he
hai!me
halo! kenapa, nih?
he
tadi sore aku udah ngomong sama dia.me
ngomong tentang perasaan kamu ke dia?he
iya.me
terus-terus, gimana katanya?he
dia emang nggak bisa nerima aku buat jadi pacarnya, karena merasa itu akan melanggar prinsip yang udah dia pegang selama ini.padahal aku cuma bilang aja sih, nggak bermaksud buat nembak dia.
me
tapi...?he
tapi, dia bilang sesuatu yang membuat aku lega banget!me
dan... apa itu?aku jadi ikut deg-degan, nih.
he
katanya begini, "tapi kamu enggak usah khawatir, perasaan yang kamu miliki, sama kayak perasaan aku sekarang. hanya saja aku enggak mau terikat karena aku udah membuat prinsip yang sudah aku jelaskan tadi."me
udah gitu, kamu bales apa?he
jangan menjauh, ya.gapapa, kita temenan biasa aja kayak awal. tapi, jangan menjauh. aku nggak mau.
me
kata dia?he
gini, "tenang aja. kita sama-sama nikmati prosesnya dulu :)"me
sungguh jawaban yang bener-bener melegakan!he
iyaaa. aku lega banget.tapi dia minta aku untuk nggak ngehubungin selama beberapa hari ke depan.
me
loh, kok gitu?he
idk, tapi aku menghargai keputusannya.*
iya, seperti aku juga yang menghargai keputusanmu. lagi pula, kita tidak bisa menebak suatu perasaan kapan akan datang, bukan? yang bisa kita lakukan adalah mengontrol perasaan itu agar tidak kacau. iya, tidak kacau, walau merasa sakit karena memiliki perasaan itu. tapi aku tidak peduli, sungguh!
layar ponsel, 2018
(gif by giphy.com)
KAMU SEDANG MEMBACA
heartache ✔
Poetryini sebuah coretan tentang aku yang menyukaimu dan kamu yang menyukainya juga tentang harapan semu yang tak patut diharapkan * (p.s ditulis lowercase) Copyright ©2018 _sincostan