Penyusupan ke Lab Bawah Tanah

2.9K 223 1
                                    

Hutan Pinggiran Kota, 03:15 AM

Udara malam semakin dingin. Athena menatap ke sekeliling, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat. Tim mereka masih berada di dalam gudang tua, beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang yang menegangkan.

Di sudut ruangan, Hera mengetuk-ngetukkan jarinya di layar tablet, mencoba meretas sistem keamanan musuh. Layar berkedip sesaat sebelum peta digital muncul.

"Aku menemukannya," gumamnya, matanya tajam memindai informasi di layar. "Ada sebuah fasilitas bawah tanah sekitar dua kilometer dari sini. Ini bukan sekadar gudang biasa—aku yakin ini adalah salah satu laboratorium utama tempat mereka mengembangkan proyek Titan."

Athena mendekat, membaca informasi yang sama. "Bagaimana kita bisa masuk?"

"Keamanan mereka ketat," jawab Hera. "Tapi ada jalur pembuangan limbah yang mengarah ke dalam. Jika kita bisa menyusup dari sana, kita bisa masuk tanpa ketahuan."

Jin menyilangkan tangan, ekspresinya masih menyiratkan ketidakpercayaan. "Dan bagaimana kita bisa yakin bahwa ini bukan jebakan?"

"Kita tidak bisa," jawab Athena tegas. "Tapi ini satu-satunya cara untuk menghentikan proyek Titan sebelum mereka bergerak lebih jauh."

Suga, yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. "Baiklah. Kalau begitu, kita butuh strategi yang matang. Ini bukan sekadar menyusup—kita juga harus keluar hidup-hidup."

Semua orang mengangguk setuju.

---

Dua puluh menit kemudian, mereka bergerak dalam formasi yang terlatih. Athena memimpin di depan bersama Tae dan Jimin, sementara Suga dan J-Hope berjaga di belakang. Jungkook membawa peralatan khusus, siap untuk membuka jalan masuk.

Saat mereka mendekati lokasi yang ditandai Hera, mereka melihat pagar kawat berduri setinggi tiga meter dengan kamera keamanan di setiap sudutnya.

"Ada sensor gerak," bisik Artemis, matanya menyipit saat mengamati area sekitar.

Hera meraih tablet dan mulai bekerja. "Beri aku waktu satu menit... Aku akan mematikan kamera dan menonaktifkan sensor sementara."

Athena memberi isyarat kepada yang lain untuk menunggu. Napas mereka tertahan, detak jantung semakin cepat.

"Sekarang!" kata Hera.

Jungkook segera bergerak, menggunakan alat pemotong laser untuk membuka jalur di pagar kawat. Satu per satu, mereka menyelinap masuk.

Mereka bergerak ke arah terowongan pembuangan yang disebut Hera. Itu adalah lubang sempit dengan pipa-pipa tua berkarat di sekelilingnya.

"Baunya mengerikan," desis Afrodit, menutup hidungnya.

"Lebih baik bau ini daripada peluru menembus kepala kita," balas Suga dengan nada datar.

Mereka merangkak masuk satu per satu, menyusuri lorong yang semakin menurun ke dalam bumi. Setelah sekitar lima menit, mereka tiba di sebuah ruangan besar dengan ventilasi udara berembun.

"Kita sudah di dalam," kata Athena. "Mulai dari sini, kita harus lebih berhati-hati."

---

Lorong di depan mereka berwarna abu-abu metalik, dengan lampu merah berkedip di sepanjang dinding. Mereka bergerak cepat dan senyap, berhenti hanya ketika mendengar langkah kaki di kejauhan.

Jimin memberi isyarat agar semua bersembunyi. Seorang penjaga berjalan melewati lorong, tidak menyadari keberadaan mereka. Setelah dia berlalu, mereka melanjutkan perjalanan.

Di ujung lorong, mereka menemukan sebuah ruangan besar berisi layar monitor dan tabung-tabung kaca raksasa. Di dalamnya, ada manusia—atau sesuatu yang mirip manusia—tertidur dalam cairan berwarna kehijauan.

J-Hope menelan ludah. "Apa-apaan ini?"

Athena mendekati salah satu tabung dan membaca label di bawahnya. Matanya melebar.

"Ini adalah uji coba proyek Titan," katanya pelan. "Mereka mengubah manusia menjadi senjata biologis."

Namjoon menatap layar komputer di dekatnya, membaca data yang ditampilkan. "Mereka menggunakan virus eksperimental untuk meningkatkan kekuatan fisik dan daya tahan seseorang. Tapi efek sampingnya... mengerikan. Banyak subjek yang kehilangan kesadaran diri dan berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa disebut manusia lagi."

Afrodit menghela napas berat. "Jadi ini yang akan mereka sebarkan ke kota?"

Hera mengangguk. "Dan jika kita tidak menghentikannya sekarang, seluruh dunia bisa berada dalam bahaya."

Athena mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, kita hancurkan tempat ini."

---

Sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, suara alarm tiba-tiba berbunyi.

"Kita ketahuan!" seru Jungkook.

Pintu baja di belakang mereka terbuka, dan sekelompok pria berseragam hitam masuk dengan senjata terangkat.

"Agent-X," bisik Jin.

Salah satu pria bertubuh besar melangkah maju. Wajahnya tanpa ekspresi, tetapi matanya penuh ancaman.

"Permainan sudah berakhir," katanya dingin. "Kalian sudah terlalu jauh."

Athena tidak membuang waktu. Dengan satu gerakan cepat, dia melemparkan pisau kecil ke arah pria itu, tetapi pria itu hanya miring sedikit dan menghindar dengan mudah.

"Serang!" teriak Namjoon.

Pertempuran pun pecah.

Artemis melesatkan anak panahnya, menghantam salah satu agen di bahu. Jimin berkelahi dengan tangan kosong, menangkis pukulan lawannya dengan lincah. Sementara itu, Suga dan J-Hope menembakkan senjata ke arah musuh yang mencoba mengepung mereka.

Athena berhadapan langsung dengan pemimpin mereka. Pria itu menyerangnya dengan kecepatan luar biasa, tetapi Athena berhasil menghindar dan membalas dengan tendangan kuat ke dadanya.

Namun, pria itu hanya tersenyum. "Kau kuat," katanya. "Tapi tidak cukup."

Dengan satu gerakan cepat, dia meraih lengan Athena dan melemparkannya ke dinding dengan kekuatan yang hampir tidak manusiawi. Athena mengerang kesakitan.

Artemis melihat itu dan segera menarik busurnya. Tetapi sebelum dia bisa melepaskan tembakan, pria itu sudah berada di depannya, merobek busurnya dengan tangan kosong.

"Ini buruk," gumam Jin, menghindari pukulan dari lawannya.

Namjoon menatap sekeliling, mencari cara untuk mengakhiri pertempuran ini sebelum semuanya terlambat. Kemudian matanya menangkap sesuatu—sebuah panel kontrol di dinding dengan tulisan "Self-Destruct".

"Tempat ini bisa kita ledakkan!" serunya.

Hera segera berlari ke arah panel tersebut, menghindari peluru yang beterbangan. Dengan tangan gemetar, dia mulai mengakses sistem.

"Kita punya dua menit sebelum semuanya meledak!" katanya.

Athena, meskipun terluka, bangkit dan menatap musuhnya. "Kalau begitu, kita keluar dari sini."

---

Tim segera mundur, melarikan diri melalui lorong yang sama tempat mereka masuk. Agent-X mencoba mengejar, tetapi saat timer di panel mencapai nol, ledakan besar mengguncang seluruh fasilitas.

Bumi bergetar, dinding-dinding runtuh, dan api mulai menjalar ke segala arah.

Satu per satu, mereka berhasil keluar dari terowongan, terengah-engah tetapi selamat.

Mereka berdiri di atas bukit, menyaksikan laboratorium bawah tanah itu tenggelam dalam api.

"Ini belum selesai," gumam Athena, menatap ke kejauhan.

Namjoon mengangguk. "Kita baru saja memulai perang ini."

Dan di kejauhan, sosok misterius berdiri di balik bayangan, menyaksikan mereka dengan tatapan tajam.

D.A. baru saja menyadari keberadaan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGENT-X [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang