02

101 13 6
                                    

"Kenapa pria diciptakan untuk menyatakan perasaan?Apa bedanya dengan wanita? Sama sama manusia kan?"

Flashback
Seorang gadis kecil sedang bermain di halaman belakang rumahnya, dia merasa senang karena akhirnya bisa keluar dari rumah sakit. Tak lama setelah itu seorang anak laki laki datang menghampiri perempuan itu.
"Ara ngapain?"

"Kakak siapa?"

"Aku anaknya temen orangtua kamu"

"Kakak kenal sama aku?"

"Aku cuma tau nama kamu aja dari mama kamu, kamu lagi ngapain?"

"Lagi main main kak, Ara seneng deh bisa keluar dari rumah sakit. Di rumah sakit itu gak enak, kakak jangan mau ya masuk rumah sakit"

"Ara gak usah manggil kakak, kita kan bukan saudara, panggil Rafa aja"

"Nanti dikira gak sopan lagi"

"Kan aku yang minta, kalau ada yang bilang gak sopan, jawab aja kalau kita bukan saudara. Ngerti?"

"Oke Rafa"

Itulah awal pertemuan mereka, sejak saat itu mereka menjadi lebih dekat.

3 tahun kemudian orangtua Ara meninggal karena kecelakaan, Ara akhirnya dirawat oleh tantenya.

Sejak saat itu dia Merasa bahwa semua orang hanya kasihan kepadanya.

Saat Ara duduk di bangku smp, dia berniat untuk menyatakan perasaan pada Rafa.
"Rafa, gue mau ngomong sama lo"

"Ngomong aja sih ra, ribet amat deh lo"

"Kalau gue suka sama lo, salah gak?"

"Ha? Maksud lo?"

"Gue suka sama lo Raf"

"Apaan sih ra, gak usah bercanda deh"

"Gue seriusan"

"Tapi gue gak suka sama lo ra, maaf, gue suka sama cewek lain"

"Lo gak suka sama gue? Jadi kenapa selama ini lo baik banget sama gue? Lo yang paling pengertian sama gue, lo yang selalu ada buat gue, maksud itu semua apa raf?"

"Gue udah anggap lo sebagai adik gue"

Ara tertawa miris dengan pengakuan Rafa, dia menertawakan dirinya, setelah kejadian itu dia sudah jarang bertemu Rafa, sampai akhirnya Ara pindah ke sekolah Rafa demi mendapatkan apa yang harus menjadi miliknya

Saat Ara sibuk berkutat dengan pikiran masa lalu nya, Deva ternyata sudah duduk di sebelah Ara.
"Lo kenapa sih? Ngelamun aja"

"Kakak ngapain sih? Ganggu deh"

"Ini kan tempat umum, suka suka gue lah mau ngapain"

"Bisa gak kak sekali aja, jangan ganggu gue"

"Gue juga gak ada niatan buat ganggu lo kok"

"Terserah kak terserah"

"Oh iya, lo kenal Rafa ya? Beberapa kali gue liat lo ngomong sama dia"

"Kalau gue kenal kenapa? Kakak mau ngelarang gue deket sama dia, kaya tokoh tokoh di novel gitu?"

"Ngapain juga gue ngelarang lo dekat sama dia, itu sih hak lo, bukan urusan gue juga kok"

"Lah, kakak beneran suka atau enggak sih sama gue?"

"Suka kok, banget malah"

"Jadi kok jawaban kakak gitu sih?"

"Lah, kan lo sendiri yang nyuruh gue buat hargain perasaan lo, lagian kok lo jadi perduli sih sama apa yang gue bilang?"

DEVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang