1. Ketua Futsal

24 8 1
                                    

"Aqilaaaaaaaaaaaa " teriak Reyna menggelegar.

"Apa sih lo. Udah kaya di hutan aja tau gak" kesal Willy yang merasa terganggu dengan suara stereo Reyna.

Sedangkan yang di panggil masih fokus dengan buku yang ia baca, ia tak menggubris teriakan salah satu sahabatnya.
Aqila sudah mengenal sifat masing-masing dari sahabatnya itu.
Reyna dengan suara cemprengnya, dan Willy dengan sikap galaknya, bukan galak sebenernya, sifat Willy itu lebih ke tegas. Meski begitu mereka baik dan peduli satu sama lain. Aqila justru beruntung memiliki sahabat seperti Reyna dan Willy yang selalu ada didekatnya, yang selalu setia mendengar keluh kesahnya, dan yang selalu ada ketika susah maupun senang. Memang itulah arti sahabat yang sebenarnya .

"Hehehe iya iya maafkan bidadari yang khilaf ini"

"Cihh...." Willy bergidik geli

Reyna memonyongkan bibirnya sambil menarik kursi yang ada di sebelah Aqila.

" Oh iya Qil lo katanya mau taukan sama ketua futsal sekolah kita yang gantengnya ga selow itu, gue beneran jatuh cinta sama dia kayanya " Kata Reyna yang mulai antusias, lagi

Sebenarnya hampir setiap hari Reyna membahas kakak kelas yang menjabat sebagai ketua futsal dan katanya ketampanannya diatas rata-rata itu. Seperti tidak ada topik lain.

"Gak juga sih" ucap Aqila yang akhirnya membuka suara sambil menutup buku yang sejak tadi ia baca
"Gue cuma penasaran aja sama cowok yang buat sahabat gue sampai tergila-gila seperti ini"

"Aqilaaaa, Kak Alvino itu tipe cowok idaman banget, udah ganteng, sispek pula uuhh " Ucap Reyna dengan nada yang terdengar begitu menggelikan.

Sedangkan Aqila yang melihat tingkah Reyna yang begitu lebay menurutnya, hanya bisa membalas dengan senyuman.

" Halaaah udah kaya cabe tau gak lo" Ketus Willy

"Huhhh" Reyna hanya mendengus sebal, Willy selalu saja mengeluarkan kata-kata yang pedas jika berbicara dengannya.

"Oh iya biasanya jam segini dia lagi latihan di lapangan Qil, ayok gue tunjukkin orangnya"

Reyna langsung menarik lengan Aqila tanpa ada persetujuan terlebih dahulu.
Mau tak mau Willy pun ikut membuntuti Aqila dan Reyna.

Selama di perjalanan menuju lapangan mulut Reyna tidak berhenti berbicara tentang si kakak kelas itu. Jujur Aqila jadi bingung harus merespons bagaimana.

Sesampainya di lapangan, tanpa babibu lagi Reyna menyeret Aqila untuk duduk di bangku penonton bagian yang agak depan.

"Itu Qil ituuu diaaa ganteng banget kan"
Reyna menujuk salah satu cowok yang sedang berlari menguasai bola di kakinya

Aqila melihatnya dengan seksama, tak bisa dipungkiri laki -  laki itu memang tampan.
Pantas saja Reyna sampai tergila-gila seperti ini.

"Gimana menurut lo Qil, ganteng kan, cocok kan sama gue? "

" Ehh cocok ko " ucap Aqila dengan senyum yang di buat -  buat.

" Cocok apaan, lagipula mana mau dia sama lo Rey" tawa Willy meledak

Willy memang sangat suka membuat Reyna kesal.
Aqila yang melihat tingkah kedua sahabatnya hanya geleng -  geleng kepala saja

BRUUKKKK

"Awwhhh.... "
Seketika pandangan Aqila mulai buram dan semuanya terlihat begitu hitam. Aqila tak sadarkan diri.

"Aqilaaaaaaaaaaaa"

⚜️⚜️⚜️

Aqila mulai membuka matanya perlahan , kepalanya terasa pening sekali
Ia melihat kesekitar,
loh bukankah ia tadi sedang di lapangan mengapa sekarang ia ada di UKS?
Aqila mencoba - coba mengingat.
Oh ya sewaktu ia sedang fokus memperhatikan Reyna dan Willy, tiba - tiba saja ada bola yang menyerangnya dari depan. Dan setelah itu ia tak sadarkan diri tanpa tahu siapa yang berbuat.

Mon Histoire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang