Satu

7 5 0
                                    

Mataku sedikit demi sedikit mulai terpejam, apa yang dikatakan oleh Pak Doni hanya numpang lewat di telingaku. Saat baru saja aku ingin memasuki mimpi yang indah, suara penggaris dipukul terdengar jelas di kedua telingaku. Seketika aku terbangun sembari duduk tegap menghadap ke depan dengan mata yang terbuka lebar.

"Faiza Tyandra! Cuci muka kamu!"

Aku meringgis kemudian keluar dari kelas dengan langkah lambat. Kepalaku sedikit pening akibat dibangunkan dengan cara seperti tadi. Aku memejamkan mataku sembari memukul-mukul pelan kepalaku, berharap pening itu menghilang dalam sekejap.

Bukannya menghilang, rasa pening itu semakin terasa ketika ada bola basket yang menghantam kepalaku keras.

"Za, lo nggak pa-pa?"

"Nggak pa-pa kepala lo peyang! Udah jelas kepala gue kena bola basket masih ditanya nggak pa-pa."

Orang itu––Reynard menggaruk pipinya yang tidak gatal sembari menatapku dengan wajah dungunya.

"Yaudah deh, maaf ya?"

Aku menutup wajahku dengan kedua tangan. Kepalaku semakin pening, hingga penglihatanku memburam.

"Za? Faiza?"

Aku memukul bahu Reynard bertubi-tubi hingga laki-laki itu meringgis. Sedetik kemudian, ringgisan itu berubah menjadi kekehan kecil.

"Tadi malam tidur jam berapa?"

"Empat."

"Gue udah bilang jangan tidur sampe subuh, pala lo pusing kan sekarang?"

Aku mengangguk sembari mengembungkan pipiku. Reynard––laki-laki yang sudah menjadi sahabatku sejak aku masih menjadi janin di dalam perut Bunda. Laki-laki yang menjadi Ibu ke-duaku setelah Bunda.

Aku mengusap mata kananku, berusaha menormalkan penglihatanku. "Reynard."

"Hm?"

"Pengen pulang."

"Heh! Ini masih jam 9, dan lo pengen pulang?"

Aku memaini ujung baju Reynard yang keluar dari celananya, berusaha bersikap imut. Biasanya, cara seperti ini bisa membuat Reynard menuruti perkataanku.

"Oke," Reynard menghembuskan nafasnya kasar, "ayo kita pulang."

Berhasil, kan?

🎈🎈🎈

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

More Than They KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang