[Sepuluh]

2.9K 513 58
                                    

(Biasakan Vote sebelum membaca)

Cesha mengerjap, berkedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk pada pupil matanya.
Tepukan pelan di pipi membuat gadis itu meringis, kemudian menggeliat kecil.

"Chae bangun"

Ia tersentak, tubuhnya menegak melihat Dino Panji dan Ujin sudah ada didepannya.

"K-kalian disini? Kok bisa?"

Chae langsung nyerocos begitu saja,
Kemudian tersadar dirinya masih ditempat yang sama. Apalagi lemari itu, Chae bergidik ngeri mengingat sosok semalam yang nyaris membuatnya gila.

Sosok hantu tanpa kepala...

Mengingatnya saja, Lututnya langsung dibuat lemas seketika...

Sialan sialan. Isi kepalanya mendadak kosong melompong. Ayolah Cesha berpikir cepat apa yang bisa kau lakukan sekarang!.

"Chae tadi malem gue liat lo di koridor!" kata Dino sudah heboh sendiri. Chae menoleh, seketika mengerutkan alis.

"Gue?"  Chae menunjuk dirinya sendiri.

"HOOH!"

Gadis itu diam sebentar tak langsung menjawab. Tunggu... Ada yang ganjal disini.

"Kalian emangnya dimana?"

"Di toilet cewek jir!" Panji sudah mendengus.

Fauzin tiba-tiba nyeletuk, membuat Chae langsung terperangah kaget. "Ada mayat disana"

"Demi apa?!!"

Gadis tomboy itu luar biasa terkejut. Bola matanya terbuka lebar, ada rasa bimbang terselip disana.

Mayat katanya?...

God! Apa jangan-jangan jasad hantu laki-laki tadi malam?

Chae refleks menelan ludah. "L-laki laki?"

"Perempuan!" ralat Dino, membuat Chae sungguh-sungguh ingin menjerit.

Astaga. Ia ingat betul sosok tadi malam itu mengenakan celana abu-abu, dan lagipula... tubuhnya kekar, terlalu maskulin untuk seorang wanita.

Kalau memang mereka sosok yang berbeda? Lalu akan ada berapa banyak hantu yang berkeliaran ditempat ini?!

"Gila!" gumam Chae begitu saja.

Fauzin diam saja tak menyahut. Cowok itu malah mengedarkan pandangan. Tadi malam ia berhasil keluar dari toilet lewat lubang ventilasi. Semoga saja Ujin bisa melakukan hal yang sama disini!.

Tapi pergerakannya terjeda ketika suara melengking Chae menggema diruangan.

"MANA ARIN?!" fauzin ikut tersentak, mendelik chae yang mendadak gelisah.

Chae langsung berdiri. Entah kenapa, beberapa detik yang lalu gadis itu malah bengong dengan tatapan kosong. Beda dengan sekarang yang wajah nya kentara sekali kalut!.

Chae melotot tak suka. Dino, Panji, dan Fauzin malah diam saja. Gadis itu membuang nafas, lantas berlari ke salah satu sudut ruangan tepatnya lemari kayu reyod yang sudah menghantuinya tadi malam.

Chae tak peduli, mau hantu itu kembali memunculkan diri atau melambai padanya lagi, terserah. Ini siang hari, seharusnya Chae bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin guna menghadapi malam nanti.

Hospital Games [ 99Line ] New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang