One

456 50 10
                                    

Oh Sehun pemuda jangkung berkebangsaan Korea Selatan menatap tajam di balik buku bertuliskan "DAMN GOOD ADVICE" buku tersebut selalu menemaninya ke manapun ia pergi selama sepekan.

Entah saking cintanya ia pada buku tersebut atau hanya sekadar iseng, yang jelas pemuda itu bahkan belum selesai membaca semua dan tetap berkutat di halaman yang itu-itu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah saking cintanya ia pada buku tersebut atau hanya sekadar iseng, yang jelas pemuda itu bahkan belum selesai membaca semua dan tetap berkutat di halaman yang itu-itu saja. Pemuda itu mendengus sebal. Kedua matanya menyipit dan melebar diikuti gerakan tangan yang ia dekatkan dan jauhkan. Terus begitu sampai seseorang menegurnya dengan nada jengkel.

"Lama-lama kau rabun betulan" Katanya. "Menyerah sajalah."

Oh Sehun, si pemuda jangkung itu mendecak sebal. "Kalau tak mau bantu, kau diam sajalah." Sahutnya ketus.

"Kalau naksir si panda itu, harusnya deketin langsung!" Jawab Jongin sewot. "Ini malah baca buku!"

Sehun meletakan bukunya dan menatap Jongin. "Kau tidak tahu apa-apa," katanya. "Buku ini buku yang Zitao baca dua minggu lalu."

"Yaelah, hun... ganteng boleh pabo jangan!"

"Daripada ngomel, mending fotoin nih!" Sehun melempar ponselnya ke arah Jongin, dan ia langsung berpose keren. "Biar Zitao lihat di IG aku baca buku yang sama dengannya."

Kim Jongin mendecih, namun ia tetap menuruti kemauan Sehun. Satu jepretan, dua jepretan, sampai tujuh jepretan Jongin lakonin demi sahabatnya. Biar nanti bisa pilih mana yang lebih keliatan ganteng katanya.

Sehun merebut ponsel miliknya tak sabar, kemudian setelah ia memilah dan memilih, akhirnya satu foto ia unggah di akun IG-nya. Cowok itu senyum-senyum seraya melihat postingan IG yang memang isinya hanya dari Huang Zitao semua.

Detik demi detik berlalu, namun harapan dinotish sang pujaan hati tidak kunjung menjadi nyata. Sehun mendesah kecewa. Padahal jelas-jelas Zitao sedang on di akun IG-nya.

Kim Jongin menepuk pundak Sehun dengan tatapan prihatin. "Yang sabar ya, bro."

Dilemparnya buku yang sedari tadi ia genggam ke lantai. "Aarggh!" Ia mengumpat lalu berbalik hendak pergi dari sana dengan Jongin yang mengekor di belakangnya.

.

Siang itu Sehun dan Jongin berencana membolos. Keduanya terlihat kompak saat memilih nongkrong di cafe daripada dengerin dosen mereka, Mr. Choi Siwon di kelas filsafat.

Oh Sehun hendak memesan minuman kesukaannya saat tiba-tiba ia melihat Zitao berada di sana, duduk dengan seorang senior dari fakultas teknik, Kris Wu. Ia perlahan mendekat dan menajamkan pendengarannya.

"Ini yang terakhir ya, Ge." Zitao mencubit gemas cowok di depannya. "Lain kali jangan bolos karena aku lagi."

"Tenang aja kali, Zi," Kris Wu mengusap rambut Zitao dengan lembut. "Kau lebih penting daripada kelasnya Mr. Zhoumi."

Sehun bisa melihat Zitao tersipu mendengar ucapan Kris yang menurutnya bisa bikin anjing kesayangannya muntah-muntah. Sehun mendengus tak suka, lalu diikutinya Tao yang kini sedang berjalan menuju tempat kasir, cowok itu hendak memesan minuman kesukaannya.

Begitu jarak mereka hanya tinggal satu langkah, tiba-tiba Sehun mengambil sisa minuman di salah satu meja dan menumpahkan semua isinya tepat ke bokong Zitao. Kemudian dengan sigap dirinya 'membantu' Tao yang kini sedang panik.

Dalam kesempatan itulah Sehun menyentuh beberapa bagian sensitif Tao, dan dalam hitungan detik ia bisa merasakan pipinya berdenyut nyeri akibat tamparan keras dari Tao. "Brengsek! Kau pikir apa yang kau lakukan pada *piiip* dan *piiip* ku, Hah!"

Namun sayang, bukannya takut Oh Sehun malah meraba bokong Tao sekali lagi. Kali ini tangannya berusaha menyelusup ke dalam celana jeans Tao. Dan Sehun harus merasakan satu tamparan lagi mendarat di pipinya.

Tak lama Jongin dan Kris mendekati mereka. Keduanya menatap bingung Sehun dan Tao. Namun Kris buru-buru membawa Tao keluar setelah sebelumnya ia meletakan beberapa lembar uang untuk minuman yang sudah ia dan Tao pesan sebelumnya.

Jongin menatap Sehun dan berkata, "Jujur saja, kau memang pantas mendapatkanya," Ia tampak tak peduli ketika Sehun mengaduh dan memegangi kedua pipinya yang memerah. "Rupanya otakmu memang sudah rusak."

Sebelum mereka akhirnya memilih pergi dan membatalkan niat awal mereka untuk nongkrong di sana, Oh Sehun bergumam pelan, "Really damn good advice."

.

Ini akan dibuat twoshots. Saya sedang meradang gara-gara gigi bungsu lagi tumbuh, dan untuk membunuh waktu, saya ngetik cerita tidak jelas ini...

Jackass! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang