Sarapa #3

247 3 0
                                    

                                  ***

Saat ini Safaya sedang membersihkan kamar mandi sebagaimana yang Pak Galih perintahkan padanya. Dengan keadaan kamar mandi yang sangat kotor seperti tidak pernah dibersihkan sama sekali. Maklum saja, karena sebagian pemakainya tidak telaten menggunakannya.

"Aduh mamaaa!!! Kapan bersihnya kalo lantainya aja sampe gak keliatan begini. Ini yang pake kamar mandi siapa sih? Bikin orang susah aja,"
Safaya terus saja menggerutu sambil menyapukan pembersih lantai di setiap bagian yang terlihat kotor. Untung saja ia sedang berada sendirian di dalam kamar mandi itu, sehingga ia tidak takut atau merasa malu mengoceh seperti orang kesurupan. Bayangkan saja jika ada salah seorang di sana yang tiba-tiba mendengar ocehannya, sudah pasti ia di sangka orang gila. Haha.

Sudah setengah jam Safaya berkutat dengan ember dan pengepelannya, terlihat keringat membasahi dahinya. Ingin rasanya beristirahat sejenak hanya untuk mendudukkan badannya yang sudah terasa kaku. "Yaa ampun, ini badan gue rasanya pada patah semua gara-gara ngepelin lantai yang gak selesai-selesai."

"Eh bego, gimana mau selesai kalo lo ngepelnya cuma di satu tempat aja," Safaya menoleh ke sumber suara, dan mendapati seorang cowok bermata biru sedang bersandar di pintu kamar mandi dengan tangan yang menyilang di dadanya.

"Apa?" Cowo itu kembali bersuara.

"Arsya," ucap Safaya. "Lo ngapain disini huh?" Safaya menatap tajam kearah Arsya yang bersikap santai.

"Menurut lo?" tanya Arsya datar.

"Gue tau. Pasti lo mau minta maaf kan?" Safaya menaik turunkan alisnya sambil menunjuk kearah Arsya.

"Huh," Arsya mengernyitkan alisnya. "kepedean banget sih lo!"

Safaya tampak bingung. "Terus lo mau ngapain kesini? Mau pake kamar mandi?! Ga liat apa gue lagi bersihin. KELUAR LO CEPET!!! Safaya mendekat ke arah pintu dan berniat mendorong tubuh Arsya agar keluar dari sana. Namun, saat Safaya melangkah, tiba-tiba saja kakinya terpeleset karena lantai yang agak licin. Arsya yang melihat kejadian itu refleks langsung menangkap tubuh Safaya.

Keduanya terdiam

1 detik

2 detik

3 detik

Sampai sebuah suara mengejutkan keduanya. "Sayang!!" Arsya menoleh dan terlihat seorang cewek tengah berdiri dengan amarah yang membara melihat kejadian itu. Tanpa basa-basi, Arsya langsung menghempaskan tubuh Safaya dengan cepat.

"Aduhh pantat gue. Arsya lo gimana sih?!" Safaya meringis kesakitan karena tiba-tiba dijatuhkan. Namun, cowo bermata biru itu tidak memperdulikan nasib Safaya lalu beranjak pergi meninggalkannya yang masih tergeletak di lantai untuk menyusul cewe tadi.

"Ihh gimana sih?! Dia yang jatuhin, dia yang ninggalin," gerutu Safaya sambil mengusap-usap bokongnya yang terasa nyeri akibat terjatuh di lantai.

"Awas aja nanti kalau ketemu, bakalan gue abisin tuh cowok."

                                 ***

Bell istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan setelah lama belajar.

"Faya ada ga?" tanya Tari pada cowok yang tengah berdiri didepan pintu.

"Safaya maksud lo?" Cowok itu balik bertanya dan Tari pun mengangguk.

"Ada tuh, di dalem," jawab cowok itu sambil menunjuk ke arah meja Safaya.

Sahabat Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang