Aku bukan akan menciptakan sebuah kisah, tapi akan menceritakan kisah yang mungkin telah ku buat dan kualami dalam hidupku. Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang berbeda, antara bahagia, sedih atau juga tentang perjuangan menggapai mimpi, percintaan dan lainnya. Kali ini, aku akan menceritakan tentang pengalaman ku menjalani pilihan dalam hidup.
Pada dasarnya memang hidup adalah suatu pilihan yang akan selalu menghasilkan pengalaman untuk hidup selanjutnya. Bermula dari awal kuliah, saat ospek, mulai merasakan hawa dunia kampus yang mungkin akan ku jalani. Mendapat penugasan ospek yang tak kira-kira, mengerjakan hingga sore dan dengan setianya ada pemandu (panitia sekaligus juga kakak tingkat) yang dengan setia mau menemani, bahkan membantu semua tugas kami waktu itu. Dari situ aku belajar dan mulai mengerti manfaatnya setelah menjalani awal duduk dibangku kuliah, karena tugas tugas kuliah. Menurutku secara jam perkuliahan tidak sepadat waktu sekolah. Sekolah itu benar benar jadwal resmi, dan gak bisa namanya tuh diubah. Sedang dikuliah, walau jadwal sudah tercetak dari bagian kemahasiswaan dan jurusan sekaligus, tapi selama belom diketok palu sama dosen masih bisa pindah jadwal. Dan untuk tugas? Nah ini, rasanya sih buanyak dan membuat harus tidur malam bahkan pagi. Tapi apa iya ? Sebenernya banyak itu karena kalau aku pribadi karena aku tumpuk di h min dikit dari deadline. Nah kenapa ku tumpuk ?
Karena setelah kuliah aku ikut kegiatan untuk mencari pengalaman niatnya.
Saat ospek, aku sempat berfikir Kenapa ya ada mahasiswa yang mau sibuk (para panitia ospek), bahkan daftar untuk ngurusin maba-maba, buat acara, buatin tugas banyak yang pada dasarnya merepotkan panitia itu sendiri. Dan setelah aku menjalani satu bulan kuliah, aku mulai mengerti alasan mereka. Kuliah kalau cuma datang duduk dan pulang kerjain tugas, rasanya selo banget. Adanya bakal bosen. Waktu banyak yang terbuang. Dari situlah aku mulai mengikuti kepanitian juga, dikegiatan jurusan. Ternyata memang sedikit agak membuat merasa kan kesibukan, dan lebih sukanya sih menambah teman. Semakin suka mencari pengalaman untuk mencoba kegiatan baru, dari yang kepanitian atau bahkan juga ikut UKM Fakultas Seni (teater). Dan pada akhir semester dua aku memilih masuk di Himpunan Mahasiswa (Organisasi di tingkat jurusan). Memilih masuk organisasi itu bukan sesuatu pilihan yang cepat. Teman-teman ada juga yang nasehatin, kalau organisasi kamu kebanyakan kegiatan, kuliah bakal ketinggalan. Sedang orang tua selalu mendukung asal tujuan awal untuk kuliah gak terganggu. Aku pun memilih untuk masuk ke organisasi akhirnya. Terdorong karena terdapat bidang yang aku suka yaitu jurnalistik. Yah, aku yang suka menulis, tergelitik banget untuk coba masuk dibidang itu. Awalnya aku pikir disana aku bakal dikembangkan, difasilitasi. Pikiran ku terlalu sempit. Dan setelah aku masuk ternyata, kami adalah fasilitator, sesuatu yang gak sesuai ekspetasi sama sekali. Tapi tapi tapi, gak berarti aku langsung meninggalkan pilihan ku itu. Belajar tanggungjawab dengan apa yang udah jadi pilihan, konsekuensi untuk setiap yang menjadi pilihan harus aku lalui. Dan yah satu periode, aku lewati. Bukan dengan hasil kosong, di organisasi aku belajar banyak, walaupun awalnya diluar ekspetasi nyatanya yang ku dapatkan itu pengalaman-pengalaman berharga, mengenai mengatur waktu, bekerja tim, mengatur keuangan, lobbiying, dan kata sesepuh hima (himpunan mahasiswa), organisasi penting untuk nanti di dunia kerja dan isi CV kita.
Setelaha satu periode habis, aku dilanda galau lagi. Di hima banyak sekali proker (program kerja) bahkan tiap bulan itu selalu ada proker, dan aku waktu itu di beri tanggung jawab memegang satu proker yang diadakan rutinan tiap dua bulan sekali. Aku merasa lelah, sedikit keteteran sekali kuliah ku, dan IPK yang terkena dampaknya karena pengaturan waktu memang masih payah. Aku berfikir untuk tak lanjut. Beberapa teman meminta ku berfikir ulang, aku juga bahkan sampai bertanya pada orang tua, aku takut bakal gabut kalau gak ikut organisasi, bakal banyak waktu luang, padahal hidup itu soal pengalaman dan lagi aku sudah sedikit terbiasa banyak kegiatan dan pulang malam. Setelah pikir cukup panjang. Dan keputusan ku bulat untuk tetap tidak lanjut.
Merancang jadwal, untuk tetap mencari pengalaman tanpa ikut organisasi di semester 4 ini. Pada bulan november lalu memang aku telah mendaftar untuk exchange (pertukaran pelajar) nanti di semester 5, namun karena tinggal syaratnya membuat visa saja dan persiapan lain tidak ada lagi. Ku memutuskan mendaftar dua kepanitian disemester ini, mengapa berani mengambil dua ? Bukannya keluar hima biar gak terlalu capek ? Aku gak langsung mendaftar dua, melainkan mengambil satu acara dahulu yang diadakan salah satu UKM univ dan setelah hampir sebulan berlalu mengetahui kegiatannya tidak terlalu sibuk, bahkan jarang kumpul padahal aku memegang sie acara, tugasnya bisa dikerjakan dirumah, nah barulah aku mendaftarkan untuk acara yang kedua. Untuk yang kedua diadakan oleh BEM KM Univ ini aku pertama kali juga, mengambil sie (bagian) Humas, harapannya bakal rasain sibuk dan tambah jaringan, sampai h min 1 bulan sebelum kegiatan ternyata juga di acara kedua tidak terlalu memakan waktu. Hingga tiba di bulan April, pelaksanaan kegiatan ku akan dilaksanakan di akhir april juga awal mei, dan baru saja kemarin 3 April aku dapet pengumuman bahwa Proposal PKM ku lolos didanai Dikti. Itu artinya, aku harus membuat pertanggungjawaban dan kegiatan yang telah aku rencanakan, dalam hal ini karena aku mengajukan PKM K, maka aku harus membuat produk dan hanya diberi waktu 2 bulan (hingga Juni) efektif untuk melaksanakan kegiatan. Padahal nanti dibulan juli aku sudah harus berangkat exchange, dan bulan mei tanggal 8 aku harus mengurus visa di Jakarta. MasyaAllah sekali Allah mengatur semua ini. Takut akan berhenti pengalaman ku, bahkan terbuang waktu ku sia-sia dengan melepas organisasi ternyata itu hanya ketakutan ku saja.
Setiap pilihan itu pasti selalu ada jalan yang udah Allah rencanain. Organisasi itu penting, kita hidup sebagai makhluk sosial, di organisasi dapet banget itu pelajaran seperti itu, harus saling memahami mengerti satu sama lain. Tapi ternyata pengalaman itu gak hanya bisa kita dapatkan disatu tempat saja. Dunia ini luas sekali, dan mencoba hal baru, memilih melewati zona nyaman, melawan keraguan itu adalah hal yang lebih luar biasa. Kalau kata sesepuh (kakak tingkat Hima) organisasi itu penting, itu benar, tapi untuk membuat organisasi dalam diri sendiri itu lebih penting untuk kehidupan selanjutnya. Managemen diri sendiri, memiliki tujuan. Dan selalu berkeinginan, memiliki semangat untuk berprogress adalah hal besar yang mungkin sedang aku ingin capai sebagai mahasiswa, yang katanya adalah agen perubahan bangsa. Karena aku sadar dan sangat menyetujui bahwa duduk dan datang mendengarkan dosen dibangku perkuliahan saja tidak cukup, merealisasikan ilmu lewat kegiatan keilmiahan dan kemasyarakatan itu harus. Dan belajarnya lewat kegiatan yang ada diperkuliahan pastinya
Saat ini, adalah masa belajarku. Berjuang. Masih banyak pilihan yang harus aku lewati. Tak cukup hanya memilih, sebagai makhluk Tuhan, Doa adalah kekuatan terbesar, selalu minta restu orang tua tak pernah terlupa. Aku hanya ingin, berbagi pengalaman dan berpesan untuk memilih apapun yang menjadi pilihan, yakin hilangkan ragu meski begitu harus selalu melewati pertimbangan. Jalani semua, apapun itu. Dan bawa Tuhan disetiap urusan. Karena hidup tak semulus apa yang kita mau, tapi Tuhan selalu memberi yang kita perlu. Remehan orang akan biasa datang, cukup senyum dan tunjukkan yang terbaik dari diri kita. Terus semangat. Semoga perjuangan kita didunia adalah bekal/sebagai jembatan menuju kehidupan kekal yang indah (surga) nantinya. Aamiin