2. dua

14 0 0
                                    

Charlie-charlie

Alicia Luna mengeliat di balik selimut tidurnya. Suara ketukan pintu apartemen sangat mengganggu akhir pekannya yang ingin ia habiskan diatas tempat tidur.

Ia mengerjapkan kedua matanya, ketukan dari balik pintu tidak kunjung berhenti. Di liriknya jam weker yang masih menunjukkan pukul 08;00 pagi.

Luna mendengus, ia berlari menuju pintu apartemen tanpa mencuci mukanya terlebih dahulu. Ia penasaran siapa orang yang sudah tega mengganggu akhir pekannya dengan datang bertamu sepagi ini.

"Good morning honey!" Sapa perempuan cantik yang sudah berdandan lengkap dari balik pintu.

Luna menghela nafas panjang. Belum sempat ia membuka mulutnya untuk protes dengan perempuan itu, ia keburu nyelonong masuk tanpa permisi seolah apartemen ini miliknya.

"Ya ampun danis, bisa nggak sih kamu datang agak siangan dikit kesini? Kamu udah merusak hari libur ku yang sangat berharga ini tau nggak!"

"Come on babe, ini tuh udah siang. Biasakan bangun lebih awal deh, tidur di jam-jam segini tuh nggak bagus buat kesehatan kamu," Jelas Danis sambil melemparkan tubuhnya diatas sofa lipat.

"Iya kalo semalem aku nggak lembur nyelesain berkas-berkas editor mungkin aku bakalan bangun jam 6 sekalian," Balas Luna.

Luna menunjuk dua koper besar yang Danis bawa masuk kedalam apartemennya. "Terus apa itu? Kamu dari bandara langsung pulang kesini?"

Danis mengangguk dengan menunjukkan wajah puppy yang dibuat-buat nya.

"Ya, tapi kan kamu punya rumah sendiri Danis!!  Kenapa harus pulang kesini sih?" Luna terang-terangan menunjukkan kekesalannya.

Danis berdiri lalu memohon. "Aku bakalan dibunuh sama orang tua sendiri kalau mereka sampai tau, aku ngabisin duit mereka buat liburan lagi,"

"Jadi aku mohon yah, biarin aku nginep disini beberapa hari aja, oke?" Sambung Danis masih berusaha membujuk.

"Arrggh.... terserah kamu, aku pusing!" Luna berbalik menuju kamarnya. "Oh ya, aku mau balik tidur lagi. Jangan coba-coba ganggu atau apapun yang bikin aku bangun. Aku habisi kamu nanti," Katanya sebelum benar-benar menutup pintu kamarnya.

Danis tersenyum. "Okeh akan aku lakukan!"

Luna kembali berbaring diatas tempat tidur, menarik selimut lalu mencoba menutup mata untuk terlelap. Temannya yang satu ini ternyata benar-benar menuruti perintahnya untuk tidak berulah dan menciptakan kebisingan didalam apartemennya sehingga ia bisa tertidur pulas.

Waktu terus berjalan, tak terasa matahari sudah beranjak semakin naik dan tepat berada diatas langit.  Luna sedikit membuka matanya, melirik jam weker yang sekarang sudah menunjukkan pukul 12 siang.

Lama sekali dia tertidur, ia kemudian meraih ponsel yang tergeletak disampingnya. Beberapa pesan dan sambungan tak terjawab dari Bobby langsung menyambut begitu layarnya ia hidupkan.

Ia tersenyum. Lalu bangkit duduk di tepi tempat tidur dan mencoba menghubungi kembali nomor Bobby yang tertera di layar ponselnya.

"Hallo,"

Hai, kamu nggak kenapa-napa kan? Soalnya kamu nggak angkat-angkat telepon ku barusan,

Seseorang diseberang sana langsung menjawab telepon di nada sambung pertama.

Lagi-lagi Luna tersenyum. "Aku nggak kenapa-napa kok, cuman bangun kesiangan aja. Apa kamu ngira aku sudah mati disini?"

Terdengar Bobby yang terkekeh diseberang sana. Baiklah, aku akan sampai dalam beberapa menit lagi,

23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang