Anna duduk dengan perasaan cemas sesekali ia memejamkan matanya, berdoa dalam hati agar semuanya lancar. Ia sesekali melihat ke arah pintu besar yang megah.
Pintu besar itu terbuka dan nampaklah salah satu pelamar yang keluar dari sana. Anna menegang saat melihat wanita yang baru saja keluar itu menangis sesenggukan.
Tersisa dua orang lagi untuk melamar hari ini, tak lama teman seperjuangan yang duduk dekat Anna di panggil.
Wanita yang ada di samping Anna menghelakan nafas kasarnya, "ayo pasti bisa," ujarnya.
Wanita itu pun melangkah menuju pintu besar itu. Anna terdiam sembari berdoa dalam hati.
.....
Wanita itu pun muncul dengan raut wajah yang tidak cukup baik. Dada Anna semakin berdebar terlintas dalam benaknya untuk pergi.
Namun, ia mengingat kesempatan ini tidak datang dua kali apalagi ini kesempatan yang begitu langka untuknya.
Harusnya ia bersyukur ia mendapatkan kesempatan ini. Tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Anna mencoba menyemangati dirinya sendiri, dan terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan berjalan lancar sebagaiman harusnya.
Anna menglangkahkan kakinya, ia masuk kedalam. Susana hanya ada dua orang pria tampan menurut Anna.
Anna pun di persilahkan duduk, Anna menatap keduanya dengan percaya diri yang tinggi.
"Anna, nama mu hanya itu.," Ujarnya pria bermata biru menatap Anna prihatin, pria itu pun kembali membaca surat lamaran Anna.
"IPK mu cukup bagus, prestasimu juga cukup bagus, jadi aku ingin tanya mengapa aku harus menerima mu bekerja disini ? Kau tau prestasi dan kecantikan saja tidak cukup bukan.." ujarnya lagi menatap tajam Anna yang ada di depannya .
Aura semakin tegang saat pria bermata biru itu menatap Anna dengan remeh, "tapi kau cukup beruntung karena kau di rekomendasikan oleh pihak universitas mu, karna harusnya kamu yang terbaik di antar yang terbaik,"
"Baiklah karena aku sedang berbaik hati untuk sekarang, kau akan di training dalam 3 bulan jika pekerjaan mu bagus maka aku akan memperkerjakan mu di kantorku, tapi jika kau tidak becus maka kau harus pergi, paham," ujarnya
"Ya saya paham pak," ujar Anna
"Baiklah kamu training mulai hari ini, di depan sudah ada Devan ia yang akan mengajarimu, tentang semuanya. "
"Okey, jadi sekarang semuanya udah ada di posisi yang diinginkan, semuanya sudah terkendali gue harus pergi dulu bro. "
"And Anna kau harus hati hati denganya, okey. By sayangku Galang cinta ku," ujar Dami dengan gaya lemah kemayunya.
Anna menatap horor keduanya apalagi saat Dami Dami ini memberikan kiss by untuk Galang tubuhnya tiba tiba meremang geli melihatnya.
.....
Galang menatap tajam Dami ia berdecih seketika lalu pandanganya menuju Anna yang terdiam menatap Dami horor.
"Kenapa kamu masih disini? Kamu harus keluar dan temui Devan sekarang juga," ujar Galang
Anna pun luar dari ruangan itu, didepan ruangan itu sudah ada Devan yang sedang berdiri dengan tangan yang di masukan kedalam saku celananya.
"Anna?" Ujarnya dingin
"Ya, pak."
"Ikut saya sekarang juga," Anna pun mengikuti langkah lebar Devan, Anna berdiri di belakang depan mengikuti kemana pun depan pergi.
Devan mengajarkan semuanya, "apa kau paham? " Ujarnya tanpa melihat Anna.
"Aku paham, tapi ada beberapa yang mungkin. Ada sedikit keliru untuk tapi....,"
"Aku tau kau pasti bisa melihat bagaimana aku mengajarimu tadi, tidak ada kendala semuanya beres, oh ya mulai sekarang ini adalah tepatmu dan di sana itu adalah ruangan atasanmu,"
"Baiklah semuanya sudah beres kau harus mengajarkannya sekarang, bila kau ada keseliran kau bisa menghubungi ku. Dan ini nomornya, aku harus pergi karena ada meeting yang harus ku Hadiri,"
"Baik pak, terima kasih. " Ujar Anna
Devan pun pergi tanpa mengucapkan apapun pada Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BY FATIMAH1112
General FictionIngin melamar pekerjaan malah berujung dilamar. .... Anna mulanya ia ingin melamar pekerjaan namun siapa sangka bahwa bukan sebuah perkerjaan yang ia dapat melain calon suami.