Suara hujan di malam hari membuatku tak bisa tertidur.
Mungkin bagi sebagian orang menyukai hujan sebagai teman tidur mereka.
Berbeda denganku,ada begitu banyak kejadian tentang hujan bersamanya.
Ya,dia orang yg kini telah merubah statusnya menjadi 'mantan'.
Rasa sakit saat di putuskan olehnya masih terasa hingga sekarang.
Setiap hujan turun air mataku juga ikut jatuh.
Mungkin aku terlalu menyayanginya hingga tidak pernah berfikir bahwa perpisahan itu pasti ada.
Seberapa sering aku berusaha melupakannya,tetap saja dia selalu mampir di ingatan.
Seakan ingin selalu mengingatkanku bahwa kami pernah bersama.
Hingga akhirnya aku menyerah dan membiarkan segalanya seperti ini.
Aku menyukainya namun hanya dalam diam karena aku sadar gak ada cara lain.
I love you 'Rahman Adipati'***
"Rania!"panggil dita sahabatku.
Aku menoleh dan tersenyum padanya.
"Kok sendiri aja?caca mana?"tanyaku pada dita yg tengah berjalan mendekatiku.
"Biasa,sang pacar udah datang menjemput"jawabnya sambil mendudukkan pantatnya di sampingku.
Aku hanya terkekeh mendengar jawaban sahabatku.
"Rio mana?"tanyaku lagi.
"Bentar lagi juga datang"jawabnya lalu memasukkan hedset ke dalam telinganya.
Dita dan caca mereka berdua adalah sahabat terbaik yg pernah aku punya walaupun mereka berdua memiliki sifat yg berbeda.
Dita anatasya,sahabatku yg satu ini terlihat agak tomboy.
Dengan lengan baju yg selalu di gulung membuat adik kelas agak takut padanya.
Tapi walaupun dia tomboy dia udah taken sama kapten basket 'Rio pratama'.
Dia juga orangnya cuek tapi gak pendiam kayak aku.
Dan kalo dia gak suka sama seseorang dia bakal langsung ngomong karena dia gak suka pura-pura menyukai hal yg ia tak suka.Caca maharani,sahabatku ini orangnya cerewet pake banget.
Dia kalo ngomong gak bisa berhenti sampe harus ada yg ngeberhentiin dia.
Tapi kalo udah di depan sang pacar langsung deh berubah jadi seratus delapan puluh derajat.
"Jaga image"katanya.
Dia juga yg paling terpintar di antara kami.
Satu hal lagi dia belum pernah merasakan sakit hati karena sang pacar 'Arun Wijaya' gak pernah nyakitin caca.
Di lihat dari manapun kan caca emang cantik pasti gak bakalan mau kehilangan caca.Pip pip pip pip
Aku terlalu asyik memikirkan sahabat-sahabatku hingga tidak menyadari kalo rio telah datang menjemput dita.
Yg entah kenapa tidak ku sadari telah naik ke atas jok motor."Nia!duluan yah"ucap rio
Aku hanya mengangguk
"Jangan ngelamun nanti kesambet loh" imbuh dita
Aku kembali mengangguk lalu mereka melaju melawan derasnya hujan.
Entah kenapa mereka sangat suka hujan-hujanan.
Aku hanya geleng-geleng kepala.Eh?hujan?kapan?
Deg deg deg deg deg deg deg deg
"Shit!"ujarku.
Aku memegang dadaku yg kini terasa sakit.
Aku mendengus kesal."Kenapa harus sekarang sih!"kesalku.
Bayangan tentangnya kemudian memasuki ingatanku.
"Nia!main ujan-ujanan yuk"ajaknya padaku.
"Gak ah,nanti sakit"tolakku membuat dia mengerucutkan bibirnya.Membuat dia nampak lucu di mataku.
"Sekali ini aja deh"ajaknya lagi tak mau menyerah.
Aku hanya menggeleng.
Sebenarnya aku juga ingin bermain hujan bersamanya.
Tapi aku hanya ingin melihat wajah lucunya yg jarang sekali dia perlihatkan.Dia kemudian membalikkan badannya,tidak mau melihatku.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah kekanakannya."Man"panggilku.
"Hm"dia menjawab tapi tidak menoleh.
Aku mencipratkan air hujan ke badannya.Ia langsung menoleh padaku.
Matanya membelalak ketika melihatku berdiri di tengah-tengah hujan.
Aman langsung menghampiriku dan menarik lenganku."Jangan main hujan!"
"Kenapa?"
"Nanti kamu sakit"
"Kan tadi kamu yg ngajak"
"Gak jadi"
"Kenapa?"
"Mood main ujan udah gak ada"
"Emang ada mood main ujan?"
"Ada lah"
"Kok bisa?"
Dia langsung menatapku dengan mimik muka serius.
Ada rasa takut juga sih dia natap aku segitunya.
"Jangan main ujan,nanti kamu sakit"ujarnya yg membuat jantungku memompa lebih cepat.
"Kalau kamu sakit,yg nyakitin aku siapa?"imbuhnya lagi yg membuat aku mendengus kesal.
Ia hanya tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya."Hahahaha..."tawaku memecah kesunyian.
Tiba-tiba aku sadar bahwa aku telah mengingatnya kembali.
Memang aku tertawa namun air mata juga ikut terjatuh.
Bukan air mata karena tertawa namun air mata karena mengenang kejadian yg gak mungkin terulang kembali.Aku menghapus kasar air mataku,ku pandangi sekelilingku benar-benar kesunyian yg terhaqiqi.
Aku tersenyum kecut ketika sebuah mobil berhenti di depanku.
Aku lalu memasuki mobil tersebut."Maaf nona saya terlambat.tadi di jalan macet"pengakuan dari pak tio,supirku.
Aku hanya mengangguk.
Entah dia melihatku atau tidak,
aku tidak mengurusnya.
Ku masukkan hedset ke telingaku dan berharap suara hujan tidak akan terdengar."Aku harus kuat,walaupun dia gak ada di sini dan emang gak bakal ada buat aku.di mana pun kamu.aku merindukanmu 'Rahman Adipati' just you."
Alhamdulillah...
Part 1 selesai..
I hope you like it
Typo di mana-mana
Sorry kalo kata-katanya gak ada yg nyambung.
Maklum amatiran..
😜😝😛😚😘
see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Just you
General Fiction"I love you withou knowing how,or from when,or when. I love straight forwadly,without complexities or pride,so i love because i know no other away." I hope you like it... This my first story... Happy reading...