadis yang ditunggu belum juga pulang, padahal bulan semakin terang dan malam semakin larut.
Pintu terbuka menampilkan sosok gadis yang selama beberapa tahun ini tak dijumpainya.
"Assalamualaikum bang ko tumben belu ti" ucapan [Namakamu] menggantung kalimatnya, airmata sudah terkumpul di kelopak mata indah nya.
"Waalaikumsalam" ucap iqbaal dan alwan berbarengan
[Namakamu] mematung, tatapannya terfokus pada iqbaal yang melihatnya dengan tatapan bersalah.
"Gue tinggal dulu" ucap alwan mencoba mengerti kondisi dan situasi
"Mau apa lo kesini?" Tanya [Namakamu] ketus, merubah kosa kata aku-kamu, menjadi gue-lo.
[Namakamu] duduk dihadapan iqbaal,
"Aku bisa jelasin semuanya [Nam..], kejadian tadi itu cuma salah paham. Aku gaada hubungan apa-apa sama bela." Ucap iqbaal menatap [Namakamu] dengan raut wajah menyesal
[Namakamu] menghembuskan nafasnya kasar, mencoba mengontrol emosi nya saat ini.
"Gue liat orang yang bertahun-tahun gue tunggu in lagi sama cewe yang notaband nya adalah musuh gue baal" ucap [Namakamu]
"Aku bisa jelasin semuanya, plis kasih aku waktu dan kesempatan untuk menjelaskan ke kamu"
[Namakamu] mengangguk, iqbaal menghembuskan nafas lega.
"Aku gaada hubungan apa-apa sama bela, aku juga gangerti motif apa yang ada diotaknya buat ngedeketin aku [Nam...]. Aku minta maaf buat kejadian tadi, aku ganyangka bisa ketemu kamu" ucap iqbaal mencoba menjelaskan
"Lo gak bohongin gue kan?" Tanya [Namakamu] memastikan kalimat lelaki dihadapannya
"Astagfirullah, sumpah demi Allah aku gabohongin kamu [Nam...]" Ucap iqbaal kali ini wajah nya begitu melas
[Namakamu] menahan untuk tidak tertawa, bagaimanapun perasaan tidak pernah berbohong, dia mencintai lelaki dihadapannya.
"Biasa aja napa baal muka nya, jangan melas" ucap [Namakamu] terkekeh
"Aku serius" ucap iqbaal dengan intonasi dingin kali ini
[Namakamu] berhenti tertawa, menautkan alisnya menatap iqbaal bingung.
"Kenapa?" Tanya [Namakamu]
"Aku serius, kamu mau gak jadi tunanganku jadi istri aku?" Pinta iqbaal, lelaki ini rupanya benar-benar serius
[Namakamu] terdiam, jantung nya berdegup kencang, keringat dingin mulai timbul di pelipisnya. Sulit untuk menahan agar bibirnya tidak melengkung indah sempurna.
"[Namakamu] kamu ada dua pilihan" lanjut iqbaal
"Apa?"
"Mau atau menerima" lanjut iqbaal
[Namakamu] berdecak,
"Yeu onta, iya aku terima dan aku mau" jawab [Namakamu] mantap
"Alhamdulillah" iqbaal bernafas lega
Tanpa keduanya sadari sedari tadi alwan menguping pembicaraan mereka, dan mengambil video bersama anak lelakinya
"Papapapapapapa" oceh nazib mencoba merebut ponsel milik sang ayah
"Sst diem jib nanti kita ketauan"
🌛🌛🌛
To be continue?
Aku balik lagi yey
Ada yang masih inget ini cerita? Heheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
'Kali Kedua' Cjr-[NamaKamu]
Teen Fiction4 tahun sudah berlalu, Melewatkan semua kenangan-kenangan yang telah terukir. Bersembunyi dibalik rasa yang semakin dilupakan malah semakin menjadi². Dan ini saatnya, saat dua hati yang berpisah entah dimana keberadaannya. Mencoba menyatu kembali de...