Lagi-lagi berbicara mengenai pilihan, karena hidup akan selalu tentang sebuah pilihan. Masa kuliah rasanya sayang sekali untuk hanya dilewati begitu saja, bagiku setiap waktu yang berkaitan dengan perkuliahan adalah cerita penuh pelajaran dan pengalaman berharga bagi hidup. Termasuk memilih lulus 3.5 Tahun dan dengan cumlaude.
Lulus 3,5 Tahun dan cumlaude adalah pilihan yang aku tentukan sejak menjadi Maba, dan setelah itu menjadi doa yang selalu ku panjatkan setiap selesai Shalat. Melihat foto wisuda yang ada di postingan IG dengan para wisudawan dengan slempang cumlaude, menjadi salah satu alasan memilih untuk bisa lulus 3,5 tahun dan cumlaude. Lalu, setelah melewati perkuliahan beberapa semester, melihat Kakak Tingkat (Kating) menjadi semakin termotivasi, motivasi itu karena kekaguman dengan Kating yang nampak aktif di kegiatan kuliah (seperti organisasi dan perlombaan) namun tetap dapat lulus dengan predikat cumlaude.
Pada dasarnya, memang manusia hanya bisa merencanakan, namun Allah yang mampu menetapkan takdir yang telah dituliskan. Sejak keinginan dan motivasi itu muncul banyak hal berupa pilihan-pilihan lain datang, bukan sebagai penggoyah namun menjadi pengokoh akankah mampu tetap memilih untuk hanya fokus pada satu tujuan sejak awal kuliah itu, ataukah mau memilih pilihan lain namun dengan tetap memperjuangkan pilihan pertama.
Perkuliahan telah sampai pertengahan masa study yaitu semester empat, teringat waktu itu pihak jurusan menawarkan exchange student pada Kelas I Pendidikan Fisika 2016. Kelas yang dulunya adalah kelas Internasional, namun sekarang hanya sebatas kelas unggulan. Belum pernah terlintas, untuk merasakan belajar di LN, dan seketika tawaran itu ada, rasanya ingin sekali mengambil, namun saat itu juga menyadari kemampuan berbahasa yang jauh dari baik, begitu juga dengan peluang hanya untuk lima mahasiswa saja. Setelah beberapa hari dari pengumuman itu ternyata dari teman-teman sedikit sekali yang minat. Apalagi, beberapa kating mengatakan untuk tidak mengambil program tersebut, karena dari pengalaman beberapa kating sebelumnya melambatkan kelulusan karena tertinggal oleh mata kuliah pada semester itu yang ada disini tetapi tidak ditawarkan disana. Bukan kekhawatiran, namun dari banyaknya keraguan itu malah membuat tantangan tersendiri, untuk memecahkan pemikiran tentang exchange student yang menghambat kelulusan dan akhirnya memilih untuk mengambil kesempatan itu.
Sampai pada akhirnya diujung masa study, tepatnya semester enam. Dimana tersisa beberapa SKS saja yang harus ditempuh, sambil melaksanakan Praktik dan KKN, benar-benar rasanya luang, saat itu memutuskan untuk mulai mengajukan judul skripsi, sebelumnya selama tiga bulan atau terhitung 1 semester (semester 5) di Thailand sudah mencari referensi dan juga ketika telah kembali ke Indonesia pada perkuliahan metode penelitian untuk membuat proposal skripsi telah diniati untuk bener-bener serius mengerjakannya, dan akhirnya sebelum mulai masa PLP semua instrumen penelitian telah selesai.
Jadi, penelitian dapat dilaksanakan ketika bersamaan dengan PLP, dan bersyukurnya sekolah mengijinkan begitu pula dengan guru matkulnya. Setelah penelitian selesai, tidak bisa langsung mengolah data karena telah memasuki semester tujuh dimana harus melaksanakan KKN yang kebetulan mendapatkan luar kota waktu itu, sehingga focus hanya KKN.
Setelah KKN, diakhir bulan Oktober 2019 harusnya bisa langsung mulai olah data, namun pulamg KKN badan ngedrop dan harus opname, sehingga baru mulai lagi di bulan November, padahal lulus 3,5 tahun, artinya maksimal harus selesai sebelum Februari 2020. Bersyukur luar biasa, karena nyatanya setelah berulang kali revisi, menanti dosen seharian yang hasilnya nihil, pagi siang sore malam pegang skripsian akhirnya semua itu mampu terlewati. 14 Januari 2019 di Perpustakaan Lab Fisika FMIPA UNY pukul 09.00 hingga 10.30 WIB dilaksanakan sidang dan dinyatakan lulus dengan revisi.
Perjuangan belum berakhir karena penutupan yudisium kurang dua minggu lagi, sedang revisian sebenernya gak begitu banyak, hanya saja satu revisi itu adalah pengolahan data ulang, membuatnya membutuhkan waktu lama, tapi atas ijin Allah semua bisa terselesaikan, dan bersyukur luar biasa mampu yudisium pada periode februari begitu juga lulusnya, dan bersyukur luar biasa lagi karena menjadi mahasiswa pertama di jurusan pendidikan fisika pada pelaksanaan sidang skripsi angkatan 2016.
Semua ini pastinya tak akan mungkin bisa terlalui lulus 3,5 tahun cumlaude dan mengikuti exchange student, jika tanpa semua doa, perjuangan, dari diri sendiri, orang tua, dan dari orang-orang sekitar yang membantu juga mendoakan. Selain itu, semangat, sabar dan fokus terhadap pilihan benar-benar menjadi keberhasilan untuk mampu mencapai dan mewujudkan pilihan yang ada.
Yogyakarta
[03 Februari 2020]
Pada dasarnya, hidupadalah sebuah pilihan. Memilih itu seharusnya mampu menentukan prioritas.Keberhasilan tanpa resiko pastilah hal yang tak mungkin, sehingga pikir panjangcukup penting sebelum memutuskan mengambil pilihan untuk hal apapun. Kata hati,perlu di dengar, selain logika dan usaha tetap harus dilakukan. Berjuanglah,dan jangan menyesal karena tak memperjuangkannya. Selama tuhan masih biarkannadi ini berdenyut, hidup akan terus berlanjut, dan hidup tetap tentang pilihandan perjuangan yang harus dilakukan. Semangat dan bawa Allah dalam hal apapun.