40

37.7K 5.9K 603
                                    

"Will i ever be good enough for someone like you?"

🔉play mulmed (must)

Tubuh Yoora bergetar bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Yoora bergetar bukan main.

Aku ga butuh Yoora. Dia cuma buat onar doang.

Aku ga butuh Yoora. Dia cuma buat onar doang.

Aku ga butuh Yoora. Dia cuma buat onar doang.

Bagaimana rasanya, ketika bokap lo buang lo?

Bagaimana rasanya, ketika bokap lo tiba tiba berubah?

Rasanya tidak akan lari dari rasa sakit dan sesak di hati.

Yoora menatap wajahnya di kaca.

Berantakan.

Ia sudah melihat mamanya yang menangis seperti orang gila. Dan melihat Daniel yang menangis sambil menyadarkan ibunya.

Yoora tidak bisa berbuat apa apa.

Ia hanya bisa menatap bunda tersayangnya itu dengan tatapan kosong.

Mengapa semua sesakit ini.

Mengapa Yoora juga ikut sakit?

Mengapa ayahnya menjadi brengsek?

"B-bunda.."

Yoora menjambak rambutnya sendiri sambil menatap bayangannya di cermin.

Banyak rambutnya yang terlepas.

Yoora tidak bisa menahannya.

Ia tidak bisa membuat emosinya stabil. Ia sangat kecewa kepada ayahnya.

"B-bunda.. jangan nangis." tangis Yoora membuang semua benda yang ada di meja riasnya.

"Jangan nangis bunda.... Yoora ga suka." racau Yoora sendiri, keringat mulai bercucur dari keningnya.

Bibirnya mulai pucat. Tubuhnya semakin bergetar.

Ia melihat bekas pecahan pot kaca yang seharusnya terletak di meja rias.

Yoora dengan lemas mengambil salah satu dari serpihan itu.

Jangan Yoora - batian Yoora berteriak.

Yoora mengenggam kacanya itu. Meletakkanya ditengah tengah telapak tangannya.

Jangan.

entah kenapa, Yoora menekan dan mengepalkan genggamannya itu.

Darah mulai keluar. Namun entah kenapa Yoora tidak merasa sakit.

Ia malah merasa sakit dihatinya berkurang.

Yoora merasa lega, bebannya sudah berkurang. Pikirnya.

Ia semakin mengeratkan kepalannya.

Darah semakin keras mengalir.

Sampai Daniel membuka pintu kamar adiknya itu.

Ia terkejut bukan main.

"KAMU NGAPAIN YOORA?" teriak Daniel dengan mata berkaca kaca.

"Kenapa? Khawatir lo?" senyum Yoora menatap Daniel yang berusaha membuka tangannya yang masih mengepal.

"Papa butuh kamu, bang."

"PAPA UDAH BUANG AKU!"

"PAPA UDAH GA SAYANG SAMA AKU!"

"PAPA BENCI SAMA AKU!"

"AKU GAK BERGUNA!"

Teriak Yoora membuat hati abangnya semakin teiris.

Daniel memeluk Yoora, erat.

Ia tak peduli lagi dengan pukulan Yoora.

"Shhh...."

"Abang sayang sama Yoora."

Sang kakak sudah menangis.

Ia menangis melihat kedua wanita yang seharusnya dia lindungi kini menangis. Daniel merasa gagal.

"L-lepasin! LEPASIN GUE!"

"Abang sayang sama Yoora." ucapnya lagi

"LEPASIN GUE BANGSAT."

"Abang sayang sama Yoora."

Daniel mengucapkan kalimat itu berulang kali

"KENAPA MAMA NANGIS HAH?"

"Shh..."

"KENAPA PAPA HARUS SELINGKUH?"

"JAWAB AKU BANG!"

"Karena papa udah ga sayang sama kita lagi."

Ya. sepengaruh ini seorang Kang Minhyun di keluarga mereka.

Sesayang ini, keluarganya kepada Kang Minhyun.

Dan se-kecewa ini juga,
Mereka kepada Kang Minhyun.

Gue nulisnya sambil bayangin pas gue diposisi Yoora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue nulisnya sambil bayangin pas gue diposisi Yoora.

Gabisa tahan lagi /mewek/

Osis +Park Jihoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang