III Laki-laki Manis Berkulit Coklat

64 1 0
                                    

Holaaa haii... maaf baru up lagi ya... kemaren aku sibuk ada kerja sampingan.

Mungkin chapter ini juga masih abstrak 😢
Semoga kalian suka yaa..

Happy reading 😊


🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

***

Bunny Hop Cafe cukup lengang sore ini. Cesa tampak merapikan meja diteras depan. Cuaca cerah membuat langit tak terhias awan. Cesa beringsut menghampiri para waiter yang lain di bagian pantry.

"Nih minum dulu. Lo kerja terus dari tadi." Derya tampak menyodorkan sirup mangga lemon di campur daum mint. Seperti oasis di tenagh padang pasir. Minuman itu lolos mengalir di tenggorokan Cesa.

"Ahhh... " spontan Cesa saat selesai menelan minuman yang diteguknya. Tanpa disadari ada seseorang yang memerhatikannya.

"Cocok lo jadi bintang iklan. Gayaa loo... duileehh... epic banget" ucap Derya tanpa kontrol suara.

"Iklan minyak urut mak welas sih iyaa.." sambar Cesa penuh gelak.

"Ces udah denger gossip baru?"

"Gossip apa ?. Perasaan gossip kalian tuh lebih cepet dari infotaiment" ucap Cesa sesaat sebelum meneguk kembali minumannya.

"Lo tahu kepemilikan Bunny Hop udah  pindah tangan?"

Bruuusssttttt..... ucapan itu sukses membuat Cesa menyemburkan minuman yang hendak ditelannya.

"Busseettt... jorok amat sih lo" Derya bergidik.

"I.. itu serius...? Kok gue gak tau?"

"Iyalah... Dan sekarang owner kita tuh katanya lebih muda dari pak Simon. Baguslah lagian gue risih sama Si buntelan bau tanah itu."

"Lo tahu owner kita kaya gimana bentukannya?"

"Yaaaa.... kagak sih hehehhe. Gue denger dari anak-anak yang lain aja."

"Lagak lo kaya udah tau banyak. Taunya sama aja kaya gue. Hhh...."

Cesa mengamati keadaan sekitar. Sesaat ada pelanggan yang memanggil pelayan. Dengan sigap Cesa mengahampiri meja halaman luar paling pojok.

"Permisi mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Cesa sesopan mungkin.

"Ahh ya, bisa panggilkan saya manager  cafe ini?".

"Maaf apakah anda punya janji sebelumnya?" .

"Panggilkan saja dia".

Cesa tak menjawab. Ia hanya mengangguk lalu undur diri. Cesa menghampiri bu Tia selaku supervisor Bunny Hop. Lalu berbisik. Sesaat kemudian bu Tia memasuki ruangan manager

****

"Cesaa pssttt..." Radin memberi kode.

"Apaan?"

"Barusan ada apa?"

"Ohh itu pelanggan diluar minta ketemu sama pak Johan"

"Serius lo..? Sepenting apa dia pengen ketemu pak Johan?"

"Ya mana gue tau" jawab Cesa asal. Sesaat ia memandang laki-laki diluar itu. Bentuk wajah nya menggemaskan. Pipinya cukup chubby untuk ukuran laki-laki. Kulitnya coklat caramel. Dengan dandanan casual. Tanpa disadari laki-laki itu menatap Cesa balik dan menyunggingkan senyumnya. Cesa seakan malu saat dipergoki memerhatikannya. Lalu Cesa membalas dengan senyum kikuk.

"Din gue ke toilet bentar ya" ucap Cesa tanpa menunggu jawaban. Oh laki-laki itu sungguh memberi kesan pada Cesa. Entah apa yang menarik dari dirinya. Seperti ada karisma tersembunyi.

Manis. Batin Cesa. Laki-laki itu terlihat manis. Dan sadar Cesa tersenyum mengingat senyumnya. Padahal saat itu Cesa tengah berdiri di depan cermin washtafel dan toilet wanita sedang ramai-ramai nya.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Maaf aku yaa.. baru bisa up sekarang. Makasih buat yang masih nunggu cerita ini.
Baru bisa up meskipun pendek.
See you next chapter.

Zhira Summer 😊

PiscesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang