Terkadang..... dalam kita menjalankan sebuah kehidupan yang dirancang oleh Allah SWT. kita seringkali menghadapi suatu waktu yg berbeda. Pengalaman berbeda, keadaan yang berebeda bahkan nasib yang berbeda. Inilah karya yg seharusnya di syukuri... b...
Bunda.. Apa khabar? Adakah bunda baik2 saja. Apakah bunda makan dengan teratur? Apakah bunda bahagia dan selalu tersenyum? Bunda... Taukah bunda? Tiap hari aku disini merindukan bunda. Menatap bunda yang seringkali menangis. Kenapa bunda? Apa bunda sakit? Apa bunda sehat? Jangan menangisya. Airmata bunda membuat aku terluka. Membuat aku menangis. Bunda... Dulu, aku berada di tempat yang adem, Yang hangat, yang lembut. Waktu itu gelap bunda. Mau ngadu. Tapi, sama siapa? Mau main, tapi bagaimana? Tangan dan kakiku juga belum tumbuh ketika itu. Yg ku tau Tuhan membuat perjanjian denganku. Aku akan hidup didunia. Entah sampai kapan. Aku tak pasti bunda. Bunda... Awalnya aku takut hidup didunia. Aku bilang ke Tuhan yang aku mau sama Tuhan aja. Tapi mah. Kata Tuhan didunia akan ada sebuah rasa kasih yang akan kamu rasakan. Lebih nyaman dan lebih bahagia. Aku bertanya karena ngak ngerti. Tuhan hanya tersenyum bunda. Aku hanya menunggu kapan aku bisa melihat dunia. Dan terus menunggu... Bunda... Suatu saat aku melihat semburat senyuman diwajahmu, terkadang juga sedih. Kadang bunda hanya menatap aku. Kenapa bunda? Apa wajahku kurang imutya? Apa wajahku belepotan? Atau aku terlalu pesek ya bunda? Kemudian, bunda mencium pipiku. Apa yang bisa ku katakan bunda? Aku ngak bisa bicara. Seandainya aku bisa, akan ku bilang makasih. Cukup hanya berada dipelukan bunda aku bahagia. Bunda... Selama sembilan bulan bunda memperjuangkanku. Aku sangat bahagia. Krna bunda sayang sma aku. Cinta sama aku. Ini adalah kenangan dan suatu saat yang sangat bahagia. Tatkala aku ingin lahir, bunda tak hentinya menangis. Aku yakin itu tangis bahagia.. Walau karena sakit juga sih.. Hehehhe... Bunda... Taukah bunda. Tiap malam aku menatap bunda tidur. Berharap bisa memeluk bunda. Menyanyikan lagu Indah buat bunda. Tapi, gimana? Aku ngak bisa bersuara, aku ngak bisa memeluk bunda. Aku sedih bunda. Sekarang aku tak bisa lagi buat merasakan pelukan bunda. Aku tak bisa lagi mendengar bunda bernyanyi untukku. Aku kangen sama bunda. Bunda.. Dulu, sebelum aku lahir. Aku berjanji. Nanti besar, aku akan buat bunda tersenyum. Ngebahagiain bunda. Menyuapi bunda. Dan segalanya. Maafya bunda. Aku tak bisa penuhin janji itu. Tuhan memberikan aku waktu sangat sedikit. Aku hanya bisa mendengar suaramu sesaat. Dan mrasakan pelukanmu yang hangat sesaat. Saat malaikat datang menjemputku, aku minta sama malaikat. Namun, aku harus patuh bunda. Aku bahagia kok bisa ngerasaain semuanya dalam waktu sedetik. Ketika aku dibawa pergi oleh malaikat. Aku bilang, aku akan nunggu bunda. Bunda... Jangan sedih ya, jangan nangis. Aku saya bunda. Jangan pernah lupain aku ya bunda. Meski berapa tahun akan datang. Jangan ratapi aku. Karna kata Tuhan, Tuhan ngak suka. Bunda nurutin perintah Tuhan ya. Biar kita bisa ketemu di surga nanti. Aku akan menunggu bunda di gerbang surga. Sampai bunda datang tersenyum padaku... I love you bunda... Aku pergi dulu ya. Malaikat udah panggil lagitu. Surat ini, untuk bunda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.