Aku Mencintaimu

82 5 9
                                    

Chanyeol frustasi, waktunya kurang dari satu bulan lagi tapi ia belum punya keberanian yang cukup untuk berbicara dengannya perihal bagaimana Chanyeol sangat mencintainya, bagaimana Chanyeol menyukai senyuman manisnya, bagaimana Chanyeol selalu memperhatikannya. Waktunya kurang dari satu bulan lagi, tapi ia masih bersembunyi dibalik bayangannya masih menjadi seorang pengecut yang sama sekali tidak ingin menanggalkan topengnya, tapi mau seberani apapun ia, Chanyeol tetaplah tidak sebanding dengannya, dengan bidadarinya, penyelamat hidupnya. Inginnya Chanyeol menepuk bahunya, mengajaknya berkenalan, berbicara dengannya, dan berjalan-jalan dengannya di waktu senggang, tapi Tuhan mana mau mengizinkannya, karena bahwasananya seorang Park Chanyeol tidak akan pernah pantas disandingkan dengan Byun Baekhyun sekalipun itu di dunia mimpi.

📍Aku Mencintaimu📍

Chanyeol merasa sangat tolol ketika menerima ajakkan siswi paling murahan di sekolahnya, tapi Chanyeol juga butuh pelampiasan, jadi disinilah Chanyeol sekararang sibuk bercumbu dengan orang yang bahkan tidak ia tahu namanya, sibuk membuat perempuan di depannya mendesah karena perbuatannya, seolah-seolah dibuat atau setidaknya membuat dirinya sendiri seakan lupa dengan Baekhyun yang selama ini ia puja-puja namanya. Hingga tidak sengaja ia mendegar tegukan liur seseorang dari celah pintu gudang, Chanyeol sedikit melirik dan tersentak ketika melihat pujaan hatinya dengan wajah memerah sedang merekam perbuatan tololnya, dan segera pergi ketika bel sekolahnya berbunyi.

Chanyeol setidaknya mendapat satu dua ide dari perlakuan Baekhyun barusan, lagipula dari awal memang pertemuan mereka sudah salah, jadi bukanlah sebuah masalah besar kalau Chanyeol melanjutkan kesalahan itu, kan?

Apapun demi bersama dengannya, Chanyeol rela membuang harga dirinya.

📍Aku Mencintaimu📍

Chanyeol mengikuti langkah kaki kecil Baekhyun, ia harus menahan tawanya ketika netranya menatap rambut cokelat Baekhyun yang bergerak begitu lembut terkena hembusan angin, ingin menaruh tangannya disana merasakan betapa lembutnya surai cokelat itu, ingin membelai dan mengecupnya agar Baekhyun tau seberapa besar ia mencintainya. Chanyeol menggelengkan kepalanya ketika imajinasi mustahil yang selama ini selalu ia bayangkan membuatnya sejenak terpana akan kebahagiaan semata, ia mengeluarkan sapu tangan yang sebelumnya sudah ia baurkan obat bius dan berjalan sedikit cepat mencoba mengejar Baekhyun.

Agaknya, Chanyeol sedikit ragu haruskah ia benar-benar melakukan ini pada lelaki pujaannya, hatinya terasa nyilu teramat sangat ketika membayangkan Baekhyun yang akan memandangnya nyalang dan membencinya, tapi Chanyeol tidak punya pilihan lain. Toh, semuanya memang sudah salah.

Ia mencintai Baekhyun saja sudahlah sebuah kesalahan sekaligus dosa besar yang ia lakukan.

“Maafkan aku Baekhyun.”

Chanyeol meraup oksigen sebanyak-banyaknya, memastikan tidak ada siapapun di sekelilingnya dan membekap mulut Baekhyun menggunakan sapu tangannya. Melihat Baekhyun meronta sudah membuat hatinya teriris pilu, ingin menangis karena telah menyakiti Baekhyunnya. Chanyeol mengecup singkat kening Baekhyun, “hal terakhir yang bisa kukatakan sebelum kau mulai membenciku, Aku mencitaimu Baek, sangat.”

Chanyeol kemudian membopong Baekhyun dan membawa tubuh mungil dalam gendongannya itu ke rumahnya setelah sebelumnya meminta izin pada guru piket beralasan Baekhyun sedang sakit dan tidak ada yang bisa menjemputnya, mudah saja membuat guru-guru percaya padanya, karena Chanyeol murid berprestasi. Lagipula...

...ia sangat pandai berbohong.

📍Aku Mencintaimu📍

Chanyeol menaruh tubuh Baekhyun dengan hati-hati keatas ranjangnya, membalik tubuh Baekhyun menjadi posisi telungkup dan mengikat sepasang tangan indah milikknya dengan dasi sekolahnya.

BajinganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang