1

21.8K 825 74
                                    

Weird

Tania

Gimana rasanya bila kalian menikah dengan seseorang yang gak sama sekali kalian cintai? Ingin menolak tapi tak bisa karena tuntutan orang tua. Awalnya aku fikir ini bukan masalah besar, karena orangtuaku bilang

"Dia sudah mapan, dia juga anak dari tante Karin sahabat baik mama dan Alm. Papamu. Dia baik kok."

Yaya. Awalnya okelah aku setuju, tapi begitu terkejutnya aku, ketika orang yang datang melamarku seorang wanita.

WANITA!!!

Orangtuaku sudah gila! Mereka malah menjodohkanku dengan yang jenis kelaminnya sama denganku. Praktis saja aku shock waktu itu. Aku menolaknya mentah-mentah.

"Pokoknya aku gamau!!!!!" tolakku seraya memohon pada mama.

"Jangan keras-keras. Nanti kedengeran sama mereka, mama kan gaenak." ujar mama yang tengah menenangkanku didalam kamar.

"Biarin. Lagian mama gimana sih? Masa aku dijodohin sama cewek? Pokoknya aku gamau, aku juga udah punya pacar!" tolakku.

"Ya kalo gitu, bawa pacarmu kesini. Lamar secepatnya." tantang mama

Ah kenapa mama harus bilang seperti itu sih? Cowokku bakal marah kalo aku nuntut untuk segera melamarku. Aku juga memaklumi sih, mungkin dia belum mapan dan belum siap, tapi coba lihat umurku yang sudah bukan ABG lagi, umurku sudah mau maju ke 26 huft. Padahal aku juga sudah memberikan semuanya pada pacarku itu, tapi yasudahlah.

"Nanti aku bilang sama dia, biar cepat lamar aku." kataku

"Mama tunggu sampe lusa. Kalo pacar kamu sampe gak dateng, berarti dia gak serius sama kamu."

"Dia main-main sama kamu." tambah mama. Kemudian melenggang keluar kamar untuk menghampiri teman mama dan anaknya itu.

Mereka gila.

Aku mengacak-ngacak rambutku frustasi. Aku menghubungi pacarku, kemudian berjanji untuk bertemu besok.

Keesokan harinya aku betemu dengan pacarku ditempat biasa kami bertemu dan menghabiskam waktu.

"Jadi kamu ada perlu apa?" jawab cowokku Dani, sesekali dia menyeruput minuman yang ada didepannya.

"Aku tuh mau kita segera nikah. Aku gamau tau ya! Orangtua ku akan menikahkanku dengan orang lain kalo kamu gak segera lamar aku!" terangku panjang lebar.

"Berapa kali sih kita ngebahas ini? Aku belum siap." ujar Dani. Perkataannya terang saja mebuatku kecewa

"Ya kamu bisa lamar aku dulu, masalah resepsi nanti bisa dibicarain lagi."

Dani menggenggam kedua tanganku, dia menatapku dalam.

"Aku gak bisa bikin komitmen. Kamu tau itu."ujarnya santai, padahal aku sangat mencintainya, keperawananku saja sudah kuberikan padanya.

"Itu artinya kamu gak cinta aku?"

"Cinta, tapi aku gabisa nikah secepat itu."

Aku menghempaskan tangan Dani dan segera pergi dari tempat itu dengan perasaan kecewa dan marah.
Aku mencintai Dani, tapi sikapnya yang seperti itu terkesan dia sama sekali tak mencintaiku.
Aku mengunci diri seharian penuh, orangtuaku sempat cemas karena aku tak kunjung makan, tapi akhirnya aku keluar juga karena lapar.

Lovely WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang