1. Gemuruh ombak membasahi bibir pantai, ketika rona matahari mulai surut aku menunggumu di bawah nyiur pohon kelapa. Kau datang menaiki bahtera. Wajahmu terlihat kelelahan setelah seharian mencari ikan. Aku berlari menemui dirimu. Kau dekap aku erat-erat sampai tubuhku terhanyut di dalam nostalgia cinta. Tak terasa usia pernikahan kita sudah menginjak 10 tahun. Aku dan kamu masih bersatu seperti sedia kala
2. Raut wajahmu terlihat membeku. Kurasakan denyut nadimu tak beraturan. Kau begitu cemas. Tak seperti biasanya kau seperti ini. Mungkin hari ini adalah hari terakhir aku bisa berjumpa denganmu, setelah ini aku akan pergi dalam waktu yang cukup lama. Meskipun aku pergi, kuharap dirimu mengerti, bahwa cinta tak selamanya bersama. Semuanya membutuhkan proses dan jenjang waktu yang tepat. Hingga pada akhirnya aku dan kamu kembali lagi bersama mengarungi kehidupan bahtera rumah tangga.
3. Jikalau aku rindu, teringat namamu, kau bagaikan kupu-kupu yang terbang di malam hari. Aku tak bisa tidur karena membayangkan wajahmu. Kau terbang kesana-kemari di atas angan-anganku. Sampai kapan aku akan terus seperti ini, mengagumi tanpa dicintai.
4. Benang merah itu terlihat mengkilap di ujung jarum. Kau terlihat menyulam baju-baju itu dengan lihai dan teliti. Keringat segar mengguyur di atas dahi dan pipimu. Aku tersanjung melihat ketrampilan tanganmu. Kau sangatlah bersabar bergelut dengan benang dan aku percaya kau akan lebih bersabar membimbing diriku sampai akhir hayat
5. Bila luka dibalas dengan benci, maka cinta tak selamanya akan mengerti. Keegoisan hati membuat dirimu termakan hati. Lebih baik kau cari yang lain daripada harus menyiksa diri.
