Jejak di Atap dan Rahasia yang Terungkap

5.3K 320 5
                                    

Sinar matahari yang tersisa menyinari gedung sekolah yang megah. Di atas atapnya, tujuh pria berdiri, memandang ke arah halaman sekolah. Mata mereka tajam, memancarkan ketegangan yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang sudah terbiasa dengan misi-misi penuh risiko.

Taehyung, atau yang lebih dikenal dengan kode nama Dionisos, menghela napas panjang. "Seriusan nih? Kita harus mengawasi mereka dan bekerja sama? Rasanya aku masih nggak percaya ini."

Rapmon—Ares—menatapnya tajam. "Kau tahu ini bukan tentang apa yang kita mau, Tae. Data DoD yang dicuri bukan data biasa. Isinya adalah segala informasi yang bisa mengguncang stabilitas negara dan dunia. Jika jatuh ke tangan yang salah, dampaknya akan fatal."

Jungkook, dengan kode nama Poseidon, menyela, "Tapi sepertinya mereka bahkan tidak tahu soal data itu, apalagi tentang kita."

"Makanya kita awasi dulu. Aku yakin ada yang mereka sembunyikan," balas Suga, yang dikenal sebagai Apollo. Matanya tak lepas memandang seorang gadis yang terlihat tenang namun penuh kewaspadaan di bawah.

"Hei, Sug, bukannya yang di bawah itu adikmu? Artemis, kan?" tanya Jin (Zeus), sembari menunjuk ke arah gadis tersebut.

Suga hanya mengangguk pelan, tetapi matanya tetap fokus.

"Kenapa tidak kau tanyakan langsung rencana mereka?" usul J-Hope, atau Hermes, sambil melirik penasaran.

"Jangan," potong Suga tegas. "Biarkan mereka menyusun rencana. Kita juga harus mempersiapkan strategi kita sendiri. Selain itu, kita tidak tahu apa yang sebenarnya mereka hadapi. Yang jelas, misi ini bukan misi biasa. Jika kita dilibatkan, artinya ancaman ini jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan."

Jimin (Hephaistos) menatap Suga dengan penuh minat. "Apa maksudmu?"

Suga menghela napas, mencoba menjelaskan. "Kalian tahu bahwa kita memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh agen-agen biasa. Dan begitu juga dengan mereka. Artemis, adikku, jangan pernah meremehkannya. Dia memiliki kemampuan untuk melihat benda yang tidak terlihat, mendeteksi partikel kecil tanpa alat bantu, bahkan mengubah molekul benda menjadi air atau es."

Taehyung mengangkat alis. "Dan bagaimana dengan yang lainnya? Apakah mereka juga punya kekuatan seperti itu?"

Suga mengangguk pelan. "Athena adalah otak mereka. Dia mampu mengendalikan gravitasi, memperbesar atau memperkecil massa benda, bahkan mengendalikan tanah. Hera, di sisi lain, memiliki pesona yang mematikan. Suara ultrasoniknya bisa membuat siapa pun kehilangan pendengaran, dan nyanyiannya bisa melumpuhkan lawan. Terakhir, Afrodit... dia adalah yang paling berbahaya. Kemampuannya membaca pikiran, memanipulasi otak, dan mengendalikan api membuatnya hampir tidak terkalahkan."

Semua anggota BTS terdiam. Informasi itu seperti mengguncang keyakinan mereka akan misi ini.

"Jadi, mereka bukan sekadar rekan misi biasa," gumam Jin.

Tiba-tiba, sebuah suara lembut namun tajam terdengar di kepala mereka, seperti menggema dalam pikiran. "Hei! Tidak sopan membicarakan kami di belakang."

Mereka semua terkejut.

"Siapa itu?" tanya Jungkook, suaranya bergetar.

"Oh, ayolah. Bukankah Apollo tadi sudah menjelaskan? Aku Artemis, adiknya."

Jimin mencoba menenangkan dirinya. "Apa... apa kalian Agent-X?"

"Benar sekali. Dan aku pikir kita perlu bicara. Bagaimana kalau kita bertemu di Cafe Stay? Kita bisa membahas misi ini lebih lanjut," balas Afrodit dengan nada yang tenang namun penuh otoritas.

Rapmon segera menjawab. "Baiklah. Kita akan ke sana."

---

Cafe Stay

Satu jam kemudian, BTS sudah duduk di pojok ruangan yang tenang di cafe itu. Suasana nyaman dengan aroma kopi mengisi udara, tetapi ketegangan terlihat jelas di wajah mereka. Mereka tahu pertemuan ini bukan pertemuan biasa.

Bel pintu berbunyi, menandakan kedatangan empat gadis. Aura percaya diri mereka langsung terasa, meskipun mereka mencoba terlihat santai.

Lisa berjalan mendahului yang lain, langsung menuju ke meja tempat BTS duduk. Begitu melihat Suga, dia tersenyum lebar dan memeluknya erat. "Oppa! Sudah lama nggak ketemu!"

Suga membalas pelukan itu, membuat anggota BTS lainnya melongo.

"Siapa dia?" tanya Jin, masih bingung.

Suga tersenyum kecil. "Ini Lisa, adikku. Dia dan tiga temannya adalah Agent-X."

Keempat gadis itu duduk, melengkapi lingkaran diskusi. Setelah basa-basi singkat, mereka langsung ke inti pembicaraan.

"Jadi, apa rencana awal kita?" tanya Jisoo, to the point.

Jungkook menjelaskan, "Ada jejak aktivitas mencurigakan di perpustakaan terlarang. Itu akan menjadi titik awal investigasi kita."

"Berapa lama waktu yang kita punya?" tanya Jennie, dengan nada penuh determinasi.

Rapmon menjawab, "Mungkin lebih dari seminggu. Target kita sangat licik, tidak meninggalkan jejak yang mudah diikuti."

Namun, pembicaraan mereka terhenti ketika ponsel Rose berbunyi. Dia segera mengangkatnya.

"Yeobseo," ucapnya singkat. Namun, tak lama kemudian wajahnya berubah. "MWO?! Apa maksudnya?!"

Semua orang di cafe menoleh ke arahnya, membuatnya buru-buru meminta maaf. Setelah menutup telepon, Rose tampak frustrasi.

"Ada apa?" tanya Lisa.

Rose menatap mereka semua dengan ekspresi tak percaya. "Kita semua, Agent-X dan BTS, harus tinggal dalam satu rumah selama misi ini berlangsung."

"Apa?!" seru mereka bersamaan.

---

AGENT-X [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang