Ketika aku duduk rame-rame dengan teman-teman se-genk di kantin, Bu Yuni menyuruhku untuk fotocopy daftar nilai di kantor. Ugh, sia-sia usahaku menghindar dari Kak Re hari ini. Karena di sekolah, Kak Re lah yang biasa melayani untuk fotocopy. Berarti aku mau nggak mau harus ketemu Kak Re juga. Pas sudah sampai di kantor, aku Cuma bilang fotocopy, sedetikpun tidak memandang wajahnya. Lalu katanya, "Tinggal aja dulu. Masih antri soalnya.". Tanpa basa-basi aku langsung meninggalkan kantor. Benarnya nggak sopan juga. Tapi kali ini aku nggak peduli sama etika kesopanan kalau berhadapan sama Kak Re. Soalnya aku benar-benar sakit hati. Setengah jam kemudian, aku mengambil fotocopyan itu. Aku juga nggak bilang makasih sedikitpun. Dan saat aku membaca mading, Kak Re kebetulan lewat dan memegang pundakku seraya bertanya,"Nggak pulang tah?". Tapi aku sama sekali menggubrisnya. Benar-benar bukan sikap murid pada umumnya. Yah...Cinta ini juga tidak semestinya. Hari pertama setelah aku putus dengan Kak Re begitu berat bagiku. Malamnya aku langsung sms supaya besok bisa ngomong sebentar cuma buat ngejelasin masalah ini.
Berhari-hari aku sudah berusaha nyempetin waktuku buat ngomong sama Kak Re. Karena ku ngrasa ada yang masih tertinggal di hatiku kalau aku nggak ngomong langsung sama Kak Re. Tetapi berhari-hari juga Kak Re sibuk. Jadi gak ada waktu buat ngomong sama aku.
Ya beginilah akhir kisahku dengan Kak Re. Yang hanya menyisakan puing-puing hati yang sudah hancur. Tak terasa seminggu lebih kulalui tanpa Kak Re. Entah kenapa bayangan Kak Re masih menghantui hari-hariku. Mimpiku selalu dipenuhi kehadiran Kak Re. Semuanya tentang Kak Re belum bisa hilang dari hatiku. Aku sudah berusaha mencobanya. Rupanya sia-sia. Aku benar-benar masih sayang Kak Re.Sekian ,, Happy reading
BTw next episode bakal seru lagi kalo menurut kalian seru!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga cinta
RomanceSenyuman terindah adalah ketika kita tersenyum walaupun hati tersakiti