Satu

5 3 9
                                    

Seperti hari hari yang lain jam 7.30 Gerbang sudah tertutup rapat disebuah sekolah garuda. Dan seperti harihari lainya terdapat seorang gadis yang berdebat dengan seorang satpam.

"Pak! Ini masih 7.30 aelah" ucap Shesa.

"Maap non, gabisa"

"Aelah pak! Gue kasi bapak rokok? Atau duit? Berapa? Sebut pak!"

"Shesa Anatrasya! Kamu masih saja ingin menyogok pak Mamat?" suara mengelegar dari Pak Yono mengagetkan shesa.

"Hihi sorry pak" cengiran shesa.

"Sudah berapa kali kamu telat? Kamu gabosan?"

"Bapak gananya saya telat kenapa? Rumah saya jauh kali pak"

"Saya tau Rumah kamu dikomplek depan, seharusnya kamu jadi contoh sama teman teman kamu yang lain"

"Sebenernya saya berangkat sekolah jam 6.00 pak, tapi berhubung masih pagi saya memutuskan untuk berkeliling komplek terlebih dahulu agar sehat dan kuat dan bisa mencerna pelajaran dengan mudah" jelas Shesa panjang lebar.

"Halaaah! Kamu ini! Gausah ngelak! Kamu  Bersihkan perpustakaan"

"Oke byee pak yono yang paling ganteng" ucap Shesa lari.

***

"Kamu bisa gak sih gatelat sehari aja" Kata yang sangat sering terulang walaupun sering diabaikan oleh shesa.

Jelas saja Nathan tidak suka jika gadisnya selalu menjadi lawan debat pak yono tiap pagi dan menjadi cleaning servis tiap paginya.

"Uhuk uhuk!" Shesa yang sedang mendengarkan Nathan kemudian ter batuk karena keselek.

"Tuh kan pelan pelan! Kamu denger gak sih?"

Shesa hanya mengangguk.

"Kamu kaya gini seolah olah kamu gadengerin aku tau gak! Kamu gapernah sama sekali ngehargai aku!"

Omongan nathan membuat shesa menghentikan gerakan mengunyahnya.

"Kamu kalo ngomong liat suasana dong! Aku lagi makan trus sekarang keselek tu garagara kamu! Kalo aku mati gimana?" menatap Nathan penuh drama.

"Yaudah! Mati aja sana!" Nathan yang rupanya sudah kesel sama shesa langsung meninggalkan gadis itu sendirian.

***

Kelas yang nampaknya sangat hening karena ulangan harian berlangsung.

Shesa hanya menatap soal dengan malas lalu menulis apa yang ada dikepalanya. Lalu menghampiri meja guru untuk menaruh kertas dan berjalan kekantin.
Shesa memanglah pintar, sangatlah pintar, sebenarnya jika saja attitude shesa tidak buruk kepada guru guru disana. Bisa saja ia mendapatkan paralel 1 bahkan saat SMP shesa pernah memenangkan Olimpiade Matematika tingkat Nasional.

Tetapi semenjak...
"Jangan sampe tangan aku berani menampar pipi halusmu itu rani!" teriak lelaki paruh baya.

"Tampar! Tampar saja aku mas!" Teriak wanita 4 tahun lebih muda dari lelaki tersebut sepertinya istri lelaki tersebut.

"Aku Gamau tau! Kamu tinggal tanda tangani surat cerai itu! Aku akan menikah dengan Siska" ucap lelaki tersebut lalu meninggalkan sang istri yang menangis.

Shesa yang baru pulang dari olimpiade matematikanya dengan membawa piala dan senyum yang mengembang pun terkejut.

"Urusin tu! Mama kamu yang hanya sibuk dengan karirnya" bentak  lelaki tersebut lalu pergi.

Shesa tidak langsung menghampiri mamanya, iya langsung masuk kamar lalu menangis.

***

Shesa pov on.

Kebiasaan! Setiap hari hanya begini. Tidur uring uringan gajelas.
Emang hidupku gapernah jelas kan? Wkwkwk! So boring you know?! Bukan! Bukan tiep hari but hanya jika Sikutu kupret A.K.A Nathan ngambek dan tidak menjemputku untuk pergi kencan bersamanya.

Aku hanya diam menikmati siang kelamku, mengharapkan Nathan menelpon.
Walaupun sudah kuduga dia tidak akan menelpon ku. Ah shit! Kalian harus tau! Dari pacar ku sebelum  sebelumnya akulah yang begini.
Memarahinya, mengabaikan telponnya, bahkan membuatnya bertekuk lutut kepadaku.
Tapi apa kabar dengan Jonathan Adrian ku oh maygad sepertinya aku salah memacari orang.

Aku meraih ponselku lalu mendial nomer yang ku beri nama Otan.
Dia selalu sabar jika aku memanggilnya otan.
Kalian pasti gak asing dengan nama ini, itu loh temenya dolphino di dunia binatang, hmm.

"Ngapa? Kangen lo?"  belum siap aku berbicara dia sudah mengangkatnya dasar!.

"Kurang kerjaan banget si kangen sama lo!" bentaku.

"Lah malah dibentak, maapkan lah pacarmu ini princcess aku baru saja mengerjakan tugasku sayang" ucapnya lembut yang membuatku sangat jijik.

"Wahai Jonathan Adrian kenapa setelah kau alay, aku sangat jijik padamu!" ucapku tambah alay.

Terdengar cekikilan disebrang sana.

"Cepet kesini! Gue laper!" sambungku lalu memutuskan sambungan telpon.

Aku sedikit lega, dia tidak marah padaku. Aku beritau kepada kalian semua pacarku ini sangat alay lebay. Tetapi seberapa kesalnya dia padaku dia tetep sabar. Mana mungkin dia akan berlama lama untuk ngambek padaku. Secara akukan ngangenin.

5 menit kemudian.....

Terimakasi para readersjangan lupa Comment and vote yaaww
w


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAMU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang