Jarum panjang jam hampir menyentuh angka 12. Kiko bergegas. Ia sadar waktunya menipis. Entah dia masih dapat mengejar kereta itu.
Pritttt!!! Sial, umpatnya, peluit sudah berbunyi pertanda kereta akan berangkat. Ia mempercepat lari, dilatari derak roda-roda kereta yang mulai bergerak. "Tunggu!..." jeritnya.
Hup, satu kaki berhasil menjejak pintu kereta. Kiko menghela napas lega.
"Hahaha, berhasil juga, Mas!" lelaki muda tegap berambut cepak itu tertawa lebar. Rupanya ia mengamati Kiko mengejar kereta.
Kiko tak peduli, ia mengempaskan ransel lalu duduk di tangga pintu kereta. Menikmati embusan angin saat kereta menembus jantung Ibu Kota. Bye bye Jakarta, Bandung here I come. Again!...
YOU ARE READING
Untuk Dia yang Ada di Sana
RomanceIni kisah tentang dua orang yang mestinya bisa berpasangan, tetapi tidak pernah menjadi kenyataan. Cinta sejati itu tampaknya hanya ada dalam mimpi, bahkan ketika semua seharusnya begitu gampang. Entah kenapa tetap saja sulit.