.
.
.
.
.
"Yak! Bisakah kau cepat sedikit, kita hampir terlambat Park."Sungguh sial bagi Yoongi. Bagaimana tidak, sejak satu jam yang lalu dia sudah berusaha berusaha membangunkan adik kecilnya itu dengan segala macam hal. Namun sungguh Yoongi tak habis pikir kenapa adiknya itu sangat lamban. Padahal hari ini awal dia mengikuti kelas barunya.
Park Yoongi adalah kakak tertua dari seorang Park jimin. Eomma dan appa mereka sudah meninggal 3 tahun silam akibat kecelakaan pesawat saat akan melakukan bisnis di Jerman. Ya, naas pesawat yang orang tuanya tumpangi mengalami gagal mesin dan akhirnya terjatuh. Kini hanya tinggal dirinya dan kakak tercintanya sajalah yang menemani hari harinya. Ah tidak, tapi bertiga dengan kekasih baru kakaknya bernama Kim Taehyung. Ya baru 2 minggu ini mereka resmi menjalin hubungan.
"Hyung, tunggu!"
"Hyung 'kan sudah membangunkan mu sejak tadi, tapi memang dasar kamu itu susah untuk di bagunkan." Sungguh sangat ketus.
Yang di teriaki hanya mencebik malas.
"Arraseo, palli gajja."
"Dasar, bocah."
.
.
.
."Jadi apa kau sudah siap untuk hari ini tuan Park?" Tanya pria tua berstelan jas berwarna hitam, dengan sepasang sepatu kulit mengkilapnya. Ya dia kepala sekolah.
Yang dia tanya hanya mengangguk antusias.
"Saya mohon bantuannya." Sang kakak menunduk sopan.
"Baiklah, jangan sunkan seperti itu. Jangan berlebihan dengan ahjusi. Kai seperti sedang memohon dengan siapa saja Yoongi."
"Aku hanya merasa tak enam dengan guru dan murid disini ahjusi."
"Baiklah, Jimin ikut dengan ku untuk menuju kelas barumu. Dan kau Yoongi, segeralah kuliah, ini sudah jam berapa, eoh?"
Dengan sedikit tergesa Yoongi pun pergi meninggalkan ruangan dan Jimin telah berjalan mengikuti ahjusinya. Ya, kepala sekolah.
.
.
.
.
.
.Tbc.
Guys kangen aku? Jadi aku buat ff ini karena biar gak jenuh dengan ff yang sebelumnya. Jangan lupa voment nya ya. See uu.

KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
Romansa"aku berharap dia baik, aku berharap dia tak sama dengan dia yang lain. Dan aku ingin selalu ada di dekapnya." "Sungguh sakit ini tak bisa ku tahan lagi." "Ya! Bisakah kau tak melakukan hal seintim ini?"