Hari berganti minggu dan bulan, aku mendapat kejutan. Guruku berkata seseorang ingin bertemu denganku, dengan hati penasaran aku terus bertanya-tanya siapa yang mau menemuiku, apakah orang tuaku ?? Ditemani kedua guruku dan teman terdekatku di pondok, aku menemui orang itu, dan tenyata dia adalah pria yang selalu hadir dalam anganku setiap hari. Bukan cokelat, durian atau ice cream kesukaanku yang pria itu bawa, tapi pria itu membawa cinta yang tulus. Tak kusangka pria itu berani mengkhitbahku lewat guruku dipondok. Aku pun menerima lamarannya karena aku tahu tidak baik menolak lamaran pria sholeh.
"Apabila datang kepada kalian seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkannya dengan wanita kalian. Bila tidak akan terjadi fitnah dimuka bumi dan kerusakan." -HR At-Tirmidzi no 1085-
Perjuangan baru kembali dimulai, guruku menyarankan agar kita menghadap orangtuaku untuk masalah ini, apapun hasilnya yang penting kita sudah berusaha dan tidak mendahului mereka. Aku diijinkan untuk menelpon Ayahku, sementara pria itu langsung menemui keluargaku dirumah. Alhamdulillah meski tanpa restu ibu kami bisa melangsungkan pernikahan. Dan seiring berjalannya waktu ketika kami dikaruniai putri kecil buah cinta kami, Ibupun mau menerimaku kembali dan hubungan kami kembali seperti dulu. Terimakasih Ibu cintamu sungguh luar biasa, engkau mampu mebuang amarahmu dan menerimaku kembali dalam dekapanmu.
Dan setelah menikah, aku baru tahu mengapa suamiku dulu tak menjauhiku padahal aku selalu berusaha untuk menjauh darinya. Semua karena perbedaan agama kita yang membuat suamiku merasa tidak rela jika aku harus merasakan panasnya api neraka karena kekafiranku. Terimakasih suamiku, terimakasih Ibu, engkau memang tepat memilihkan suami dan Abi terbaik untukku dan buah cinta kita.
Setelah menikah, dan duniaku kembali terasa indah, perjuanganku belum berakhir. Kini tugasku mensyiarkan hijab syar'i kepada seluruh muslimah, mengajak untuk berbusana yang Allah perintahkan dalam Al-qur'an surat An-Nur ayat 30 :
"Dan katakanlah kepada perempuan beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya."
dan surat Al-Ahzab ayat 59 :
"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka' yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Semoga Allah selalu memberi kemudahan untukku, walaupun ketika aku mencoba untuk membumikan hijab syar'i, ada segelintir orang yang memandangku sebelah mata, karena melihat masalaluku, bakhan ada yang mengatakan diri ini berlaga suci dan terlalu panatik. Semua itu tak aku hiraukan, karena Allah berfirman dalam surat Al-a'raaf ayat 176 :
"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itu perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir."
Dan aku selalu mengingat nasihat seorang sahabat.
"selama kita berbicara sesuai Al-qur'an dan Hadist kita tidak perlu takut, sesungguhnya meraka yang mencibir kita tidak tahu apa yang mereka perbuat, mereka tidak sadar, bukan kitalah yang sedang mereka cibir, tapi mereka sedang memberi protes penolakan terhadap perintah Allah. Bahkan Rasulullah pun pernah mengalami penolakan dalam dakwahnya."
Dan aku sangat menyadari, diri ini belumlah memiliki banyak ilmu agama, akan tetapi aku selalu berusaha walaupun dengan ilmu yang sedikit ini, aku ingin selalu hidup sesuai aturan Allah.
Karena yang aku tahu, ilmu yang sesungguhnya itu ialah yang diamalkan. Dan insyaAllah, Allah lebih menyukai terhadap orang yang meskipun ilmunya sedikit tapi ia konsisten dan sedikit demi sedikit mengamalkannya daripada orang yang banyak menuntut ilmu tetapi ia sampai tak kuasa untuk mengamalkannya.
Disetiap sujudku, aku selalu memohon semoga Allah tidak hanya menyapaku, semoga orang-orang yang aku sayangi juga bisa menjemput hidayah Allah yang begitu indah. Dan semoga aku bisa istiqamah dengan busana syar'i yang aku kenakan sekarang supaya bisa menjadi contoh yang baik untuk putri kecilku dan menjadi istri sholehah untuk suamiku. Karena Rasulullah bersabda :
"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah." -HR Muslim-
Kami ingin menanamkan rasa malu sejak dini untuk buah hati kami, salah satunya tidak memamerkan aurat kepada sembarang mata, yaitu dengan berbusana syar'i. Karena Allah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 :
"Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhijrah adalah memperbaiki diri
ДуховныеTak pernah tepikirkan sebelumnya jika aku harus mengenakan khimar, menutup kepala dan rambutku. Semua berawal dari ketertarikanku melihat kawan sekelasku berhijab, aku pikir meraka terlihat cantik dan anggun memadukan warna pakaian dengan khimarnya...