Prolog

95 6 3
                                    

Lewat celah jendela kaca di kamarku, sang surya telah menampakkan sinarnya. Suara dari benda kecil disamping telingaku membujukku agar segera membuka mata letihku ini. Kubuka mataku dan ku raih benda kecil yang disebut jam weker itu. Ku langkahkan kakiku menuju balkon untuk menghirup udara segar. Niatku sepenuhnya tidak hanya menghirup udara segar di pagi hari, namun menunggu sang pangeran tampan melewati rumahku untuk sekadar berlari pagi atau mengantar sang ibu menuju ke pasar.

"Nareswari, turunlah nak! Ayahmu baru saja kembali dari Bandung. Cepat! Nanti kamu tidak kebagian oleh-oleh lho" suara khas ibu terdengar dari balik pintu memanggilku agar segera turun. Sepertinya kali ini aku tidak berjodoh untuk melihat pangeranku sekadar lewat untuk berlari pagi ataupun pergi ke pasar bersama ibunya.

---
Izinkan aku memperkenalkan diriku, namaku Nareswari Permata. Ayahku seorang pengusaha terkenal ia adalah Bramanda Kusuma, kulitnya yang putih serta matanya yang coklat sangat sempurna. Ibuku Dewi Permata namanya, wanita cantik dengan rambut hitam berkilau, berkulit sawo matang serta memiliki darah biru dalam dirinya. Penghuni rumah ini bukan hanya aku dan kedua orang tuaku saja, adikku Rama yang masih berusia sembilan tahun turut menghiasi hari-hariku di rumah. Seisi rumah akan terasa sangat sepi jika ia sedang sakit ataupun berada di rumah eyangnya. Ia sangat jahil namun aku sangat menyayanginya.


Jangan tanya kenapa hari ini aku ada di rumah, karena sang surya pun mengetahuinya. Ini hari libur, seperti biasa waktu senggang ini ku manfaatkan untuk sekadar berkumpul bersama keluarga kecilku di rumah. Aku senang menggambar, meski sampai kini gambaranku mungkin tak terlalu bagus hehe. Wahai para pembaca sekalian apakah kalian tahu? Selama ini aku hanya mengagumi pangeran tampanku hanya dari atas balkon, jujur saja bertemu dengannya akan menjadi hal yang mustahil bagiku. Bagaimana tidak, dia begitu sempurna. Aku takut jika rasa kagumku padanya akan membuat ia merasa tidak nyaman.
----

Haloo para pembaca sekalian, ini adalah cerita pertamaku. Jadi maklum lah jika agak aneh. Jika kalian suka jangan lupa kasi bintangnya dan jika ada kesalahan-kesalahan dalam ceritaku bisa langsung comment ya maklum baru belajar (elah kyk ada yg baca aja) *nangis di pojokan pintu


Segitu aja deh biar gk muter-muter kemana-mana lagi. Sekian salam hangat dari ariskaswari.

Happy reading

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang