Quote Romantis Part IV

106 1 0
                                    

1. Semilir angin berhembus. Aku termenung di atas kasur sembari menunggu gelap malam datang. Kupandangi foto di dalam akun instagrammu. Kau begitu cantik dan menawan. Wajahmu bagaikan cahaya rembulan yang menusuk mata. Bola matamu bagaikan bola salju yang teramat dingin. Rambutmu bergelombang terurai indah mengagumkan. Sejenak lamunanku terhenti. Tiba-tiba aku melihat fotomu dengan laki-laki lain. Betapa hancurnya hati ini. Kukira dirimu masih sendiri, tapi ternyata kau sudah ada yang punya.

Esok hari aku pergi ke kampus. Secara tak sengaja aku bertemu denganmu di kantin Mpok Ijah. Wajahmu begitu manis menggenakan sweter berwarna merah jambu. Terlihat kau sedang duduk sendirian, sembari membaca buku. Dalam hati aku ingin bertemu denganmu, tapi keadaan mengatakan tidak. Saat itu aku merasa bimbang, antara menemui kamu atau tidak. Setelah aku pikir panjang lebar, akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri dirimu. Aku mulai melangkah sedikit demi sedikit dengan perasaan ragu. Setelah itu aku duduk berada di sampingmu. Kau menyapa diriku dengan keramahanmu. Aku begitu terkesima, lalu mengajak dirimu berjabat tangan. Kurasakan sentuhan tanganmu yang begitu lembut. Kelembutan tanganmu sampai merasuk ke dalam relung hatiku.

"Dimas?" ucapnya dengan karakter suara yang lembut dan sopan. Hatiku tiba-tiba berdegup kencang mendengar dirimu menyebut namaku. "Iya, Sinta. Aku mau ngomong sesuatu kepadamu," tukasku. Wanita itu namanya Sinta. Sudah lama aku mengenal dirinya, namun aku jarang sekali berbicara kepadanya. "Mau ngomong apa?" ucapnya dengan nada sedikit genit. Entah kenapa seluruh badanku seakan terkoyak seperti cacing kepanasan. Aku mulai grogi dengan keadaan seperti ini. "Kamu sudah punya pacar?" tanyaku sedikit agak serius. Sinta menatapku dengan tatapan mata sedikit aneh. "Pacar?" ucapnya. Aku menganggukkan kepala. "Aku belum punya pacar," lanjut dia. Hatiku sedikit lega dengan jawaban itu. Namun, aku masih ragu dengan dirinya. Aku masih penasaran dengan foto yang ada di Instragramnya. Terpaksa aku harus mengintrogasi dirinya. "Beneran kamu belum punya pacar?. Kulihat di Instragram, ada foto kamu dengan seorang laki-laki," ucapku dengan tatapan mata serius. "Hah!. Jadi selama ini kamu stalking aku!?" ucapnya dengan nada tinggi. "Ma, ma, maaf, Sin. Aku cuma ingin tahu dirimu lebih jauh lagi," ucap aku sedikit gugup. "Dia itu kakakku!" sergahnya. "Hah!. Kakak?. Syukurlah," ucapku dengan perasaan lega.

Kulihat wajah Sinta sedikit agak cuek kepadaku. Wajahnya tiba-tiba memerah begitu dirinya tahu kalau aku telah menstalking akun profil instragramnya. Sejenak aku terdiam menunggu suasana kembali normal. Kulihat Sinta hanya diam saja sembari membaca novel terbarunya. "Novel apa itu, Sin?" tanyaku seolah-olah mengalihkan topik permasalahan. Kulihat dia tak menjawab. Sepertinya dia masih marah kepadaku. Terpaksa aku harus pergi meninggalkan dirinya. Mungkin dirinya perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Saat itu aku mulai berdiri dan beranjak meninggalkan lokasi. Belum sampai aku melangkah lebih jauh, tiba-tiba Sinta memanggilku. "Dimas!" ucapnya dengan suara lantang. Sontak, aku terkejut mendengar panggilan itu. Lantas, aku kembali lagi menemui dirinya.

"Maafin aku, ya?" ucapnya seraya tersenyum ramah kepadaku. Sejenak, aku bisa bernafas lebih lega. "Ouh, iya, Sin. Aku juga minta maaf," tukasku. "Kau mau kemana kok buru-buru?" tanya Sinta. "Sebenarnya hari ini ada mata kuliah bahasa Inggris, tapi sepertinya aku sudah terlambat cukup lama, mau masuk tapi nanggung, Sin," ucapku disambut gelak tawa dirinya. Aku bahagia melihat dirinya bisa tersenyum. Hari ini adalah hari yang paling istimewa buat diriku. Walaupun aku belum bisa mengungkapkan seluruh isi hatiku kepada dirinya, tapi setidaknya aku masih bisa mengagumi dirinya. Aku takut kalau mengungkapkan rasa terlalu cepat, malah bisa membuat dirinya tersinggung. Lebih baik aku pelan-pelan saja mendekati dirinya. Bukankah cinta datang karena kebiasaan?. Tapi, meskipun seperti itu aku harus ekstra hati-hati, siapa tahu di antara teman-teman ada yang sengaja menikung diriku.

Beginilah keadaan dan perasaan seorang laki-laki ketika jatuh cinta kepada lawan jenisnya. Aku hanya bisa mengagumi dirimu dari kejauhan dan aku akan tetap menunggu dirimu sampai cinta itu datang membawa kejujuran dan ketulusan.

Kumpulan Quote & MotivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang