letta (1)

4 0 0
                                    

Pagi buta letta telah berangkat bekerja ke cafe yang ada di tengah kota. Jarak dari rumah ke tempatnya bekerja cukup jauh. Butuh waktu 30 menit untuk kesana. Tak ada cara lain untuk menghemat biaya akhirnya ia berjalan kaki dengan jarak yang jauh.

Tak lama kemudian,ia tiba dengan selamat di cafe itu. Semua masih keadaan sunyi dan sepi. Ya, maklum ini masih jam 6.30 belum ada yang mau mengunjungi cafe itu sebelum tepat jam 7 pagi.

"Letta.. kau sudah tiba duluan??"
Tanya seorang perempuan dibelakangnya. Letta menoleh kebelakang dan tersenyum menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.

"Seperti biasa Luna.. aku juga harus bekerja untuk menafkahi adikku.."
Dengan tanpa sadar letta menghentikan kegiatannya dan mengingat kembali permintaan adiknya itu. Kuliah selama 4 tahun itu memakan biaya yang besar. Belum lagi pekerjaannya hanya mendapatkan gaji yang sedikit. Dan kali ini, ia harus memikirkan pekerjaan tambahan lagi. Tak mungkin ia hanya berharap dari gaji yang sedikit ini.

"Kau melamun letta? Kau ada masalah lagi dengan adikmu itu?" Ucap sahabatnya itu sambil memperhatikan gerak gerik gadis yang ada didepannya.

"Tidak kok.. aku gak punya masalah. Luna aku ingin mencari pekerjaan tambahan untuk menguliahkan adikku.."

"Apa? Kuliah?"

Luna menatap tak percaya sahabatnya itu. Bagaimana mungkin sahabatnya itu bisa membiayai uang kuliah adiknya itu sementara pekerjaannya hanya sebagai pelayan dan itupun gajinya tak seberapa.

"Aku tahu ini salah.. tapi litta tetap bersikukuh untuk kuliah."

Letta menghela napasnya sejenak dan kembali melanjutkan ucapannya yang sempat tertunda.

"Tapi aku ingin dia sukses seperti halnya remaja lain. Aku tak ingin dia sepertiku.."

Luna mengusap bahu sahabatnya itu.

"Kemana lagi kau akan mencari pekerjaan?"

"Kemanapun asalkan aku bisa menguliahkan litta.."

"Kau memang wanita yang baik dan gigih. Aku salut padamu letta."

"Kau bisa saja luna.."

Mereka berdua tertawa bersama disela pekerjaan mereka. Letta merasakan sedikit lega karna telah menceritakan satu masalah kepada sahabatnya. Ia tak pernah menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu. Ia percaya jika luna adalah wanita yang baik. Dan memang baik.

♥♥♥

Pukul 1 siang, para pekerja itu disibukkan untuk melayani para pengunjung cafe itu. Tak terkecuali letta. Gadis itu sibuk mencatat apa pesanan para pengunjung cafe. Ia sangat mencintai pekerjaannya. Ya, walaupun gaji tak seberapa ia tetap mencintai pekerjaannya.

Ia berjalan ke arah kursi pojok cafe. Disana, ada beberapa orang yang sedang menunggunya untuk memesan makanan. Wajah mereka sangar sangar dan mereka berpakaian hitam seperti bodyguard. Hanya satu diantara 5 lelaki itu yang pakaiannya sangat mencolok. Letta tak bisa melihat jelas dari kejauhan laki laki itu. Ia hanya bisa melihat pakaian yang ia pakai. Jas hitam yang pas ditubuhnya, sepatu mengkilap berwarna hitam. Ia seperti orang kantoran. Sepertinya sih iya.
Dengan sopan ia mendekati pria itu. Dia hanya duduk sendiri, sementara para bodyguardnya hanya berdiri dibelakangnya.

"Mau pesan apa tuan?" Ucap letta dengan sopan.

Laki laki itu mendongak dan menatap wajah letta dengan sekilas. Dan itu membuat letta tak bisa bernapas. Laki laki itu sangat tampan dan memikau para kaum hawa. Rahangnya yang kokoh,matanya yang bulat dan berwarna abu abu, hidungnya juga mancung, dan lagi bibir seksi itu sudah pasti sangat nikmat jika dicoba. Ah, apa apaan kau letta. Jangan memikirkan laki laki yang ada didepanmu.

LettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang