"Pengecut kalian semua!!" teriakan seorang pemuda di halaman rumah So Eun membuat perhatian mereka yang bersitegang menjadi teralih tak terkecuali gadis ini sendiri. Air mata yang hampir kering diterpa angin malam tak lagi ia pedulikan. Ia menatap pria itu penuh harap. Sungguh, ia ingin bebas.
Kim Bum berjalan mendekat ke arah mereka. Min Hyun juga masih berdiri di tempat yang sama memperhatikan pria muda yang berjalan menghampirinya. Seketika itu juga Kim Bum tepat berada di sana dan menghantam wajah Min Hyun keras. Wajah itu tampaknya akan semakin lebam dan mungkin-mungkin menjadi busuk bak bangkai.
"Beraninya kau!" Min Hyun berusaha bangkit untuk berdiri. Lukanya akibat dihajar anak buah Nam Gil belumpun sembuh kini Kim Bum menambahi. Pipi kirinya kembali terasa panas dan berdenyut. Tangannya terkepal dan hendak membalas tinjuan Kim Bum tapi pria ini terlalu lemah bila dibandingkan dengan tenaga Kim Bum yang masih prima.
"Kau pengecut yang hanya berani melukai wanita!!" sekali lagi ia memberi tanda kepalan tangannya di pipi Min Hyun. Pria itu tersungkur. Ia tak punya lagi tenaga untuk bangun. Matanya masih terbuka. Ia tak kuat lagi.
"Ayah!" Kim Bum menggelengkan kepalanya saat mendengar So Eun masih dapat mengkhawatirkan pria itu. Ia memilih langsung untuk memulai pertarungannya dengan pria kekar yang menggenggam erat lengan So Eun. Memangnya siapa mereka berani menyentuh wanita mungil itu.
Hantaman demi hantaman terus terjadi. So Eun sedikit histeris melihatnya. Berkali-kali Kim Bum mendapat serangan balik yang serius. Mereka berdua sedang Kim Bum seorang diri. Tapi pria itu masih mencoba dan terus mencoba.
Kim Bum kini tersungkur ke tanah setelah mendapat satu tunjangan di pipinya. Ia belum merasakan sakit yang berarti walaupun pipinya itu sedikit lecet akibat sepatu pria besar di hadapannya.
"Bangun kau anak muda!" ucap salah satu dari mereka dan menarik baju bagian belakang Kim Bum dengan kasar. So Eun hendak mendekat tapi gerakan tangan Kim Bum mengisyaratkan untuk tidak melakukannya. So Eun semakin panik saat sekali lagi kedua pria itu menghajar Kim Bum bersamaan. Tak ada pilihan lain. So Eun harus berteriak.
"Tolong!! Tolong!! Kumohon tolonglah aku!!" So Eun berlari mendekati rumah tetangga yang ada di sampingnya. Dengan brutal ia menggedor pintunya. Dua pria itu tidak peduli selama belum ada respon warga disini. Mereka masih asik menghajar Kim Bum.
"Bibi Kim, Paman Hwang!! Kumohon tolonglah aku!!" kedua pemilik rumah itu merasa terganggu dan keluar menemui So Eun bersama satu anak mereka yang merupakan seorang lelaki dewasa. Mereka terkejut melihat wajah So Eun yang membiru dan bibir yang berdarah.
"Astaga! Apa yang terjadi?" tanya Bibi Kim panik melihat So Eun dan melihat luka-luka itu diwajah manisnya.
"Paman lihatlah!" So Eun menunjuk peristiwa di depan rumahnya. Hwang Jae Sung segera melihat kemana arah yang ditunjuk So Eun. Mereka terkejut. Jae Sung dan puteranya segera mencari apapun yang bisa memanggil tetangga mereka yang hanya sedikit itu. Sementara So Eun dan Bibi Kim kini kembali ke halaman rumah So Eun. Darah tampak mengalir dari hidung Kim Bum. Mereka sungguh bengis.
"Hentikan ini!! Kumohon!!" So Eun terduduk lemas di tanah saat melihat Kim Bum mulai tak sadarkan diri. Pria itu kini sama lemahnya dengan Min Hyun. Ia tergeletak di tanah tak berdaya.
"Lari, selamatkan dirimu." ucapnya lemah. Bibi Kim menutup mulutnya. Ia terlalu sedih melihat ini. Dia tak bisa melakukan apapun karena ia tak mengerti dengan apapun yang terjadi.
Dua pria berbadan kekar ini mulai panik saat Jae Sung dan tetangganya yang lain datang bergerombol membawa masing-masing sebilah bambu. Mereka siap menghabisi siapa saja yang membuat kekacauan disini. Senjata yang mereka bawa benar-benar membuat orang suruhan Nam Gil ini lari terbirit-birit. Meski bukan senapan atau senjata canggih lainnya, tapi tajamnya ujung bambu membuat mereka ngeri. Tapi Jae Sung tidak menyerah, dia dan para tetangganya tetap ngotot mengejar dua pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionIni tentang sebuah rumah. Rumah yang mungil dengan banyak kisah. Cinta dan cerita pendukungnya ada disana. Sesuatu telah terjadi dan seseorang tidak bisa mengunjungi rumah itu lagi. Ia mengukir kisahnya disana. Sekarang! Rumah itu seakan memiliki...