2. Who is he??

38 6 1
                                    

Saat ini Dandelion sedang berada dihutan bersama Bibi Rose. Awalnya Bibi Rose menolak saat Dandelion menawarkan diri untuk membantu Bibi Rose dihutan. Bibi Rose biasa pergi ke hutan untuk mengumpulkan tanaman obat, yang nantinya akan di antarkan ke istana. Keluarga Paman Gustavo merupakan salah satu keluarga yang dipercaya pihak istana untuk menyuplai tanaman obat. Selain itu, Paman Gustavo merupakan pengusaha kerajinan yang sukses. Karena itu, keluarga Paman Gustavo terkenal sebagai keluarga yang kaya raya.

Karena merasa lelah, Dandelion memutuskan untuk duduk dipinggir sungai. Air disungai ini sangat jernih. Tidak pernah Dandelion melihat air sejernih ini. Bahkan dirinya bisa melihat dasar sungai ini.

Entah kenapa, Dandelion merasa ada yang aneh dengan dirinya. Dia merasa tidak asing dengan tempat ini. Padahal sebelumnya, Dandelion tidak pernah kesini. Dandelion merindukan ibunya. Biasanya disaat jam seperti ini, gadis itu sedang membantu ibunya ditoko kue setelah pulang kuliah. Entah bagaimana nasibnya kedepan. Dandelion hanya ingin kembali kedunianya. Kembali menjalani aktivitas seperti biasa.

"Nona Deli, mari kita pulang. Hari sudah mulai sore. Nyonya Iris pasti akan mencari anda."

Lamunan Deli buyar saat Bibi Rose memanggilnya untuk pulang. Dandelion mulai nyaman berada disini. Meskipun baru sehari berada disini. Namun Dandelio merasa sudah lama berada disini. Gadis itu merasa berada dirumah.

****

Suasana malam disini tidak berbeda dengan dunianya. Rumah ini begitu terang karena menggunakan lampu. Berbeda dengan penduduk sekitar yang hanya menggunakan lilin sebagai penerang rumah.

Suasana diluar terasa begitu sunyi. Sangat jarang warga yang beraktivitas pada malam hari. Saat ini Dandelion tengah berada dibalkon yang berada dikamarnya. Dandelion mengenakan gaun tidur. Salah satu peraturan unik dinegeri ini. Bagi perempuan di wajibkan mengenakan gaun dan dilarang mengenakan celana. Hal itu membuat Dandelion merasa seperti berada di zama victoria. Dimana pada zaman itu sangat jarang perempuan mengenakan celana.

Saat akan beranjak, Dandelion melihat ada bayangan hitam dibalik pohon. Bayangan hitam itu seakan menatap kearahnya. Dan Dandelion dapat melihat manik mata bewarna violet. Mata itu bersinar dalam gelap. Tatapan itu seakan menusuk kearahnya. Membuat bulu kuduknya berdiri.

Siapa laki - laki itu ?.

Karena takut diperhatikan seperti itu, akhirnya Dandelion masuk kedalam dan memilih untuk tidur. Dia takut melihat tatapan tajam itu.

***

Pagi - pagi sekali, Dandelion sudah bangun. Dia berniat ikut Bibi Rose ke Istana Dunhelt. Gadis itu penasaran dengan bentuk Istana Dunhelt. Apakah sama dengan yang ada di film disney yang biasa dia tonton.

Udara disini masih sangat asri. Sejuk dan tanpa polusi. Setelah tadi mereka sarapan bersama, Saat ini Dandelion sedang menunggu Bibi Rise yang sedang menyiapkan semua keperluan untuk dibawa ke istana.

"Mari nona." Aja Bibi Rose yang dibalas anggukan kepala oleh Dandelion.

Mereka berjalan menuju istana. Sangat jarang orang yang menggunakan kendaraan. Karena memang di negeri ini hanya ada kereta kuda. Tadi Bibi Iris sudah melarang Dandelion untuk ikut. Namun karena Dandelion yang memaksa akhirnya Bibi Iris pin mengijinkan.

Saat mereka sedang berjalan di pinggi hutan, Dandelion mendengar suara orang yang tengah merintih kesakitan.

"Bibi dengar suara itu?" Tanya Dandelion.

"Iya bibi mendengarnya nona. Mungkin itu suara Harpi yang sedang kesakitan." Dahi gadis itu mengeryit bingung.

"Apa itu Harpi bibi?"

"Harpi merupakan makhluk setengah wanita dan setengah burung. Dia biasanya berada ditengah hutan."

Dandelion terkejut mendengarnya. Manusia setengah burung?. Dia pernah membaca sebuah buku yang menjelaskan tentang makhluk immortal. Namun Dandelion tidak menyangka bahwa makhluk seperti itu memang benar - benar ada.

"Lebih baik kita melihatnya nona. Sepertinya harpi itu sedang terluka." Dandelion berjalan mengikuti Bibi Rose. Dia cukup penasaran melihat makhluk itu.

Setelah berjalan cukup jauh kedalam hutan, akhirnya mereka sampai disebuah pohon. Di bawah poho itu terdapat sesosok harpi yang sedang tergeletak tak berdaya.

D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D

andelion menatap takjub pada sosok harpi itu. Sesungguhnya sosok harpi bagi Dandelion sangat cantik. Dandelion tidak menyangka dapat melihat makhluk immortal itu.

Bibi Rose mendekati harpi itu. Perlahan Bibi Rose menyentuh bagian sayap yang terluka.

"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Bibi Rose.

"Akhh aku diserang." Ujar harpi tersebut. Harpi itu menyipitkan matanya kearah Dandelion.

"Kau. Kau gadis ramalan itu. Gadis yang akan mendampingi Lord Astra. Takdir Lord Astra." Bibi Rose terlihat terkejut mendengarnya. Sedangkan Dandelion mengernyit bingung.

Siapa lagi Lord Astra?.

"Siapa Lord Astra?" Tanya Dandelion bingung. Bibi Rose hanya bungkam. Dia lebih memilih mengobati luka disayap harpi tersebut.

"Kau akan mengetahuinya nanti." Ucap harpi tersebut misterius.

"Sudah selesai. Kau harus lebih berhati - hati." Bibi Rose bangkit dan memilih untuk bungkam.

"Terimakasih bibi. Nona, sebaiknya anda lebih berhati - hati. Saya yakin Lord Astra akan melindungi anda. Saya permisi." Harpi itu terbang pelan meninggalkan Bibi Rose dan Dandelion yang masih terpaku.

***

To be continue.

Typo?? Silahkan komentar.

Cerita ini murni dari imajinasi saya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang