Tamparan Sayang

22 0 0
                                    

                                                                Bismillah.

Minimal sekali seumur hidup kalian pernah mengalami hal ini, minimal mirip lah (😂), saya jamin. Hal yang membuat saya mengingat hal ini adalah ketika hari jumat kemarin, saya mendapatkan sebuah kisah unik, dimana seorang bocah dengan riang gembira mengambil air wudhu hingga separuh bajunya basah yang mana dia ditemani oleh ayahnya yang mengawasi dari belakang.

Dia dengan sangat cekatan mengambil air wudhu mulai dari jari-jari tangannya dia basahi, kumur-kumur dengan sangat semangat, dia jalani semua hingga sampai pada saat dia membasuh kedua lengannya,dia terdiam.... dan dengan perlahan menengok ke arah saya yang sama-sama sedang mengambil wudhu, otomatis saya sedikit grogi saat itu (padahal cuman bocah).

'Mungkin dia lupa gerakannya, mau nyontek kali ya?', pikir saya

Berhubung saat itu saya masih awal-awal wudhu, bocah itu mungkin mengurungkan niatnya untuk mencontek gerakan saya.

'yowes kalo ga jadi' pikir saya lagi.

Sang bocah pun menatap wajah ayahnya sesaat dengan tatapan penuh dosa (wkwkwkwk), dan sang ayah hanya melempar senyum sambil berkata

'Ayo lanjutin de wudhu nya'

Mendengar seruan ayahnya tersebut dengan yakin dia mengambil air wudhu itu dan akan dibasuhkannya ke arah kedua telinga dia. Belum sempat air tersebut dia basuhkan, sang ayah dengan lembut menampar tangan sang bocah sambil berkata

'Hayo, masa langsung ke telinga'

Seketika tubuh saya merinding dan mengingat momen yang sama persis yang saya alami dulu sekali. Dan pada saat itu pula saya mengerti bagaimana sebenernya peran ayah mendidik seorang anak, berbeda dengan ibu yang senantiasa selalu bersama sang buah hati, dengan mudahnya dia bisa memberi sebuah pelajaran, sebuah tanggung jawab dan sebagainya, ayah hanya mendapatkan paling tidak 1/100 kalinya dibandingkan sang ibu untuk bisa berkesempatan mengajari anaknya, dan tentu saja setiap kali seorang ayah mendapatkan kesempatan itu, dia selalu mengeksekusi kesempatan tersebut dengan sebuah pelajaran yang sangat berkesan.

Saya serasa tertampar oleh sebuah pengalaman bersama seorang bocah dan air wudhu. Terima kasih.



Semarang, 21 September

Rifky Tanjung

Tamparan SayangWhere stories live. Discover now