Chapter 2

230 18 2
                                    


Keesokan harinya...

*Senyum 1000 watt* "Ohayou, Yu-chan. Mama bikin pancake cokelat loh. Your favorite." Kata Yuuka sambil meletakkan piring pancake dengan di depan Yurina.

Yurina hanya diam dan memasang muka jutek, tidak menghiraukan Yuuka sama sekali.

"Nggak lapar." Yurina berdiri dari kursi lalu menoleh Akane. "Ayo berangkat, Pa."

Lagi-lagi Akane dibuat bingung oleh kelakuan anak semata wayangnya itu. (Apa yang mebuat Yurina sebegitu benci dengan Yuuka?) *menghela nafas*

"Kan kamu belum sarapan, Yuu. Sarapan dulu yuk, masih jam segini. Lagian Mama kamu kan udah capek-capek bikin pancake buat kamu masa-"

Yurina memotong perkataan Akane, "Tck. Ah udah ah. Kalo Papa nggak mau nganterin Yurina ya udah. Yurina naik taksi aja!" *ngambek*

"Wait. Yurina! Ih. Ada apa sih dengan itu anak?" *menoleh kearah Yuuka seolah meminta jawaban dari Yuuka*

Yuuka mengalihkan pandangannya.

"Entahlah. Mungkin efek puberty. Anyway, kamu kejar Yurina gih. Kasian kalo dia berangkat sendiri."

*menghela nafas lagi* "Ya udah deh. Aku berangkat dulu ya honey." *mencium kening Yuuka* *senyuman manis*

*blushing* "M-mm. Hati-hati di jalan." *thin smile*

Setelah pamitan dengan "istri"nya, Akane berlari menuju garasi dan tanpa mebuang waktu segera menyalakan mesin mobil million dollarsnya. Beruntung si Yurina masih berdiri di depan gerbang rumah mereka.

Akane membuka kaca mobil audi birunya. *mengangkat alis* "Katanya mau pergi sendiri...." ledek Akane kepada Yurina.

Yurina menyilangkan tangannya. "E-emang. Tapi dari tadi nggak ada taxi lewat."

Akane tersenyum mendengar jawaban anaknya. Yah, meskipun Yurina selalu bertingkah layaknya seorang remaja yang dalam masa pubertas, tapi setidaknya Ia tau kalau Yurina masih memiliki sifat kekanakannya.

(Aku harap, suatu saat nanti Yurina bisa menjadi anak periang seperti dulu lagi) pikirnya dalam hati.

Di Dalam mobil

Akane menoleh ke arah Yurina yang sedang menyenderkan kepalanya di kaca mobil.

"Yu?"

"Hmm?"

"Kamu mau sarapan apa?"

"Mm...Melonpan sounds good."

*tersenyum lebar* (Yappa. Dia memang masih sama seperti dulu...)

Sesampainya Di Sekolah

Yurina mencium tangan Akane lalu bergegas masuk ke sekolah. Sekolahannya bisa dibilang sekolahnya anak-anak elite. Namanya saja Sakamichi International School. Tapi sebenarnya , alasan Yurina ingin bersekolah disini bukan karena ratingnya yang bagus atau apa. Tapi karena disini tidak ada aturan memakai seragam sekolah. Jadi para murid bebas memakai pakaian apa saja asalkan sopan (nggak kaya cabe).

Seperti biasa, Yurina berjalan menuju kelas tanpa menghiraukan anak-anak lain. Karena itulah banyak orang yang menganggapnya "sombong", "blagu", dll. Tapi tidak sedikit juga murid-murid (cewek) yang mengidolakan Yurina karena parasnya yang "ikemen" (ganteng).

Salah satu cewek yang diam-diam mengidolakan Yurina adalah Kakizaki Memi. Sebenarnya, Memi ingin sekali berbicara dengan Yurina. Bahkan, setiap fangirlsnya Yurina mengutarakan perasaan mereka dengan surat atau hadiah ingin sekali Memi mengutarakan perasaannya juga.

Our Promise (YuukaNen side TechiMemi fanfiction)Where stories live. Discover now