Please, I Need to Grow Faster! (4)

106 17 4
                                    

Minji melangkah keluar dari ruang guru. Raut wajahnya tidak dapat terbaca. Sofia yang sedari tadi menunggu sahabatnya dengan sabar segera menghampiri Minji.

"Bagaimana?" tanya Sofia harap-harap cemas.

Minji mengarahkan pandangannya ke Sofia. Tanpa banyak bicara, ia memberikan selembar kertas di tangannya. Tulisan di sanalah yang membuat gadis itu terdiam hingga kini. Ia masih terkejut dengan hasil pengumuman. Minggu lalu ia mengikuti kompetisi sains tingkat nasional. Siang ini pengumuman pemenangnya sudah keluar. Maka dari itu, pembimbingnya memanggil Minji ke ruang guru.

"Kwak Minji! Congratulations!"teriak Sofia sambil memeluk tubuh sahabatnya yang masih mematung. "You're doing great!"

Minji membalas pelukan singkat Sofia dan melepaskannya. Ia kembali membaca tulisan di ketas itu sekali lagi. Senyuman lebar kini tersungging di wajahnya.

"Aku tidak percaya! Kau kan tahu selama ini aku lebih banyak fangirling daripada benar-benar belajar," senyuman Minji menghilang sedetik kemudian. "Jangan-jangan aku sedang bermimpi."

Sofia menarik keras-keras kedua pipi sahabatnya itu. Minji mengaduh keras. Gadis bermarga chwe itu hanya menunjukkan seringai polos sambil menghindari pukulan Minji. "Kau tidak bermimpi, Minji-ya. Kau pantas mendapatkan ini karena kau benar-benar pintar. Ralat. Cerdas."

"Gomawo, Sofia," jawab Minji tersenyum tulus. "Aku harus benar-benar belajar untuk lomba tahap berikutnya. Tiga bulan lagi aku akan berangkat ke Itali. Selama tiga bulan itu juga aku akan dikarantina untuk persiapan lomba."

"Mwo?! Tiga bulan?!" Sofia memekik kaget. Minji hanya mengangguk pelan. Raut wajahnya berubah sedih. Sofia menepuk-nepuk bahu Minji memberi sahabatnya itu semangat. "Semangat! Kau pasti bisa melaluinya. Jangan dijadikan beban ya. Belajarlah yang benar selama karantina. Kau tidak harus pulang membawa medali, nikmati saja pengalaman selama lomba disana."

Minji mengerutkan keningnya. "Bukan masalah itu yang aku khawatirkan."

"Apa?"

"Kalau dikarantina, pasti waktu untuk fangirling menjadi lebih sedikit karena selalu diawasi 24 jam. Kau bisa membayangkan asupan oppa-oppa ku akan berkurang selama tiga bulan?"

Sofia menjitak kepala sahabatnya dengan kesal dan berjalan meninggalkan gadis itu di belakangnya. Dia pikir Minji akan khawatir karena selama tiga bulan akan "terkurung", ternyata gadis yang kelewat cerdas itu malah mengkhawatirkan hal lain. Bagaimana Sofia tidak kesal coba? Minji hanya terkekeh pelan sambil berusaha mengejar Sofia.

"Sofia Chwe, tunggu aku!"

---

Minji menunggu Hansol dengan gelisah. Kedua tangannya memain-mainkan ujung dress-nya hingga kusut. Hatinya masih dag-dig-dug tidak beraturan.

Siang ini adalah hari terakhir Minji berada di Korea. Ia akan terbang ke Italia besok malam sebagai perwakilan Korea Selatan dalam kompetisi sains tingkat internasional. Minji mendapatkan waktu libur selama tiga hari sebelum hari keberangkatannya. Ia sudah menghabiskan dua hari pertama liburannya dengan kembali ke Hongdae untuk bertemu dengan keluarganya dan juga Sofia. Namun entah bagaimana dan tahu darimana, Hansol malah mengajaknya pergi makan siang berdua saja hari ini. Bisa dibayangkan segugup apa Minji ketika mendapat pesan ajakan dari Hansol.

Mereka telah selesai menghabiskan hidangan utama masing-masing. Kini Hansol sedang berada di toilet. Kepergian Hansol memberikan sedikit ruang untuk Minji agar dapat bernapas sejenak.

"Kau tidak lama menunggu kan?" tanya Hansol sembari duduk kembali di kursi hadapan Minji.

Minji mengangkat wajahnya. Ia menemukan Hansol sedang tersenyum memandanginya. Blush. Kedua pipi gadis itu memerah.

[SVT FF Series] Please, I Need to Grow Faster!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang