Matahari condong ke arah timur sudah beberapa jam yang lalu, ayam pun sudah berhenti berkokok. Tapi aku masih betah di tempat itu, dibaluti selimut dan memeluk guling kesayanganku. Aku tak lagi takut kesiangan, atau takut dihukum karena terlambat masuk sekolah, karena aku sudah tidak punya kesibukan lain selain membantu ibu di rumah. Maklum, aku hanya seorang pengangguran lulusan SMK yang sedang menunggu panggilan kerja yang tidak kunjung datang.
Awalnya, aku putus asa dengan masa depan ku setelah aku dinyatakan tidak lolos SNMPTN dan SBMPTN, ditambah lagi orangtua ku tidak setuju jika aku masuk kuliah jalur mandiri di PTN yang ku inginkan karena biayanya yang lebih mahal. Aku sempat berpikir untuk masuk universitas swasta yang biayanya lebih murah dari jalur mandiri PTN, tapi lagi-lagi orangtua ku tidak setuju, katanya percuma jika nilai UN ku bagus tapi akhirnya aku masuk universitas swasta. Aku sempat kesal dengan orangtuaku, seperti mereka menghambat mimpiku untuk berkuliah. Tapi aku sadar, orangtua ku hanya ingin yang terbaik untukku, dan aku yakin ada jalan lain yang lebih indah untuk orang yang sabar dan orang yang mau menuruti apa kata orangtua.
Aku sempat terpuruk, putus asa dan malu karena sudah gagal, aku merasa tidak berguna. Aku hanya bisa mengurung diriku, terisolasi dari dunia luar selama beberapa bulan. Biasanya, dalam urusan seperti ini aku tidak pernah gagal, selalu ada keberuntungan yang menyertaiku, sepertinya kali ini aku kurang beruntung. Benar kata teman-temanku selepas lulus, "orang yang pintar akan kalah dengan orang yang beruntung". Mungkin ini adalah teguran dari Tuhan karena aku kurang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, teguran karena aku sudah jarang beribadah kepada-Nya, karena jika kita hanya berusaha tanpa berdoa hasilnya juga tidak akan maksimal. Jadi, berat usaha dan doa harus seimbang.
Atas kegagalan yang telah ku terima ini, aku percaya, Tuhan punya rencana lain yang lebih baik untukku, karena sesungguhnya penulis scenario terbaik adalah Allah SWT. Sekarang, yang perlu ku lakukan adalah banyak-banyak beribadah & berdoa kepada-Nya, juga tak lupa untuk senantiasa berusaha agar apa yang aku impikan selama ini dapat tercapai. Karena usaha, tidak akan mengkhianati hasil, bukan?
Selama beberapa bulan terakhir aku mulai mencari lowongan pekerjaan, mengirim berkas lamaran kerja ke beberapa perusahaan sampai instansi pemerintah dan mengikuti tes PPA BCA, tapi belum ada satupun yang memberikan kabar kalau aku bisa bergabung dengan salah satu dari mereka. Yah, kesabaranku sedang diuji. Aku hanya bisa menunggu yang bahkan tidak tau sampai kapan penantian ini berakhir. Intinya, aku harus sabar, ikhlas dan tetap berpikiran positif.
Oh iya hampir lupa, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Miya Hayfa Erlina, biasa dipanggil Miya. Bukan Miya yang di mobile legend kok, hehe. Disini, aku ingin memberitahukan pada kalian tentang perjalanan hidupku, tentang kisah cintaku, dan tentang dia yang membuat aku mengerti apa arti menunggu sesungguhnya.
* *
Seperti yang ku tuliskan diatas tadi, saat itu aku masih nyaman dengan tempat tidurku, seperti memiliki gaya gravitasi yang kuat, menahan aku untuk tetap berada diatasnya. Padahal ibu sudah marah-marah menyuruhku untuk bangun, karena katanya nanti rezeki ku dipatok ayam. Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengarkan omelan ibu seperti lagu nina bobo yang justru membuatku makin mengantuk. Lagi asyik mendengar suara merdu omelan ibu, tiba-tiba ponsel yang ku taruh di dekat telingaku berdering, dengan terpaksa aku membuka mata, melihat layar ponsel ku, ada panggilan dari nomor yang tidak ku kenal, aku pun mengangkat telepon itu dengan hati-hati, takutnya itu dari orang iseng yang mau menipu, salah sedikit nanti aku terbujuk rayuannya, bisa-bisa nanti uangku habis diperas oleh penipu, sudah pengangguran kena tipu pula, kan tidak lucu.
"Halo, selamat pagi, dengan mbak Miya Hayfa Erlina?" Suara wanita terdengar saat aku mengangkat telepon. Aku terkejut mendengarnya, dalam hati aku bertanya-bertanya "kok tau namaku?"
"Selamat pagi juga, iya saya Miya Hayfa Erlina, ada apa yah?" Jawabku sesopan mungkin.
"Kami dari PT. Stoneslip 96, sehubungan dengan surat lamaran kerja yang anda kirimkan ke perusahaan kami beberapa waktu lalu, kami ingin memberitahukan pada anda, bahwa anda berhak untuk mengikuti tes tertulis, tes praktek dan wawancara untuk mengisi posisi staf accounting, yang akan diselenggarakan besok jam 9 pagi, bertempat di perusahaan kami, PT. Stoneslip 96. Kami mengharapkan kehadiran anda." Wanita itu berbicara panjang lebar, aku hanya mendengarkan dengan perasaan bahagia, staf accounting adalah posisi yang selama ini aku inginkan, karena sesuai dengan jurusan SMK ku, tanpa sadar aku tersenyum sambil mendengarkan wanita itu berbicara ditelepon.
"Ba-baik kak. Terimakasih atas infonya." Jawab ku sedikit terbata-bata karena gugup bercampur gembira.
"Oke, terimakasih." Jawab wanita itu sebelum bunyi "tut, tut, tut" tanda telepon telah terputus berbunyi.