chapter 1

13 2 3
                                    

Kringg

Bel istirahat berbunyi nyaring di penjuru sekolah. Salah satu bunyi yang sangat ditunggu para murid di SMA Harapan Bangsa. Seluruh siswa berhamburam meninggalkan kelasnya mencari tempat untuk melepas penat. Seperti ketiga perempuan yang sekarang sedang berjalan di lorong sekolah, mereka melangkahkan kakinya menuju kantin.

Mereka adalah Jihan, Kayla dan Retta. Siapa yang tidak mengenal mereka. Ketiganya sangat cantik. Jihan Permata gadis yang sangat dikagumi oleh para lelaki, rambutnya yang sedikit bergelombang berwarna coklat tua membuat dirinya semakin terlihat sempurna. Ia adalah salah satu model ternama di Jakarta.

Kayla Nabilah perempuan yang sering dipanggil dengan "Kay" ini tidak jauh beda dengan Jihan. Ia juga memiliki paras yang cantik. Kayla juga merupakan model yang terkenal. Dan itu semua berkat bantuan Jihan yang memasukkannya ke dalam dunia permodelan.

Berbeda dengan Retta. Gadis yang memiliki nama panjang Nadira Rettari ini berbeda dengan kedua temannya yang menjadi model. Ia sedikit tomboi dan lebih sedikit berbicara. Retta lebih menyukai perlombaan karate dibanding menjadi model seperti kedua temannya.

Mereka bertiga bersahabat. Ketiganya selalu bersama, kecuali jika di kelas. Jihan dan kayla ada di kelas yang sama tetapi berbeda dengan Retta, ia lebih memilih jurusan IPS dibanding bersama kedua sahabatnya yang masuk di kelas IPA. Jihan, Kayla dan Retta sudah bersahabat sejak SMP dan masih terus berlanjut sampai sekarang.

"Eh gue ke toilet dulu ya? Udah gak kuat gue." Kata Jihan di tengah perjalanan mereka.

"Yaudah sana, gue sama Retta duluan. Lo mau dipesenin sekalian?" tanya Kayla.

"Boleh deh. Gue bakso sama es jeruk aja."

"Yaudah kita duluan." Mereka bertiga berpisah di tengah perjalanan.

Setelah keluar dari toilet ia bergegas menyusul kedua sahabatnya di kantin. Karena cacing di perutnya sudah memprotes ingin diberi asupan. Kantin adalah tujuan utama para pelajar saat istirahat, mengisi ulang tenaga untuk melawan beratnya ujian hidup.

Kaki Jihan berhenti di pintu kantin mencari di mana teman-temannya duduk. Setelah menscan kantin, ia berhasil menemukan di mana kawanan temannya duduk dan tanpa lama-lama lagi ia langsung melangkahkan kakinya.

Brugh

"Aduh punya mata gak sih, kalo punya mata tuh dipake biar jalan lo bener," gerutu Jihan yang tidak sengaja tertabrak siswa lain.

Johan hanya melirik gadis tersebut dan mengabaikan ucapan Jihan. Tanpa ingin memperpanjang pembicaraan Johan langsung melangkahkan kaki nya menjauhi Jihan, berbeda Jihan yang masih terdiam di tempatnya memperhatikan punggung laki-laki yang baru menabraknya tadi. Baru kali ini ia merasa diabaikan,

"Heh lo balik sini, udah nabrak gak pake minta maaf. Emang lo pikir lo sapa hah?" Gerutu Jihan.

"Han sini buruan napa lama amat lo." Suara teriakan Kayla menghentikan berbagai umpatan yang diucap Jihan dan langsung membawa tubuh Jihan kembali menuju teman-temannya.

"Dari mana aja sih lo Han lama amat, sampe dingin nih bakso." Protes Kayla yang sudah cemberut karena lama menunggu.

"Sabar napa, Kay. Gue ketemu banyak rintangan buat kesini." Jawab Jihan.

"Gaya lo Han." Sahut Retta

Setelah sedikit bergurau mereka langsung memakan makanan yang sedari tadi menunggu untuk segera dihabiskan. Mereka memakan makannya dengan khidmat.

Makanan mereka sudah habis. Sambil menunggu bel berbunyi mereka bertiga mengobrol dengan seru. Obrolan mereka didominasi oleh Kayla. Di antara mereka bertiga memang Kayla lah yang paling bersemangat jika mengobrol.

IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang