Jejak Bayangan di Sekolah Terlarang

6.6K 379 13
                                    

Taman belakang SHS terasa sepi, hanya suara dedaunan yang bergoyang diterpa angin. Ini adalah tempat yang ideal untuk berdiskusi tanpa takut didengar. Keempat agen, dengan nama sandi mereka yang terinspirasi dari dewi Yunani, berkumpul membentuk lingkaran kecil. Athena, alias Jennie, berdiri dengan ekspresi tegas memimpin diskusi.

"Afrodite, kau akan menyelidiki Jo Kwon," ucap Athena, tatapannya tajam ke arah Rose. "Informasi dari Yang-gun menunjukkan jejak data tertinggal di sekolah ini, dan aku mencurigainya. Gunakan kemampuan telekinesis dan manipulasi otakmu untuk menggali informasi sebanyak mungkin. Cari tahu siapa saja yang terlibat."

"Baik, aku mengerti," jawab Rose sambil mengangguk.

"Hera," Jennie melanjutkan sambil menatap Jisoo. "Kau bertugas mencari petunjuk di gudang dan laboratorium komputer. Pesonamu yang mampu membius orang akan sangat membantu. Teliti setiap detail yang mencurigakan."

"Dimengerti," jawab Jisoo singkat.

"Artemis," Jennie berpaling pada Lisa. "Pergilah ke perpustakaan, terutama ke bagian terlarang. Dengan kemampuan matamu yang bisa menembus benda padat, kau harus menemukan apa pun yang tidak biasa di sana. Aku yakin perpustakaan itu menyimpan banyak rahasia."

Lisa mengangguk cepat. "Akan kucari apa pun yang bisa jadi petunjuk."

Athena menarik napas dalam sebelum berkata, "Aku sendiri akan menyusup ke kantor kepala sekolah dan berkeliling. Jika kalian bertemu siapa pun, beri tahu aku setelahnya. Kalau tidak, langsung kembali ke taman ini. Paham?"

"Paham!" jawab mereka serempak, suara mereka rendah namun penuh tekad.

---

Jisoo (Hera) - Gudang dan Lab Komputer

Jisoo melangkah santai menuju gudang yang terletak di dekat kamar mandi dan ruang olahraga. Gudang itu kecil, dengan pintu kayu yang sudah mulai pudar warnanya. Saat ia membuka pintu, suara berderit memenuhi udara. Di dalam, barang-barang seperti alat kebersihan dan perlengkapan olahraga tertumpuk acak. Namun yang menarik perhatian Jisoo adalah seorang pria yang duduk di kursi kayu di sudut ruangan.

"Hai," sapa pria itu ramah.

Jisoo sedikit terkejut, namun dengan cepat menenangkan diri. "Oh, hai," balasnya dengan senyum sopan.

"Sedang apa di sini?" tanya pria itu lagi, matanya mengamati Jisoo dengan penasaran.

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya berkeliling," jawab Jisoo sambil melangkah perlahan ke dalam.

"Namaku Kim Seok Jin," pria itu memperkenalkan diri.

"Kim Jisoo," balas Jisoo sambil tetap memindai ruangan dengan matanya. Ia melihat sebuah lemari kecil dan ember berisi tali yang tampak seperti baru digunakan. 'Tali ini masih basah... Apa ini digunakan untuk sesuatu yang tidak biasa?' pikirnya.

Merasa waktunya di gudang sudah cukup, Jisoo tersenyum sopan kepada Jin. "Aku permisi dulu, ya," katanya sebelum keluar menuju laboratorium komputer.

Sesampainya di lab komputer, Jisoo mendapati salah satu komputer masih menyala. Ia berjalan mendekat, dan layar komputer itu menunjukkan aplikasi yang baru saja digunakan, namun sudah tertutup.

'Apakah ini komputer yang digunakan untuk mencuri data?' pikir Jisoo sambil menyentuh mouse untuk memeriksa lebih jauh. Namun, sebelum ia sempat melakukan apa pun, sebuah suara mengejutkannya dari belakang.

"Sedang melihat apa, Nona?"

Jisoo berbalik, mendapati seorang pria dengan senyum ramah berdiri di pintu.

"Ah, tidak. Aku hanya melihat-lihat saja," jawab Jisoo cepat.

"Namaku Kim Namjoon, tapi semua orang memanggilku Rapmon atau Momon," katanya sambil menjulurkan tangan.

Jisoo menjabat tangan itu dengan sopan. "Kim Jisoo. Salam kenal."

Percakapan mereka tidak berlangsung lama. Setelah berpamitan, Jisoo segera kembali ke taman untuk melaporkan temuannya.

---

Rose (Afrodite) - Ruang Jo Kwon

Rose melangkah menuju ruang guru sambil membawa buku pelajaran Fisika sebagai alasan. Ia mengetuk pintu dan mendengar suara dari dalam.

"Masuk!" titah Jo Kwon.

Rose membuka pintu dan masuk dengan senyum kecil di wajahnya. "Ada apa, Nona Rose?" tanya Jo Kwon, memandangnya dengan bingung.

Rose menutup pintu perlahan dan membalikkan badan dengan ekspresi dingin. "Aku ingin menanyakan beberapa hal terkait misiku," ujarnya dengan nada datar.

Jo Kwon tampak terkejut, namun tidak punya waktu untuk merespons sebelum Rose mengangkat tangannya, mengaktifkan kemampuan hipnosisnya. Tatapan Jo Kwon langsung menjadi kosong, suaranya berubah datar. "Apa yang ingin kau ketahui?"

"Siapa saja yang terlibat dalam pencurian data DoD?" tanya Rose.

"Mark Tuan 11-A6, Im Naeyon 11-A3, dan Kim Donghyuk 11-A5," jawab Jo Kwon tanpa ragu.

Rose segera mencatat nama-nama itu di ponselnya. Namun, sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, suara ketukan pintu menginterupsi percakapan mereka. Dengan cepat, Rose menanamkan memori baru di otak Jo Kwon agar ia tidak curiga.

"Masuk!" titah Jo Kwon.

Dua pria masuk, salah satunya langsung dikenali Rose sebagai Mark Tuan, salah satu nama yang disebutkan Jo Kwon. Pria lainnya adalah Hanbin. Rose mencoba membaca pikiran mereka, namun usahanya sia-sia. Mereka tampak seperti memiliki pelindung mental yang kuat.

Dengan senyum kecil, Rose melewati mereka tanpa menunjukkan ketegangan. Ia segera kembali ke taman untuk melaporkan temuannya.

---

AGENT-X [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang