Secret Admirer

19.1K 201 8
                                    

Karya : Annisa Lutfi

*****


"YEEEEEEAAAAYY!" Terdengar sorak sorai para siswa siswi murid SMA Bina Bangsa. Mereka bersorak gembira pasalnya Tim Basket sekolah mereka memenangkan pertandingan basket melawan SMA Angkasa siang ini. Akhirnya kerja keras Tim Basket SMA Bina Bangsa selama ini membuahkan hasil yang begitu memuaskan. Dua tahun terakhir ini Basket SMA Bina Bangsa memang selalu kalah ketika melawan tim Basket SMA Angkasa. Dan saat ini untuk pertama kalinya mereka dapat mengalahkan kembali lawannya itu. Mungkin ini disebabkan oleh kerja keras kapten Tim Basket yang tidak pernah berhenti menggembleng anggotanya, memang sejak kapten basket di jabat oleh Davindra Gabriel, SMA Bina Bangsa selalu memenangkan lomba termasuk memenangkan pertandingan ini, berbeda dengan kapten basket tahun-tahun lalu.

Wajah Gabriel terlihat sangat sumringah, senyum terus terpancar dari wajahnya yang penuh keringat. Namun, hal ini tidak sedikitpun mengurangi ketampanan yang dimilikinya. Siapapun wanita pasti akan terpesona melihatnya, termasuk gadis yang satu ini, Grashilla Andara.

Yap! Grashilla Andara atau yang lebih akrab disapa Shilla ini memang tergila-gila akan sosok Gabriel. Shilla mulai jatuh cinta pada kakak kelasnya itu sejak awal dia memulai masa orientasi sebagai siswi baru yang masuk di SMA Bina Bangsa. Apalagi waktu itu Gabriel lah yang mengampuh kelas Shilla. Hingga saat ini, saat Shilla sekarang sudah duduk dibangku kelas sebelas ia masih saja mengagumi sosok Gabriel. Sejak tadi pula, sejak pertandingan basket dimulai hingga Gabriel memenangkan pertandingan, Shilla tidak mengalihkan pandangannya dari Gabriel. Senyum juga terus memancari wajahnya yang cantik.

'Ah, andai aja gue bisa deket sama lo gab!' lagi-lagi hati Shilla terus meminta ingin bersama dengan Gabriel.

"SHILLAAAA BALIK YUUK!" Sebuah suara menyadarkan Shilla dari lamunannya. Akhirnya Shilla melepaskan pandangannya dari sosok Gabriel dan beralih ke asal suara tersebut.
"Apasih Fy? Diem deh nggak usah ganggu" ucapnya kemudian beralih lagi kearah Gabriel. Namun, hatinya kecewa, sosok Gabriel sudah tidak ada disana.
"Tuhkan Fy gara-gara lo sih, Gab ngilang kan Fy, lo pake acara ganggu gue sih Fy, ngeselin deh" Rengek Shilla kepada seseorang yang ia panggil dengan sebutan 'Fy'. Ya, orang yang Shilla panggil 'fy' tadi adalah sahabatnya sejak ia masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Namanya, Marsha Arify. Hingga saat ini pun mereka berdua masih menjalin persahabatan dan bahkan mereka pun selalu satu kelas.

"Plis deh Shill, sampai kapan lo bakal suka sama dia? Dia aja nggak kenal sama lo Shill, masih aja lo terus-terusan suka sama dia. Oh ya coba lo liat disekeliling lo deh..." Ify tersenyum devil
"Lah loh fy.. Kok sepi, kok tinggal kita berdua disini? Kok lo ga bilang gue kalo udah pada pulang?" Wajah Shilla terlihat kebingungan setelah melihat bahwa disana sudah tidak ada siapapun lagi kecuali dirinya dengan Ify. Bukannya menjawab Ify malah menertawai Shilla.
"HAHAHAHA Shill shill makanya gausah ngeliatin Gabriel terus. Dari tadi gue juga udah ngajak lo balik kali, tapi yang ada gue malah dicuekin. Udah deh sekarang kita balik. Mau lo disini sendiri?" Ucap Ify seraya berlalu dari hadapan Shilla.

***

Shilla berjalan di koridor sekolahnya yang masih sangat-sangat-sangat sepi. Jelas saja sepi, lihat saja sekarang jam berapa. Jam 05.30! Untuk ukuran orang malas, di jam setengah enam pasti masih asik dengan mimpinya, sedangkan Shilla? Sudah tiba di sekolah! Untuk apalagi jika bukan memberikan 'sesuatu' untuk Gabriel, namun Shilla hanya meletakannya di kolong meja milik Gabriel. Jika hari sebelumnya ia memberikan sebuah puisi –yang ia buat semalaman- hari ini Shilla akan memberikan coklat.

Shilla mengeratkan kembali jaket yang ia pakai, sesekali menggosok-gosokan tangannya sendiri. Jelas saja, udara di pagi ini begitu dingin. Akhirnya sampai juga Shilla di depan kelasnya, disana Ify sudah menanti dengan wajah kesal. Siapa coba yang tidak kesal, harus berangkat pagi buta seperti ini. Namun, Ify sudah terbiasa menemani Shilla untuk melakukan hal 'ini. Shilla tersenyum senang melihat Ify sudah setia menunggunya disana.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang