01 gilsha

12 3 0
                                    

"Takdir yang menemukan kita.Dan ikatan takdir pula yang menyatukan kita di dalam satu waktu secara bersamaan."

Pagi ini gilsha sedang berjalan di trotoar menggunakan baju seragam putih abunya itu.Ia hendak pergi ke sekolah SMA Nusa bangsa berjalan kaki.karena taksi dan angkot yang biasa ia tumpangi sangat lama datangnya.mungkin ia fikir daripada ia naik angkot tetapi lama menunggu datangnya,jadi ia mending berjalan kaki sekalian olahraga pagi.toh sekolahnya tidak terlalu jauh juga.

Saat ia hendak menyebrang jalan,ia melihat seorang pria yang di pukuli oleh 4 orang pria di gg kecil sebrang dekat jalan Raya yang hendak ia sebrangi itu.

Pria yang dipukuli sudah berbaring lemah di tanah dengan menggunakan baju seragam putih abu-abu yang di penuhi berkas darah yang di keluarkannya dari dalam mulutnya.4 orang pria itu juga memakai seragam yang sama yaitu putih abu abu.terlihat jelas bahwa mereka juga adalah siswa SMA.tetapi ia tidak tahu mereka bersekolah dimana

Gilsha melihatnya merinding sendiri.tadinya ia tidak mau menolongnya.tetapi entah dari dorongan mana,gilsha mau membantu pria itu.

Gilsha mendekati bapa tukang becak yang tidak jauh dari gg tersebut.ia langsung saja meminta bantuannya agar si bapa tukang becak itu meminta bantuan warga untuk menolong si pria itu.

Akhirnya si bapak tukang becak dan warga itu mendatangi gg kecil itu,diiringi dengan gilsha di belakang mereka.akhirnya si 4 pria itu pergi sambil berlari terbirit birit karena banyak warga yang mendekati tempat itu.

Gilsha mendekati seorang pria muda yang tersungkur jatuh di tanah itu.lantas ia mendudukannya sambil menyenderkan tubuhnya di tembok gg kecil itu.

Si warga dan tukang becak itu sangat khawatir dengan keadaan pria itu.tetapi pria itu selalu menjawab "tidak apa apa"saat ia ditanya bagaimana keadaanya oleh seorang warga.

Setelah itu warga dan tukang becak itu pergi diiringi kata terima kasih dari gilsha

"Lo gapapa?"tanya gilsha kepada pria itu khawatir.

Gilsha melirik kearah namtag dalvin.
"Gw bantu lo ke rumah sakit ya vin"tanyanya lagi kepada dalvin yang sudah ia siap untuk di rangkul

"Lo tau dari mana nama gw?"tanya dalvin yang masih meringkis kesakitan akibat luka lebam di sudut bibirnya.

"Dari namtag lo"jawab gilsha dengan setengah jutek mukanya.bagaimana ia tidak kesal dengan pria yang identitasnya bernama dalvin itu?ditanya keadaannya dia malah diam.di tanya mau ke rumah sakit atau tidak dia juga tetap diam.tetapi dia telah menanyakan hal yang tidak penting.dia malah menanyakan dapat darimana ia tahu namanya?bukankah itu hal yang sangat tidak penting di bandingkan keadaannya sekarang?pria Aneh.

"Gw bawa lo ke rumah sakit ya"tanya gilsha yang masih khawatir dengan keadaan dalvin saat ini.

"Lagian rumah sakit--"ucapan gilsha terpotong saat dalvin berbicara
"Bawa gw ke rumah gw aja.rumah gw ga jauh dari sini"ucap dalvin sembari tangannya memegang luka lebam di sudut bibirnya.

"Iya"jawab gilsha.lalu ia merangkul tubuh dalvin sambil berjalan pelan pelan menuju jalanan yang sangat padat hari itu.

"Lo sekolah aja.gw bisa pulang sendiri"ucap dalvin penuh penegasan.ia tidak mau ada orang yang membantunya sampai-sampai orang itu tidak bersekolah hanya demi dirinya.

"Gw ga akan sekolah dulu hari ini"balas gilsha yang masih sibuk mencari mobil angkutan umum untuk ia dan dalvin taiki

Entah dapat dari dorongan mana,gilsha ingin sekali mengantar dalvin ke rumahnya.padahal hari ini adalah hari pertama ia sekolah jadi murid baru di SMA NUSA BANGSA

DalshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang