01: unexpected

640 85 15
                                    


—☆—

Sepasang bola mata gadis bersurai coklat itu bergerak-gerak secara liar meneliti setiap sudut basement yang kini terbentang luas dihadapan nya.

Irene berdecak kesal seraya menyilangkan kedua tangannya didepan dada ketika ia tidak juga menemukan mobil Starex Limousine hitam milik group nya yang sedari tadi ia cari.

"Astaga, dasar manusia-manusia biadap!"

Gadis itu mengumpat, ia menghentak-hentakkan kakinya dengan geram ke lantai.

Irene sedang berada di gedung agensi nya sekarang, dikarenakan group nya memang ada jadwal latihan hari ini untuk mempersiapkan comeback mereka yang akan datang.

Latihan nya sudah selesai sekitar 30 menit yang lalu, namun alasan Irene sekarang masih berdiri di basement parkiran gedung S.M. Entertainment dengan wajah kusutnya sambil menenteng satu kantong plastik besar berisi enam cup bubble tea, yaitu dikarenakan member-member group nya beserta sang manajer dengan sengaja meninggalkan nya sendirian tanpa ia ketahui atas dasar apa.

Irene dengan malas merogoh kantong celana training nya, mengeluarkan sebuah iPhone 8 berwarna blush gold miliknya. Gadis itu menekan-nekan layar handphone nya dengan kasar, sebelum akhirnya mendekatkan benda elektronik itu ke daun telinganya.

Ia sedang menghubungi Seulgi.

Tak berapa lama kemudian, terdengar suara sambungan telepon yang dialihkan secara sengaja.

Irene tambah kesal dibuatnya, ia ingin kembali mengumpat, namun umpatan nya tertahan kala ia mendengar suara-suara aneh dari arah kirinya, seperti suara orang yang sedang berbisik-bisik kecil.

Kedua matanya menyipit ketika ia menoleh ke arah kirinya dan mendapati sepasang siluet yang tampak bergerak-gerak dengan gelisah dibalik pilar-pilar yang tak begitu jauh dari dirinya.

Irene kemudian mengalihkan pandangannya ke sebuah benda —lebih tepatnya sebuah tas selempang merek gucci berwarna burgundy mengkilat— yang tampak tidak asing baginya tergeletak begitu saja disamping sepasang siluet yang dilihatnya.

'Itukan tas milik Seohyun? Itu Seohyun? Apa aku minta tolong antarin pulang dengan nya saja ya?'

Irene tersenyum tertahan, ia berjalan mendekati asal suara dengan berjingkat-jingkat. Ia akhirnya sampai di sebuah pilar yang memang agak lebih besar dibanding pilar-pilar lainnya tanpa menimbulkan suara sekecil apapun.

Suara-suara kecil yang tadi di dengarnya kini terdengar semakin jelas. Tapi— tunggu. Itu ternyata bukan suara orang berbisik, melainkan seperti suara desahan?

Gadis itu mengernyit, ekspresi jijik terpampang jelas diwajahnya saat ini. Irene rasanya ingin langsung memutar balikkan badan nya dan berlari pergi saja dari sana secepatnya, karna merasa telinga nya telah terkontaminasi oleh suara-suara tidak senonoh yang berasal dari sisi lain pilar dihadapan nya.

Biarlah jika ia harus pulang ke dorm dengan jalan kaki, dibandingkan menjadi obat nyamuk dari sepasang kekasih yang bahkan sedang bercumbu pula.

Namun, rasa keingintahuannya yang kuat membuat gadis itu malah kembali berjingkat-jingkat menuju ke sisi lain pilar —tempat asal suara desahan itu— Lagian, siapa yang tidak penasaran akan siapa lelaki yang berhasil membuat sahabatnya yang terkenal pendiam dan sangat serius itu mau bercumbu di parkiran basement?

Behind the stage lightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang