Chapter 1

19 4 3
                                    

"Sara, apa kau ingin berjalan-jalan? " ajak Alexa.

Semalaman Alexa dan Flor menemani Sara di rumah sakit. Mereka tak mau mebiarkan Sara kesepian. Karna saat gadis bersurai coklat itu kesepian pasti kenangan buruk itu akan menghampirinya kembali dan membuat gadis bermanik hazel itu larut kembali dalam tangisannya. Dan saat ini Flor sedang mencari sarapan untuk dirinya dan Alexa. Sehingga hanya ada Alexa dan Sara saja di ruangan itu.

Sara tak menjawab ajakan Alexa. Ia menatap jendela di samping kirinya. Entah apa yang ia lihat. Tapi dari cara gadis itu melihat taman di balik kaca itu. Menjelaskan bahwa ada suatu hal yang sangat menarik perhatian Sara.

"Sara? "

Sara langsung menoleh ke arah Alexa yang kini ia mengikuti pandangan Sara menuju taman samping kamar ini. Alexa pun penasaran dengan apa yang sedang diperhatikan Sara.

Sara kembali melihat ke arah taman itu. Wajah Sara menunjukan ekspresi keprihatinan. "Alexa, tadi kau mau mengajakku keluar? "

Mendengar suara Sara. Alexa langsung memalingkan pandangannya ke arah Sara lalu ia menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Kau mau? "

Sara mengangguk.

***

Alexa's POV

Kini aku sedang mendorong kursi roda yang diduduki Sara di lorong. Dalam kecelakaan itu kaki Sara terjepit oleh dashboard mobil dengan joknya. Sehingga ia mengalami cedera kaki yang cukup parah.

Flor sedang mengurus biaya administrasi perawatan Sara. Jadi aku yang mengajak Sara untuk keluar kamar.

"Aku ingin ke taman yang berada di samping kamarku tadi. " pinta Sara.

Aku mengkerutkan dahi. 'Itu kan taman sepi, untuk apa ia keluar kamarnya jika akhirnya ia ke tempat yang membosankan juga.' pikir ku dalam hati

"Alexa? " Sara mendongakan kepalanya ke belakang.

"Ahh ya? " Aku langsung mebuyarkan pikiranku tadi.

"Kau mendengarku tadi? " tanyanya. Mungkin untuk memastikan apakah ucapannya didengar olehku.

"Ohh iya aku dengar, kita ke taman itu sekarang. " jawabku lalu tersenyum Lalu mengeluarkan kursi roda ini dari ruangan inap Sara. 'Tadi dia bilang apa? '

Kini aku dan Sara sudah berada di taman yang diinginkan Sara tadi. Aku melihat ke sekitar. Benar pikiranku taman ini sangat sepi.

"Alexa, bisakah kau dorong kursi ini lebih maju lagi? " ujar Sara sambil terus memandang lurus ke depan.

Aku langsung mengikuti instruksi Sara. "Disini? " tanyaku menanyakan posisi yang diinginkan Sara.

"Lebih maju sedikit. "

Aku kembali mendorong kursi roda itu. Aku sedikit kencang mendorongnya, pikirku Sara ingin menghampiri sebuah bunga easter kuning yanga ada di sudut taman ini.

"Stop! " Sara menoleh ke belakang. "Kubilang sedikit, kau hampir saja menabraknya. " wajahnya menunjukan ekspresi khawatir.

Aku mengerutkan dahi. Lalu aku sedikit mencondongkan badan ingin melihat apa yang hampir aku tabrak. Namun aku tak melihat apapun. Aku berinisiatif untuk berjongkok siapa tau ada sesuatu di bawah yang tak dapatku lihat jika berdiri. Namun hasilnya nihil tak ada apapun disana yang ada hanya rumput biasa.

"Kenapa kau menangis gadis kecil? "

Itu suara Sara. Aku langsung berdiri dari posisi jongkok. Namun aku heran. Kepada siapa Sara bertanya? Di hadapannya tak ada siapapun. Lalu aku melihat ke sekitar dan aku yakin tak ada siapapun disini selain aku dan Sara.

"Hey! Apa kau sedang mencari ibumu? "

Sara kembali bertanya. Tapi aku tak menemukan orang yang sedang diajak bicara oleh Sara.

"Jangan menangis gadis manis, aku akan membantumu. "

Aku lihat Sara menatap lurus ke depan sambil tersenyum.

Oke! Ini aneh!

"Sara, kau sedang berbicara dengan siapa? " aku benar-benar bingung dengan tingkah aneh Sara.

Sara menoleh ke arahku sambil mengerutkan dahinya. "Kau tidak melihatnya? "

Oke, sekarang aku mulai takut.

"Apa yang kau katakan? Disini hanya ada kita berdua. "

Wajah Sara menjadi bingung dan heran. "Apa kau tak mendengar seseorang yang menangis? "

Ohh Sara! Kini kau benar-benar membuatku takut.

Aku menggenggam kembali pegangan untuk menarik kursi roda itu. "Jangan membuatku takut Sara. " mataku memandang sekitar.

Sara kembali menatap kedepan. "Hey, bisakah kau membalikan badanmu? " ku lihat tangan Sara terulur kedepan.

Aku terus memperhatikan Sara. Entah apa yang terjadi tapi kini aku sangat takut. Orang tak terlihat. Suara tangisan. Itu sudah cukup creepy bagiku.

Tiba-tiba Sara menjerit sambil menutup wajahnya. "Aaaaa...!! " teriak Sara sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Aku sempat bingung dengan tingkah Sara itu. Tapi mendengar Sara yang menjerit ketakutan. Aku langsung menarik kursi roda Sara untuk meninggalkan taman itu.

Setetelah aku rasa kami jauh dari taman itu aku berusaha menenangkan Sara.

"Sara, buka matamu, kita sudah pergi jauh dari taman itu. " aku berjongkok dihadapan Sara sembari memegang kedua tangan Sara.

Sara mulai tenang dari keterkejutannya. Ia melepas perlahan tangan dari wajahnya.

"Kita sudah jauh dari taman itu. " aku meyakinkan Sara untuk tidak ketakutan lagi.

Sara melihat sekitarnya. Lalu kini ia menatapku dengan raut wajah yang sangat ketakutan. Tangannya menggenggam erat pergelangan tanganku.

"Kau yakin, kau tidak melihatnya? " suaranya bergetar ketakutan.

Aku menggeleng pelan. Karena memang aku hanya melihat Sara berbicara dan berteriak di depan angin.

Sara memalingkan wajahnya. Ia kembali menatapku dengan ketakutan. "Dia sangat menyeramkan. " air matanya mengalir kembali di pipinya ia kembali menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Apa yang kau lihat tadi? " aku mengusap bahu Sara.

Sara melepas tangan dari wajahnya. "Saat di kamar aku memperhatikan ke arah taman bukan? "

Aku mengangguk. Saat itu aku juga mengikuti pandangan Sara yang menuju taman itu.

"Saat di kamar aku mendengar suara tangisan, dan kau tau? Suara tangisan itu berasal dari taman itu, suara itu berasal dari gadis kecil di taman itu. Itu sebabnya aku memintamu untuk membawaku ke taman itu. " Sara menjelaskannya dengan suara bergetar. "Sebelum keluar kamar aku sudah memberitahumu, bukan? "

"Maaf, tadi aku tidak fokus. " jawabku merasa bersalah.

Tunggu! Mendengar penjelasan Sara tadi apa itu artinya, Sara melihat hantu? Setahuku, Dia tidak mempunyai kemampuan melihat hantu seperti itu.

"Lalu apa yang membuatmu ketakutan seperti ini? "

Sara memejamkan matanya. "Wajah anak itu menakutkan.. Mata dia bolong sambil terus mengeluarkan darah ditambah kulit di dahinya yang terbuka juga mengelurakan darah. " Sara menutup matanya sambil menangis.

Aku menutup mulutku. Mata bolong sambil mengeluarkan darah? Kulit dahi yang terbuka? Pantas saja Sara menjerit dan menangis seperti ini. Aku saja yang hanya mendengar gambaran hantu itu sudah menggidik ngeri.

Help!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang