Ketika si kaku bertemu dengan orang nggak peka
Akankan cinta bisa menyatukan mereka?
Cast :
Hwang Hyunjin
Lee Naeun
❣️t r a n s l o v e❣️Seperti biasanya, lagi-lagi Lee Naeun mahasiswa Manajemen semester tiga itu terlambat. Padahal ini hari senin, otomatis halte kampus pasti rame banget. Belum lagi dia ada kelas Pak Namjoon -salah satu dosen killer di jurusannya, pagi ini jam 8. Naeun cuma bisa pasrah membayangkan gimana malunya kalau dia harus diusir lagi dari kelas.
Apalagi teman-teman Naeun sudah berangkat semua, jadilah dia harus berjuang sendirian melawan puluhan bahkan ratusan mahasiswa yang berebut buat naik Transmusi -sebutan untuk angkutan jenis Bus di kotanya.
Tanpa berpikir lagi, Naeun memilih untuk memanjat halte dan berhimpitan dengan anak laki-laki. Naeun sih gak peduli, yang penting dia bisa segera masuk Tranmusi dan segera berangkat ke kampus, ketimbang dia harus diusir lagi dari kelas.
Tapi tiba-tiba matanya menangkap sosok yang selama ini selalu berhasil memberikan semangat untuknya.
Hwang Hyunjin, itulah nama yang berhasil dia dapatkan dari Lee Felix, teman satu SMA-nya dulu yang ternyata sekarang satu jurusan dengan Hyunjin di Teknik Mesin.
Saat mata mereka bertemu, kedua kaki Naeun langsung terasa lemas dan bergetar, belum lagi dadanya berdegup sangat kencang.
Tapi memang beginilah efek yang selalu dia dapatkan ketika bertemu dengan Hyunjin, vitamin gak langsungnya itu.
Cengkraman tangannya di tiang halte kini mulai mengendur. Saat seseorang mendorongnya dari arah belakang, saat itu juga Naeun terjatuh ke bawah karena kehilangan keseimbangan yang disebabkan oleh ransel besar miliknya sendiri. Semua mata otomatis berfokus ke arah Naeun.
Oh jangan kalian bayangkan bagimana malunya Naeun saat itu, bahkan rasa sakit yang dia dapatkan saat ini gak sebanding. Apalagi di depannya kini ada Hyunjin yang ikutan melihat ke arahnya atau . . . kini dia malah melangkah mendekatinya?
Astaganaga, ingin rasanya Naeun menyembunyikan wajahnya di semak-semak detik itu juga.
"Jangan, jangan mendekat! Kita gak bisa ketemu dalam keadaan seperti ini." batin Naeun berteriak.
"Pleaseee, jangannnn--"
Sepasang sepatu converse merah muncul di pandangan Naeun, dan itu membuat jantungnya semakin berdegup kencang.
"Mau sampai kapan lo duduk di sana?" Naeun mendongak dan mendapati Jisung sedang mengulurkan tangannya. Naeun menghela napas lega, dia kira tadi itu---
Naeun langsung panik saat netranya gak berhasil menemukan sosok Hyunjin yang jelas-jelas tadi berdiri gak jauh darinya. Kepalanya menoleh ke kiri kanan berusaha keras mencari vitamin gak langsungnya itu, tapi nihil, netranya gak berhasil menemukan Hyunjin dimana-mana.
"Lah dia malah bengong! Buruan bangun, lo mau dilindes transmusi?" sindir Jisung gak sabaran.
Dengan pikiran kosong Naeun meraih tangan Jisung dan mengikutinya dari belakang tanpa semangat. Pikirannya masih bekecamuk dengan sosok Hyunjin yang tiba-tiba menghilang setelah melihatnya tersungkur di bawah halte.
Kenapa Tuhan selalu mempertemukan Naeun pada situasi yang gak tepat sih?!
Mungkin setelah ini Hyunjin bakal lebih ilfeel dengannya. Sial, kenalan juga belum tapi udah terlalu sering mempermalukan diri sendiri.
.
.
.
.
.
.Hari ini Hyunjin sengaja membiarkan transmusi terus berlalu meninggakkannya di depan halte tanpa merasa cemas kalau dia akan terlambat masuk kelas, karena dia tahu Naeun -nama yang selalu dia dengar ketika sekelompok wanita menyerukan peringatan setiap kali dia ceroboh.
Iya Naeun, wanita yang selama ini berhasil mencuri perhatiannya dengan rona merah di pipinya itu.
Hyunjin sudah hapal kebiasaan Naeun yang sering terlambat. Jadi dia hanya bisa menunggu sampai wanita nya itu muncul di halte kampus.
Sudah hampir setengah semester Hyunjin memperhatikan jadwal Naeun. Dan untungnya ada beberapa kesamaan jadwal di antara mereka. Misalnya senin dan kamis pagi, sedangkan untuk jadwal pulang hanya sama di hari selasa dan rabu.
Meskipun begitu, Hyunjin masih bersyukur bisa bertemu dengan Naeun, walaupun dari jarak yang sangat jauh.
Hampir setengah jam menunggu, akhirnya Hyunjin berhasil menemukan sosok Naeun dengan ransel hitam besarnya. Wanita nya itu terlihat sangat buru-buru.
Lagi-lagi Hyunjin tersenyum saat merasakan sesuatu beterbangan di dalam perutnya ketika melihat sosok Naeun. Wajah itu selalu berhasil mencuri perhatiannya. Mengganggu ketenangannya.
Hyunjin menahan pekikan ketika melihat Naeun tersandung batu besar saat berlari menuju halte. Meskipun begitu, Hyunjin tetap berdiri kaku dari jauh sambil memperhatikan Naeun sedang meringis kesakitan. Lalu setelahnya wanita itu langsung bergabung memanjat halte menyempil di antara laki-laki.
Ketika Naeun berhasil menemukan keberadaan Hyunjin, wanita itu spontan kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari halte.
Hyunjin yang memang panik langsung melangkahkan kakinya mendekati Naeun, tapi sayang, langkahnya terhenti saat seorang laki-laki yang dia tahu bernama Jisung - informasi ini dia dapat dari Felix, teman satu jurusannya, sedang berlari mengahampiri Naeun.
Hyunjin menghela napas dan berbelok meninggalkan Naeun dengan perasaan kesal. Jelas dia cemburu, tapi dia bisa apa, dia bukan siapa-siapa yang berhak melarang laki-laki lain mendekati Naeun dan mengulurkan tangan untuk membantu Naeun.
Mungkin bukan hari ini waktu yang tepat untuk berkenalan dengan Naeun, wanita yang sudah berhasil mencuri hatinya itu.
Mungkin bukan hari ini juga dia berkesempatan untuk mengulurkan tangannya setiap kali Naeun terjatuh.
Semoga saja kesempatan itu ada, karena Hyunjin selalu berharap namanya disebut setiap kali Naeun terjatuh.
Yah semoga saja, malaikat berpihak kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mindfulness
FanfictionBeing present Without judgment In every moment Oneshoot collection by zonaduren