Pertama

33 2 0
                                    

"Hai manis! "

Kyungsoo mendengus sebal pada sekelompok pria yang menghadang jalannya.

Kakinya berusaha melewati mereka sebelum tangannya ditarik dengan kasar oleh salah satu diantaranya. Dihentakkan ke dinding. Dan tak ada yang bisa ia rasakan lagi selain rasa sakit setelahnya.



Berusia 22 tahun. Apa yang biasa ia lihat adalah itu umur dimana itu waktunya untuk berkutat dengan tugas-tugas kampus, dan bersenang-senang bersama temanmu setelahnya, beristirahat bersama keluargamu, atau bermesraan dengan pacarmu.

Tapi Kyungsoo tak pernah mengenal apa artinya bersenang-senang sejak 4 tahun yang lalu. Sejak pria brengsek yang mereka sebut ayah, menjualnya ke sebuah bar.
Awalnya memang hanya sebagai barista, sampai kemudian orang-orang brengsek di sekitarnya bertambah. Semuanya brengsek, dirinya juga brengsek. Ia bahkan tidak bisa pergi dari kondisi ini. Tidak punya kemampuan untuk menyingkirkan tangan-tangan brengsek itu dari tubuhnya.

"Terimakasih manis! Kau memuaskan seperti biasanya. "

Kyungsoo menepis tangan yang akan menyentuh wajahnya itu. Mengabaikan tatapan jijik yang ia terima. Tubuhnya menggigil tapi bahkan ia terlalu jijik untuk memeluk dirinya sendiri. Cermin disamping sana juga menunjukkan betapa menjijikannya ia. Dengan bibirnya yang sudah sobek berdarah karna ia gigit, bau besi masih bisa lidahnya rasakan. Tubuhnya sudah penuh dengan luka lebam juga kissmark, terlihat jelas di atas kulit pucatnya.

"Jangan tidur! Cepat keluar, bodoh! "

Kyungsoo meringis merasakan rasa sakit dan perih di seluruh tubuhnya. Meski sudah sering, rasa-rasanya ia tidak pernah terbiasa dengan semua ini.

Beberapa orang mengatakan jika hanya maslah waktu hingga kau akan ketagihan.
Iya, ia ketagihan, ketagihan rasa sakit hingga ia pernah berkhayal jika bunuh diri rasanya pasti takkan sesakit sekarang.

"Sepertinya ini hari keberuntunganmu, Do! "

Kyungsoo menoleh pada pria paruh baya yang tengah menepuk-nepukkan gepokan won di tangannya.

"Ada seorang pria bodoh yang ingin membelimu. Katanya dia butuh mainan baru. Hanya tak habis pikir, kenapa ia membeli barang rusak dengan harga setinggi ini. "

'Selamat datang di neraka yang baru Kyungsoo! '

"Oh, tuan Wu! "

Kyungsoo refleks menoleh ke arah pintu.

Disana berdiri seorang pria asing, sepertinya blasteran. Tinggi, dan tampan Kyungsoo akui. Mendapati pria itu menatapnya tajam membuat Kyungsoo buru-buru menunduk. Ia hanya mendengarkan obrolan 2 pria itu. Tak benar-benar fokus karna rasa kantuk menguasainya.

Sebuah tangan terulur di hadapannya. Itu membuat Kyungsoo tertegun.

"Ayo pulang! "

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang