Hey, Doctor!

4.7K 188 1
                                    

"Cinta membuat kita saling terhubung. Kau milikku, Aku milikmu. Akan selamanya seperti itu" - Baekhyun

.

.

.

.

.

.

.

Tumbuh besar bersama Chanyeol adalah hal yang paling disyukuri Baekhyun. Sejak kecil, Chanyeol lah yang menjaga Baekhyun. Chanyeol yang melindungi Baekhyun. Chanyeol yang pintar akan selalu belajar duluan agar bisa mengajari Baekhyun. Chanyeol juga belajar ilmu bela diri untuk melindungi Baekhyun. Memainkan gitar untuk menghibur Baekhyun, menyediakan bahu dan dada untuk dipukuli ketika Baekhyun sedang kesal. Lalu yang teristimewa, Chanyeol bersedia menjadi Gay agar bisa menerima cinta Baekhyun.

Yah, Baekhyun memang seberuntung itu memiliki Chanyeol dalam hidupnya.
.

.

.

.




"annhh gelllli chanh"

Baekhyun terkikik geli, tangan kecilnya menahan pergerakan satu tangan lain yang lebih besar dari miliknya. Badannya menggeliat sana kemari.

"gelliiiii ahh sudah kubilang hentikanh"

Diatas sofa yang menghadap ke TV. Dua anak manusia saling berhimpitan disana. Pria dengan jidat indah sedang menggelitik pinggang pria yang lebih mungil . Keduanya tak memikirkan TV yang menyala disana.

"channnyeeeoolllh ku bilang henti-ah!" sang pria berbadan mungil sedikit berteriak saat pria yang dipanggilnya Chanyeol itu secara tak sopan menggigit perpotongan lehernya.

"Aku rindu Baek" Chanyeol sedikit merintih membisikkan kata rindu ditelinga Baekhyun. Lucu sekali, ku kira hanya Dilan yang bisa rindu. Pikir Baekhyun.

Baekhyun mendorong pelan dada Chanyeol agar menjauh. Sejujurnya dia lemas, sudah digelitiki Chanyeol tadi.

"Kau baru saja pulang Dokter Park. Apa tidak sebaiknya mandi dulu?"  Baekhyun menatap Chanyeol. Ah dalam posisi seintim dan sedekat ini jantung Baekhyun tidak bisa diam. Selalu saja berdebar seperti perawan baru jatuh cinta.

"Aku mau mandi berdua"  Apa-apaan ini.

Baekhyun terkikik.

"Aku sudah mandi. Aku tidak mau boros. Boros sabun dan boros air" lanjutnya.

"Kalau begitu...." Chanyeol menggantung kalimatnya. Mendekatkan kembali bibir nya ke telinga Baekhyun.
"Kau harus ku buat berkeringat agar kita bisa mandi bersama".

"ah....."

Chanyeol menggigit telinga Baekhyun. Mengemutnya bagaikan permen. Memain-mainkan lidahnya ke belakang telinga Baekhyun. Serangan mendadak Chanyeol tentu membuat Baekhyun menggila.

"chanh....ah!" Baekhyun menutup mata. Lidah Chanyeol tidak hanya berani bermain dibelakang telinganya. Kini benda kenyal tak bertulang itu sudah berani bermain di leher dan tulang selangka Baekhyun. Tangan handal Chanyeol tidak lupa akan perannya. Masuk ke kaos longgar Baekhyun, mengelus kulit selembut kapas milik Baekhyun.

"channieee....hngh" Baekhyun merintih. Menggigit bibir bawahnya saat dirasakan tangan lihai Chanyeol bermain-main dengan nipple nya. Baekhyun selalu saja lemah ketika di sentuh Chanyeol.

"masih tidak ingin mandi bersama,hm?" Chanyeol semakin gencar. Bermain dengan nipple Baekhyun. Lalu bibirnya mengecup-kecup bibir bawah Baekhyun.

Baekhyun menggeleng. Dia benar-benar tidak mau mandi bareng sekarang. Kenapa si Chanyeol tidak faham? unch hh.

Chanyeol tersenyum miring. Ingin menggoda Baekhyun lebih jauh.

"akh...janganh disitu chanh" Baekhyun tersentak. Tangan besar itu masuk kedalam celana trainingnya. Mengusik miliknya yang paling intim dengan gerakan yang tak bisa ia deskripsikan.

"berisik sekali"

Baekhyun dibawa oleh Chanyeol dalam suatu pagutan penuh tuntutan. Chanyeol meraup seluruh bibir kecil Baekhyun kedalam bibirnya. Tidak memberikan akses sedikitpun untuk Baekhyun melonggarkan ciuman mereka dan mengambil nafas. Chanyeol sekejam itu. Dalam hal ciuman. Satu tangan bebas Chanyeol digunakannya untuk membelai wajah Baekhyun. Keduanya saling menutup mata. Menyalurkan cinta. Menyalurkan kerinduan dengan caranya sendiri.
.

.

.

.

.

.

Baekhyun lupa entah sejak kapan Chanyeol mengeluarkan lidahnya. Yang jelas lidah Chanyeol sudah berada di dalam mulutnya. Menyapu langit-langit mulutnya dengan gerakan sensual.

"aghhhh...hh nhh"

Baik Chanyeol dan Baekhyun sama sama tidak bisa menahan desahannya. Tangan Baekhyun meremas rambut Chanyeol mencari pelampiasan yang pas dan di saat butuh Baekhyun menekan kepala Chanyeol untuk memperdalam cumbuannya.

Chanyeol melepas pagutan mereka, menatap Baekhyun nya yang manis dengan bibir bengkak terbuka, mata sayu sekolah menggoda nya untuk melakukan hal yang lebih.

"Baek?" bisik Chanyeol

"hmh?"

"I wanna fuck you"

"Fuck me!"
.

.

.

.

.

.

"ahh ahh nnghh.....morehhh"

.

.

.

Mentari pagi punya hipnotis sendiri untuk membangunkan manusia dari tidur lelap nya. Hangat dan lembut secara bersamaan.

Namun, seorang pria berkulit sepulih susu masih bergelung nyaman dengan selimut motif strawberi. Leher jenjang nya penuh bercak merah keunguan

"Hey! Tuan muda.....bangun"

Chanyeol sudah siap dengan setelan kerja nya. Kemeja biru langit dipadukan dengan celana putih dan jas putih. Hari ini dia siap menjadi sang Psikolog yang Profesional.
Baekhyun menggeliat di balik selimutnya.

"Selamat pagi Dokter"

"Aku bukan Dokter sungguhan"

"tetap saja kau dokter" Baekhyun bangun dan duduk bersandar ke ranjang. Chanyeol menghampirinya menghapus jarak disana.

Cup!

"Jangan nakal nakal selama aku kerja ya"

"Tsk, tidak adil. Ingat,aku ini juga pasien mu"

"Ia...pasien galak"

"galak dari mananya, sih?"

Heran.

Baekhyun terkekeh. Iyain aja Chanyeol. Pikirnya. Kaki chanyeol akan melangkah menjauhi Baekhyun jika saja baekhyun tak kembali bersuara. Ia ingat, ada yang ingin diberitahunya kepada Chanyeol semalam. Tapi ia tahu semalam bukan waktu yang pas. Karena semalam waktu yang pas buat bersenang-senang. Hehe.

"Chanyeol...um itu.. kemarin Changmin menghubungi ku"

.

.

WAIT? WHAT THE FUCK? CHANGMIN?

.

.

.

.

.

.

.

.

/lap keringet/ /mati/

Hey, Doctor!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang