3. Tiga

5 0 0
                                    

Sesuatu...

Apa yang kalian pikirkan jika sesuatu bernama mahluk astral itu memang benar-benar ada dan hidup disekeliling kita?

Apa kamu percaya?

Awalnya Luna tidak pernah mempercayai hal semacam itu ada didunia modern seperti sekarang, sampai pada hari ini ketika Danis mengajaknya bermain permainan pemanggil arwah yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

"Tuh kan, kali ini berhasil! Apa aku bilang," Danis begitu percaya diri karena permainan yang ia tunjukan kepada Luna benar-benar bekerja persis seperti cerita yang ia dengar dari kebanyakan orang.

Luna menggeleng pelan, "ini pasti hanya kebetulan Danis, pasti ada penjelasan kenapa bolpen itu bisa bergerak seperti itu," Tegasnya masih berusaha meyakinkan teman dihadapannya kalau hal-hal yang dimaksud oleh dia itu cuman omong kosong.

"Maksudmu bolpen ini bergerak karena angin begitu?" Danis mengangkat tangan kesamping bahunya, lalu menatap sekeliling mereka sambil menyeringai. "Santai saja Alicia Luna, aku tau kamu takut. Came on, Its just a game. Persis seperti apa yang selalu kamu katakan sejak tadi bukan?"

Luna mendengus, "aku tidak takut, karena aku tidak percaya dengan permainan bodoh mu ini!"

"Baiklah kalau begitu kita lanjutkan lagi okeh?"

Danis membetulkan posisi duduknya, setelah itu ia kembali memfokuskan dirinya pada lembar kertas permainan tersebut.

"Charlie-charlie are you here? Around us?"

Bolpen itu perlahan kembali bergerak, hingga ujung-ujung bolpen itu menunjuk kata yes untuk kedua kalinya membuat kedua wanita itu menahan nafas. Terlebih mereka berdua juga merasa suasana disekitar meja makan itu mendadak menjadi panas meski saat itu pendingin ruangan di apartemen Luna selalu berada pada suhu dibawah 30 derajat.

Mata mereka berdua saling menatap, saling menahan nafas seolah mereka berdua sedang menunggu hukuman mati yang sebentar lagi akan mereka terima. Dan sekarang Luna merasa permainan yang mereka lakukan bukan hanya sebuah permainan biasa lagi. Bolpen itu bergerak bukan karena angin atau apapun yang bisa menjelaskan tentang ini.

"And than, where are you now?" Tanya Danis kembali. Sedangkan Luna memilih diam memperhatikan permainan itu berjalan.

Bolpen itu lagi-lagi berputar, ujung-ujungnya menunjuk kata left yang sebelumnya sudah danis tulis disetiap sisi gambar yang sudah ia buat.

"on the left?!" Kali ini keduanya mengernyit bersama. Kalau memang permainan ini bukan kebetulan, lalu kenapa bolpen itu selalu bergerak dan menunjuk salah satu kata yang ada di bagian permainan itu?

Pertanyaan itu berkumpul dikepala Luna, sedikit demi sedikit merubah pemikirannya yang tidak mempercayai hal semacam itu.

"What do You mean?, to my left or to the left of Luna?"

Danis bertanya untuk kesekian kalinya, setelah itu bolpen bergerak menunjuk nama Luna yang juga tadi sudah Danis tulis di dalam kertas permainan itu. Bersamaan dengan itu terdengar bunyi benda kaca yang jatuh hingga menimbulkan suara nyaring yang sukses membuat mereka terlonjak dari kursi yang ia duduki.

"Bunyi apa tadi? Kamu dengar?" Danis mengawali sambil memegangi dadanya yang berdetak tak karuan.

Luna mengangguk. "Ya, sepertinya berasal dari dalam kamarku," Luna melirik Danis sekilas. "Aku akan kesana untuk mengeceknya,"

"Tunggu, aku ikut!"

Danis berlari kecil mengekori punggung Luna dibelakang. Seperti layaknya anak kecil, ia memegangi bahu Luna dan menyembunyikan wajah dibaliknya.

23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang