Disclaimer © Masashi Kisimoto
By : Deera Dragoneella
...
Naruto memarkirkan motornya di bagasi rumah begitu sampai. Sudah dua hari doi tinggal di rumah Shikamaru. Meski masih males pulang, doi nggak enak juga sama Om Shikaku dan Tante Yoshino. Kesannya numpang disitu nggak enak banget. Pasti ntar timbul pertanyaan ada apa dirumah sampai nggak pulang-pulang? Kan berabe jadinya, kalo ketahuan orang lain permasalahan rumah tangga-nya? Eh, maksudnya permasalahan di rumah BoNyok-nya.
Dengan langkah ringan doi masuk rumah, yang langsung disuguhi pemandangan Papi Minato di ruang tamu sama 2 orang laki-laki yang ditaksir adalah rekan kerjanya. Oke, sepertinya tak enak kalo langsung nyelonong masuk.
"Tadaima~" salamnya membuat ketiga laki-laki itu menoleh.
"Ah, Naru. Kamu sudah pulang?" tanya Minato dengan senyum cerah. Kangen gila dia sama anak laki-nya itu.
"Iya, Pi," Naruto segera menghampiri Papinya dan mengecup singkat pipi sang papi. Berniat beranjak, namun ditahan oleh Papinya.
"Salam dulu gih, sama teman Papi." Naruto mengangguk.
"Halo Om. Nama saya Namikaze Naruto. Panggil saja Naruto," ujarnya sebelum membungkuk 90 derajat.
"Halo Naruto. Nama Om Sabaku Shukaku. Dan ini teman Om, Uchiha Fugaku," ujar Shukaku dengan ramah diiringi anggukan singkat Fugaku. Naruto tersenyum sopan pada keduanya. Sebelum mengerjap cepat, tersadar akan sesuatu.
"Apa Om Fugaku kenal yang namanya Itachi-nii dan Sasuke?" Pertanyaan Naruto membuat ketiganya menatapnya heran.
"Kamu kenal Itachi dan Sasuke, Naru?" tanya Minato heran. Apalagi mendengar panggilan kakak pada Itachi. Bukan apa-apa, tapi nada suara anaknya ini terdengar sangat akrab. Seolah Naruto dan Itachi sudah kenal lama saja, padahal setahunya, anaknya itu tidak berteman dengan seorang Uchiha manapun sebelumnya.
"Yups," Naruto mendudukkan dirinya dengan posisi sopan sebelum bercerita apa yang terjadi dua hari yang lalu di café tempatnya bekerja. Ceritanya membuat ketiga laki-laki dihadapannya menatapnya tak percaya. Uchiha Iatchi, yang terkenal pilih-pilih minta Naruto jadi adiknya? Wow, batin mereka kompak.
"Begitu ceritanya, Pi. Om." Naruto mengakhiri ceritanya dengan ekspresi menggemaskan. Diam-diam Shukaku dan Fugaku menyadari, mungkin karena sikap Naruto yang apa adanya dan lucu itu membuat Uchiha Itachi yang terkenal dingin dan pilih-pilih dalam berteman bisa langsung menyukainya.
"Hmm, Itachi dan Sasuke itu putra Om. Jadi Om pasti mengenalnya," jawab Fugaku kalem.
"Eh. Benarkah?" tanya Naruto diiringi anggukan ketiganya. Naruto memasang pose berfikir sambil menatap Fugaku sejenak.
"Hmm, pantas saja. Mereka memang mirip dengan Om. Meski muka tembok dan rambut pantat ayam Sasuke tidak- Ups," Naruto menutup mulutnya menyadari kata-kata kurang ajarnya.
Sementara ketiga laki-laki disana hanya tertawa melihatnya, apalagi Fugaku. Laki-laki itu sudah lama tak mendengar ada orang yang berani mengatai rambut jabrik putra bungsunya itu. Dan jawaban spontan dan polos Naruto membuatnya yang jarang tertawa tiba-tiba tertawa lepas begitu saja. Membuat kedua sahabatnya itu tersenyum heran, namun cukup mengerti. Heran karena jarang-jarang seorang Uchiha Fugaku yang terkenal dingin dan angkuh bisa tertawa selepas itu, dan mengerti ketika menyadari apa yang menjadi objek tawaannya.
"Maaf Om, kelepasan. Hehehe," ujar Naruto sambil cengengesan. Jangan lupakan tangan kanannya yang menggaruk pipinya yang tidak gatal, efek salah tingkah. Untung Papinya nggak marah. Selamat. Selamat. Batinnya penuh rasa syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Yourself
FanfictionMereka berbeda, meski terlahir dari rahim dan hari yang sama. Bagai dua sosok saling berhadapan, yang berada di depan cermin, meski rupa mereka sama. Si tomboy anak band dan si feminim penggemar fesyen. Si cuek dan si ambisius. Namikaze Naruto dan N...