1

70 9 1
                                    

Minggu pagi ini, Ariana sudah 3 kali mengelilingi komplek perumahan di kawasan rumahnya dengan lari pagi. Setelah meneguk habis susu coklatnya, Ariana mendekati mamanya.

"Ma, itu di rumah sebelah udah ada yang nempatin yah?, tadi aku liat ada mobil dan lampunya juga nyala." Tanyanya sambil membuka ikatan di rambutnya, membiarkan surai hitamnya terurai. "Iya, ini mama lagi nyiapin kue buat tetangga baru kita itu." Wanita berusia 40-an itu tampak sibuk menata kue ke dalam wadah berwarna oranye.

"Kamu ikut mama ya?, gak enak kalo mama sendirian." Ariana beranjak dari duduknya "Iya, Ariana mandi dulu ya ma" kaki mungilnya mulai menaiki tangga menuju kamarnya.

--------

Di komplek rumah Ariana memang terikat kuat silaturahmi antar tetangga, di rumahnya saja sering dijadikan tempat berkumpul teman – teman mama dan papanya.

Mengenakan celana hitam panjang dan atasan kemeja putih berlengan panjang yang di gulung sedikit ke atas, dengan rambut yang di kuncir kuda cukup membuat penampilan Ariana begitu manis. Dia memang lebih suka pakaian yang simpel.

Kedua wanita beda generasi itu tiba di depan pintu besar berwarna coklat dengan gagang berwarna emas, mama Ariana memencet bel rumah tetangga baru itu dengan senyum mengembang. 'cklek' pintu besar itu terbuka.

Tampaklah seorang cowok, dengan boxer oranye dan kaos putih yang tampak kebesaran, tangan cowok itu menggaruk kedalam kaos kebesaran itu, dengan rambut yang agak acak – acakan cowok itu tersenyum kaku setelah melihat dua waniita di depanya.

"Ehm, nyari siapa tante?." Tanyanya ke mama Ariana, 'Eh, cowok ini... ah yang waktu itu, ya ya si perusak mood' batin Ariana mengingat kejadian beberapa hari lalu. "Ah, tante dari rumah sebelah. Ini mau ngasih kue buat keluarga kamu" mama Ariana menyodorkan wadah oranye yang kalau di lihat – lihat senada dengan boxer yang dipakai cowok itu, membuat Ariana agak terpingkal.

"Siapa Dam?." Tampak wanita yang seusia dengan mama Ariana mendekat ke arah ketiganya, "Ini ma, tante rumah sebelah." Mama Adam memukul bahunya pelan. "Kamu ini, ada tamu kok gak di ajak masuk, ayo masuk bu" wanita berambut sebahu itu tersenyum lebar mempersilahkan Ariana dan mamanya masuk ke rumah besarnya.

"Kalo gitu Adam mau mandi dulu ya ma, tante." Cowok itu berlari menuju tangga dan sepersekian detik kemudian menghilang dari pandangan Ariana yang dari tadi memperhatikan kelakuanya. Selain perusak mood dia juga gak rapi pikir Ariana.

--------

Meskipun baru pindah tata letak semua perabotan di dini sudah sangat lengkap, rapi, dan enak dilihat. sama sekali tidak terlihat baru pindahan

Di ruang tamu rumah Adam terdapat sofa coklat yang sangat empuk, di depanya ada tv berukuran besar yang menampilkan acara infotainment yang membuat kedua wanita paruh baya tadi asik mengobrol, menyisakan Ariana yang hanya diam sambil sesekali mengecek hp nya.

"Ah, maaf ya Ariana karena asik ngobrol kamu jadi bosen. Naik aja ke atas di sana ada banyak novel, majalah juga ada." Ucap mama Adam saat sadar kalau Ariana dilanda bosan. Daripada duduk diam disini lebih baik baca buku deh, ucap Ariana dalam hati.

Sesampainya di lantai dua Ariana di buat kagum dengan ruang baca yang tersedia di rumah besar itu, ambal coklat yang melapisi keramik dan beberapa rak buku membuat gadis itu kembali bersemangat. Di ambilnya beberapa buku lalu duduk di atas ambal berbulu itu.

Ariana tenggelam dalam kegiatan membaca bukunya dirinya kini tampak serius mengamati kata perkata di buku itu. "Akhirnya sad ending, kalo lo gak mau baper mending gak usah dilanjut." Ariana tersentak di turunkan novel yang sedari tadi menutupi wajah cantiknya.

"Sorry ya, aku bukan tipe cewek baperan kok. Dan juga.. oke aku tau ini rumah kamu tapi bisa gak sih gak ngagetin?" Ariana kembali menutup wajahnya dengan novel saat dilihatnya cowok yang kini sudah agak rapi itu sama sekali tak berniat membalas ucapanya. Kalau di ingat – ingat ini kali kedua dia di buat terkejut oleh Adam, pertama di kelas dan sekarang di rumahnya. Apa dia memang punya kebiasaan muncul tiba – tiba ya? Pikirnya.

Adam tak menjawab dia hanya berjalan menuju ke ujung jendela besar yang ada di dekat Ariana, duduk bersandar di dinding memperhatikan kendaraan dan beberapa orang yang melewati jalan komplek. Setelah jalanan yang dilihatnya sepi, mata hitamnya beralih ke arah Ariana, memperhatikan gadis itu.

"Serius banget sih lo bacanya." Bak angin yang berhembus perkataan Adam sama sekali tak di gubris oleh gadis itu. "Balas dendam rupanya" gumamnya dengan sedikit tersenyum

"Ariana!!," Mama Ariana memanggilnya untuk segera pulang. "iya ma, tunggu bentar." Ariana berdiri mengambil novel – novel yang diambilnya untuk di taruh kembali ke dalam rak. "Lo boleh bawa pulang dulu kok kalo masih mau baca, lagian rumah kita juga sebelahan." Cowok itu juga berdiri mendekat ke arah rak.

"beneran?, ehm aku pinjem yang ini dulu deh, makasih." Gadis itu menunjukkan deretan gigi putihnya ke cowok di depanya. "Ariana.." lagi mamanya memanggilnya. "Ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya, sekali lagi makasih." Setengah berlari gadis itu menuruni tangga untuk pulang.

"Jadi namanya Ariana" setelah matanya tak lagi melihat gadis tadi Adam kembali ke kamarnya.

Dan pelajaran hari ini, si perusak mood gak terlalu buruk ternyata.


Yey akhirnya bisa nyelesain part 1, plis tolong di vote dan komen dan juga tolong sebarin ke temen - temenya yang lain ya.

Palembang, 03 April 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang