ABSRUD ZONE

59 7 2
                                    

Minggu-minggu diawal bulan Desember gue mempunyai hobi baru yaitu, baca buku. Entah kerasukan atau kesurupan gue jadi suka sama semua macam buku termasuk buku primbon. Dulu gue abis dari kantin langsung ke kelas dan rumpi berjamaah tapi, sekarang gue abis dari kantin langsung ke perpustakaan. Setiap gue ke perpustakaan gue selalu bertemu dengan Veno. Kami sekarang menjadi akrab dan ternyata Veno adalah orang yang baik. Dia sering menyarankan buku yang bagus untuk dibaca. Seperti hari ini, Veno sudah ada di perpustakaan dia sedang baca buku ensiklopedi. Gue pun menghampiri dan menyapa.

"Pen !" sapa gue.

"Pakek 'V' Ca ! V-E-N-O Veno,"

"Iya sama aja, bawel amat lu. Amat aja kagak bawel," jawab gue.

"Ca, ntar sore ada bazar buku,"

"Dimana ? Yuk kesana !"

"Bazar bukunya itu di muka bumi," canda Veno.

"Kenapa gak sekalian di muka lu aja?" jawab gue sewot.

"Cieee marah hahahahaaaa.... Bercanda Ca, udah lah ntar abis pulang sekolah ikut gue,"

"Siyaaap 86," ucap gue.

Gue pun meninggalkan Veno dan melihat-lihat buku mana yang belum gue baca. Setelah lama mencari buku, gue ingat satu hal yaitu, ngapain gue nyari buku lagi. Buku yang gue pinjem aja belum habis. Karena gue merasa apa yang gue lakuin tadi unfaedah, gue pun menghampiri Veno lagi.

"Kenapa balik lagi?" tanya Veno.

"Gapapa, cuma pingin aja,"

"Ca, laper gak?" tanya Veno.

"Tau aja lu Pen, kalo gue lagi laper,"

"Nah kalo lu itu, setiap saat setiap waktu laper mulu," ejek Veno.

"Ke kantin ?" ajak gue.

"Iya lah, laper ke kantin masa laper ke ruang guru?"

"Heheheee bener juga," tawa gue.

Gue meninggalkan perpustakaan dan menuju kantin bersama Veno, seperti biasanya gue makan rujak dan Veno makan bakso. Meski Veno sedang makan bakso dia tetep aja makan sambil megang buku dan sesekali membaca halaman di buku tersebut. Veno makan dengan baik dan penuh tata krama. Sedangkan gue makan kayak orang 3 hari belom makan dan gue rakus banget.

"Ca, makan pelan-pelan !" suruh Veno.

"Laper gue laper buaaaanget," jawab gue.

"Emang berapa hari sih lu kagak makan?" ejek Veno.

"Gue makan tiap hari, gue laper gara gara tadi keliling-keliling gak jelas,"

"Emang dari dulu lu itu gak jelas, syukur deh kalo lu nyadar hahaaahaaa," Veno mengejek lagi.

"Hahahahaaaha... Gak lucu," gue pun sewot.

"Hahaaaaa kagak usah ketawa,"

Setelah kami selesai makan di kantin, Veno menceritakan sedikit tentang dirinya. Veno bercerita sejak kapan ia suka buku, bagaimana hidupnya, dan hal lain tentang dirinya. Veno gue seorang yang seru dan asyik, meski kadang sering buat jengkel. Tak terasa waktu istirahat telah habis. Gue pun pergi dan menuju ke kelas. Mengikuti pelajaran seperti biasa dan bel pulang pun terdengar, gue segera menuju ke tempat parkir dan ternyata Veno sudah ada di tempat parkir. Gue mengambil sepeda pixie gue dan pulang bersama Veno yang mengendarai sepeda gunung warna hitam. Gue mengikuti Veno dari belakang, setelah 15 menit kami bersepeda kami sampai di Bazar yang terletak di pusat kota yaitu, alun-alun. Kami memilih dan mencari buku yang kami inginkan. Setelah selesai gue diajak Veno untuk duduk di bangku taman sambil melihat merpati yang berterbangan.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang